1

63 37 27
                                    


Drrttt drrtt

  Entah sudah berapa kali posel itu bergetar, namun sang pemilik tak kunjung bangun. Beberapa menit kemudian posel itu bergetar lagi, sang pemilik ponsel itu tergerak, bertanda akan bangun

  Ia Raniya. Raniya Gema Veera, pemilik ponsel itu. Raniya merasa terganggu, ia bangun dari tidur nya dengan malas mengambil pomsel nya lalu mematikan alarm yang sedari tadi berbunyi.

  Raniya melihat ponsel nya dan terpampang jam yang menunjukkan pukul 06.30.

  Beberapa detik kemudian Raniya terperajat dari kasur nya, ia buru buru mengambil handuk dan berlari menuju kamar mandi. Ia telat, Raniya meruntuki dirinya ini

  "Aduh kenapa bisa telat bangun siii" Kesal nya pada diri sendiri

  "Ah ini kaus kaki mana lagi kembaran nya!" Dengan kesal ia pun melepas kaus kaki yang tadi ia sudah gunakan sebelah. Habisnya ia kesal, dari pada ia terlambat mencari sang kembaran kaus kaki nya mending ia ke sekolah tanpa menggunakan kaus kaki. Memang barang kalau lagi urgent pasti ada saja yang menyusahkan

  "Semoga saja masih ada angkot" Harap Raniya. Ia pun berjalan ah lebih tepat ny berjalan cepat, agar ia tak ketinggalan angkot.

  Sesampainya di depan gang, ia langsung melihat ke kanan dan ke kiri. Mencari keberadaan angkot yang biasa lewat, namun nihil tak ada yang lewat. Raniya cemas melihat jam di ponsel nya, tanpa pikir lama ia pun lari menuju sekolah nya.

***

  Sekuat apapun Raniya berlari namun cape nya tak berbalas apapun. Ia sudah sampai di sekolah, namun sial nya gerbang sekolah nya sudah di tutup

  Raniya meruntuki dirinya, ia sudah memohon pada penjaga gerbang sekolah agar membiarkan nya masuk, namun nihil hasilnya.

"Huaa hari ini gue sial banget. Udah bangun kesiangan, tertinggal angkot, sekarang telat sekolah. Aaa apa lagi nanti" Kesal nya

"Tumben banget ibuk bendahara telat" Ucap seseorang pria tiba tiba dengan nada sedikit meledek

  Raniya agak kaget, namun langsung ia netralkan dengan ekspresi biasa.
"Seterah gue lah, lagian lu juga telat" Sahut Raniya

  "Heran gue sama lu, udah tau punya ke ahlian kenapa gk di gunain" Ucap orang tersebut. Raniya heran dengan apa yang pria itu katakan

  "Nih ya, lu kan kalo di kelas tuh bacot ny kek toa masjid udah gitu bacot lu kek emak emak. Kenapa gak lu gunain buat minta gerbang di buka" Lanjut pria tadi

  Raniya kesal akan penuturan pria itu, lalu ia bangkit dari duduk nya
"Maksud lu apa bilang bacot gue kayak emak emak, suara gue kek toa!!. Ohh lu mau--" Belum Raniya menyelesaikan protesan nya pria itu sudah dahulu memotong omongan nya

"Baru juga gue bilang, tuh suara toa lu udah keluar" Ucap pria itu "udah lu mau masuk gk?" Lanjut pria itu

  "Mau masuk gimana, mata lu buta. Itu gerbang udah di tutup, kalo bisa masuk juga dari tadi gue udah gak disini" Ucap Raniya agak kesal

"Dih mau di bantuin juga, malah esmosi. Kalo gak mau masuk yaudah, gue masuk duluan ya. Dadah ibuk bendahara" Pria itupun berjalan ke arah samping sekolah nya, meninggalkan Raniya yang bingung ingin mengikuti nya atau tidak

  Raniya pun memutuskan untuk mengikuti Aksa, dari pada ia pulang kan. ya pria yang sedari tadi berbicara pada Raniya adalah Aksa, Aksa Negam Ardiaz. Aksa adalah teman sekelas Raniya, pria yang menurut Raniya paling menyebalkan di kelas.

  "Ngikut juga kan lu" Ucap Aksa yang sadar bahwa Raniya mengikuti nya dari belakang. Merasa tak ada jawaban Aksa pun hanya terkekeh kecil, sangat kecil

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang