Robi benar-benar menyesal sudah memarahi Naila. Ia sama sekali tak bermaksud untuk memakinya sekasar itu. Naila hanya beli pie susu dan gelang, seharian menunggu di kamar lalu sakit. Robi juga tak memberinya sepatu yang layak sampai Naila memakai sandal hotel yang tipis itu kemana-mana. Baru ini Naila tampak ceria setelah dari rumah sakit dan Robi merusak semunya.
Naila minum obat dan vitaminnya lalu tidur memunggungi Robi. Ia masih sedih dan sakit hati pada ucapan Robi. Robi juga tak mengajaknya bicara setelah memakinya tadi.
"Besok kita beli sepatu sendiri buat kamu," ucap Robi.
Naila diam tak ingin menjawab ucapan Robi yang berusaha berbaikan dengannya. Naila masih ingat betapa keras dan menyakitkannya makian Robi padanya tadi hanya karena ia menerima hadiah dari mertuanya.
Robi ikut memunggungi Naila. Robi merasa dirinya tak sepantasnya membujuk dan merayu Naila agar semuanya bisa baik lagi. Robi berusaha meyakinkan dirinya kalau ia tidak salah dan sepantasnya Naila ia marahi seperti tadi.
Tapi sudah hampir satu jam Robi berusah memejamkan matanya dan tidur. Tapi ia sama sekali tak dapat memejamkan matanya. Sementara Naila sudah terlelap karena lelah menangis dalam diam. Robi ingin di peluk dan di elus-elus Naila seperti biasanya. Tidak masalah tidak bercinta dulu, tapi Robi suka dan sangat nyaman saat tidur sambil di peluk dan di elus-elus Naila. Robi sangat menginginkan itu.
Robi melirik ke arah Naila yang tertidur dengan begitu tenang. Sesekali Naila terisak meskipun ia tetap tidur dengan nyenyak dan tak banyak bergerak. Robi jadi merasa menyesal kembali. Coba saja tadi ia tidak marah dan bisa mengontrol emosinya. Pasti sekarang ia bisa tidur sambil di peluk dan di elus-elus Naila.
Robi ingin memeluk Naila duluan tapi Robi takut membangunkannya. Apa lagi Naila mudah sekali bangun dan belum pernah terlihat tidur benar-benar nyenyak sejak bersama Robi. Robi akhirnya memutuskan untuk menunggu sampai Naila berubah posisi dan mendekat ke arahnya. Bahkan Robi sengaja menyingkirkan guling yang membatasi mereka.
Naila! Ayo berguling! Berguling dan peluk suamimu ini! Batin Robi berusaha menggunakan telepati padahal ia tak bisa melakukan telepati.
Waktu menunjukkan jam 00:30 dan Robi masih belum bisa tidur. Baru kali ini Robi begadang tanpa melakukan apapun selain memandangi teman tidurnya. Robi jadi kesal sendiri dengan dirinya karena secara tidak sadar jadi mengemis sendiri pada Naila. Padahal bagi Robi harusnya Naila yang memohon padanya.
Tapi belum ia kembali emosi, Naila merubah posisinya... Dan hap... Naila meletakkan tangannya di perut Robi lalu mengelusnya sebentar dan kembali tidur.
Robi tersenyum senang. Kan bener dia yang butuh aku! Batin Robi tak mau mengalah dan menurunkan egonya. Robi ikut memeluk Naila perasaannya kembali tenang karena Naila memeluknya meskipun tidak mengelusnya itu susah cukup membuat Robi nyaman.
Naila membuka matanya karena merasakan tubuhnya yang tiba-tiba di peluk Robi. Ia hanya pasrah meskipun masih ingin marah tapi Naila juga merasa nyaman dan tenang tidur dalam dekapan suaminya.
Cup! Naila mengecup pipi Robi. Robi membalas dengan mengecup kening Naila. Lalu keduanya terlelap sambil saling memeluk seolah tak terjadi apapun sebelumnya dan Robi juga melupakan perasaannya yang minta selalu di puja-puja begitu Naila mengecup pipinya.
●●●
Pagi-pagi setelah Naila solat subuh dan sikat gigi. Robi masih tidur meskipun begitu ia menyadari Naila tak di sampingnya lagi ia langsung bangun mencarinya. Sekarang sudah bukan ponsel lagi yang menjadi kebutuhan Robi tapi Naila.
"Udah dulu ya Bu, Mas Robi bangun. Kayaknya nyariin aku... Nanti kalo aku pulang aku kabarin... " ucap Naila lalu kembali naik ke tempat tidur.
"Maaf ya kemarin aku marah-marah... " ucap Robi sambil menarik Naila ke dalam pelukannya.
Naila mengangguk pelan lalu mengelus dada Robi yang memeluknya.
"Nanti kita beli sendiri saja sepatu buat kamu, ga usah pakek yang dari papa. Aku pengen kalo kamu butuh apa-apa bilang aku. Jangan bilang orang lain... Kalo kamu cuma mau belanja sepatu aku bisa kasih. Mau seberapa banyak aku kasih..."
"Tapi aku ga minta Mas, itu papa sendiri yang kasih. Aku juga ga tau kenapa tiba-tiba di kasih... Aku ga pernah minta... " ucap Naila jujur sambil menatap Robi.
Robi menghela nafas. "Yaudah pokoknya apa aja minta ke aku. Aku suamimu. Ga usah sungkan," ucap Robi.
Naila tersenyum lalu mengangguk dan mencium bibir Robi yang di sabut dengan lumatan oleh Robi. Nafas Robi menderu sambil mumat bibir istrinya dan memasukkan lidahnya untuk menjelajah di dalamnya atau beradu lidah dengan Naila agar bisa menghisap lidahnya.
Naila yang ada dalam dekapan Robi sudah pasrah dan siap bila kegiatan hari ini harus di awali dengan morning sex.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heir Baby [Tamat] ✔
RomanceNaila Faizan, gadis yang baru lulus SMA di jual oleh ayahnya untuk membayar hutang dan mempertahankan bisnis mebel yang ia kelola pada Robi Suandakni. Calon pewaris FS Group yang memang sedang memerlukan wanita untuk melahirkan calon pewarisnya kela...