Bab 8

10.5K 464 3
                                    

Robi tak menyentuh Naila lagi setelah ia bingung pada perasaannya. Pagi-pagi juga Naila demam jadi Robi khawatir bila istrinya itu terlalu kelelahan dan akan berpengaruh pada kondisi kesuburannya. Tak hanya itu Robi juga merasa mulutnya masih tak bisa merasakan rasa dengan normal. Nafsu makannya juga berantakan meskipun saat Naila makan dan ia minta di suapi rasanya jadi lebih baik. Ia tetap jadi tak berselera berhubungan intim dulu.

"Mas kalo pengen makan di suapin tu bilang aja, jangan marah-marah orang-orang jadi takut ke kamu..." ucap Naila menasehati Robi setelah menyuapinya.

"Emang rasanya gak enak kok tadi! Aku yang kamu marahin... " omel Robi tak mau kalah.

Naila menghela nafas lalu meminum susu dengan asam folat tinggi yang sudah di sediakan pelayan sambil asik chating di grup pertemanannya dulu.

Robi memperhatikan Naila yang tak memperdulikannya setelah makan. Naila tidak bermanja-manja padanya seperti perempuan lain, Naila asik sendiri dengan ponselnya yang ketinggalan jaman. Naila juga tak pernah merayu atau mengucapkan kata-kata yang akan melunakkan hati Robi seperti wanita lain. Bahkan adik tirinya saja berusaha merayunya. Tapi Naila tidak.

"Halo, aku pesan kentang goreng besar sama susu lagi yang coklat ya. Sama es batu," ucap Naila yang beranjak ke telfon untuk melakukan pesanan makanan lagi lalu pindah duduk di Sofa sambil menonton kartun.

"Dasar bocah... " geram Robi pelan. Tapi Robi juga sadar ia tak bisa banyak berharap pada Naila. Apa lagi Naila memang masih bocah.

"Ibu... " panggil Naila sambil menelfon ibunya tak lama langsung asik mengobrol.

Robi menatap Naila kesal karena tak mempedulikannya. Bahkan Naila pindah bersantai di sofa tanpa mengajaknya dan memesan makanan lagi tanpa menawarinya.

"Mas Robi baik kok. Katanya nanti kalo aku hamil boleh dapet kamar sendiri Bu. Jadi nanti kalo ibu ke rumah mas Robi kita bisa tidur sama-sama. Boleh pakek dapurnya juga... " ucap Naila bercerita pada ibunya dengan ceria. "Iya nanti kita bisa masak-masak di rumah. Belanja? Aku belum tanya boleh enggak. Paling juga boleh orang mas Robi sibuk... Nanti aku minta uang jajan deh... " sambung Naila lalu meletakkan ponselnya.

Bila Robi mengira Naila akan merayu dan meminta izin padanya soal belanja dan uang jajan ia salah. Naila pergi membukakan pintu untuk mengambil pesanannya dan membawanya dengan hati-hati kembali ke kamar. Apakah setelah itu Naila merayu Robi? Tentu tidak. Ia asik lanjut menelfon sambil menikmati cemilannya.

"Mas mau?" tanya Naila pelan menawari Robi kentang goreng.

Robi menggeleng ia merasa tersinggung setelah ia pindah ke sofa sendiri tanpa di ajak atau di minta Naila sekarang ia hanya di tawari kentang goreng dan Naila juga tak mematikan telfonnya sama sekali.

"Yaudah semangat ibu, nanti aku beliin oleh-oleh. Pie susu ibu mau kan? Yaudah wa'alaikum salaam... " Naila menyudahi telfonnya.

Robi mendengus berharap Naila akan memperhatikannya setelah itu.

"Susu?" tawar Naila sambil cengar-cengir.

Robi menggeleng jelas menolaknya. Robi ingin komplain pada Naila yang tak memperdulikannya tapi tak lama ponsel Naila berdering. Ada video call dari grup chatingnya.

"Halo guys! Aku lagi liburan! " seru Naila ceria lalu melirik Robi dan mengibaskan tangannya mengusir Robi agar tidak terlihat di video call kali ini.

Robi melotot tau dirinya di usir Naila. Baru kali ini ada perempuan yang tak mau memamerkannya apa lagi sampai mengusirnya. Robi ingin marah tapi ia tak punya dasar yang jelas kenapa harus marah.

"Aku liburan di Bali sama kakakku... " ucap Naila.

Robi mengumpat dengan segala umpatan dalam hatinya. Bisa-bisanya Naila mengatakan liburan bersama kakaknya bukan suaminya. Baru kali ini Robi tidak di akui oleh seorang perempuan. Robi sangat kesal.

"Naila! " bentak Robi yang tak bisa menahan emosinya lagi.

Naila hanya menoleh sambil mengangkat sebelah alisnya. Robi menyaut ponsel Naila dan mematikan sambungan video call nya.

"Apa Mas?" tanya Naila lalu meletakkan ponselnya di atas meja.

Robi ingin memarahi Naila karena tak mengakuinya sebagai suami. Tapi seketika ia mengurungkan niatnya untuk marah kali ini. Ia tak menganggap Naila sebagai istri secara serius, mereka juga menikah hanya agar punya anak. Tak ada yang perlu di pamerkan pada orang lain.

"A-ayo beli oleh-oleh... " ucap Robi gugup dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kita pulang besok?" tanya Naila.

Skak matt! Robi belum ingin pulang besok. Ia masih ingin bulan madu ia hanya bermaksud meminta sedikit perhatian dari Naila.

"I-iya..." jawab Robi berusaha tenang dan meyakinkan.

"Oke deh, aku siap-siap dulu... " ucap Naila lalu mengganti bajunya dan bersiap-siap pergi.

Robi hanya ingin di kamar sambil bermanja-manja dengan Naila bukan pergi belanja mau tidak mau harus bersiap-siap juga. Padahal kepalanya pusing dan Robi tau istrinya sedikit demam.

"Kakak... " panggil Bella yang tiba-tiba datang ke kamar Robi.

"Apa Bel? " saut Robi sambil mengancingkan kemeja pantainya.

"Kakak mau kemana?" tanya Bella manja sambil memeluk Robi dengan manja.

Robi mendengus pelan. Ia berharap Naila yang akan bermanja-manja dengannya seperti ini bukan Bella. "Shopping... " jawab Robi lalu mendorong Bella agar tidak memeluknya dengan manja lagi.

"Apa wanita itu menikahimu hanya karena uang?" tanya Bella soal Naila.

Robi tertawa kecil lalu menggeleng.

"Mas... " Naila sedikit tidak nyaman begitu melihat Bella tapi ia segera tersenyum dan mengambil ponselnya.

"Aku mau ikut. Boleh kan?" tanya Bella pada Robi.

Robi menatap Naila. Naila hanya diam saja. "Boleh... " jawab Robi lalu berjalan keluar bersama Bella yang terus menggenggam tangannya sementara Naila berjalan di belakang mengikutinya bersama asistennya.

Naila lebih mirip seperti pembantu sementara Robi dan Bella adalah pasangan atau majikannya. Tapi Naila tak ambil pusing, toh bagaimanapun juga Robi suaminya. Bella terus berusaha mengalihkan perhatian Robi yang terus melirik ke belakang. Sementara Naila tampak asik bersama asisten yang di pekerjakan Robi untuknya.

Naila berfoto, berpose dan berselfi bersama dengan asistennya. Lalu asik memilih oleh-oleh. Hanya pie susu dan beberapa gelang, asistennya juga di beri gelang yang sama dengannya. Sementara Robi yang membayar belanjaan.

"Kakak, beliin sepatu dong..." pinta Bella manja pada Robi setelah membayar oleh-oleh yang di beli Naila.

"Mas, aku ke kamar ya... " ucap Naila yang tiba-tiba pusing.

"Ayo kak... " rengek Bella sambil menarik tangan Robi sementara Robi terus memperhatikan Naila yang berjalan bersama asistennya kembali ke kamar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heir Baby [Tamat] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang