⚡️Dear Enemy⚡️ Oh Sehun (3)

114 29 2
                                    

Kini Damian dan Qalilah benar-benar terlihat seperti musuh yang saling tak bertegur sapa, biasanya pemuda itu akan menjahili si gadis begitu bertemu maka kini mereka seolah tak saling kenal. Hampir dua minggu mereka bersikap seperti ini, sejujurnya Jethro merupakan pihak yang cukup dirugikan disini. Berada di tengah-tengah permusuhan tentu bukan hal yang membuatnya nyaman.

"Baikan kali. Lu sama Qal tuh mending berantem tiap hari dah daripada diem-dieman gini." ujar Jethro.

"Gak jelas lo. Kalo gue gangguin dia, lo larang. Ini udah sama-sama anteng lo protes lagi." jawab Dami.

"Dam, kayanya gua naksir Qal." aku Jethro tiba-tiba.

"Udah gila lo?" Damian menatap tajam Jethro.

"Lah kenapa?" tanya Jethro cuek.

"Tu orang cewe jadi-jadian! Yang bener aja lo!"

"Dia begitu juga kalau lagi berhadapan sama orang gak jelas kaya lu ini. Dia cewe yang manis kok. Gue suka banget liat dia ketawa."

"Dih." Damian memberikan ekspresi jijik seakan mendengar hal najis. Namun ia jadi berpikir, memangnya seperti apa jika gadis itu tertawa? Kenapa selama ini ia tak pernah memperhatikan hal itu? Hmm, Damian jadi bersemangat untuk melanjutkan aksinya lagi.

Damian telah memiliki beberapa rencana jahil di otaknya, kini ia kembali ke kelas terlebih dahulu ia meletakkan permen karet yang telah ia kunyah sejak tadi pada kursi Qalilah. Lalu duduk dengan baik di kursinya sendiri dan berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

Qalilah, Jessie dan Jethro kembali ke kelas bersamaan, semenjak Jethro menyatakan naksir pada Qalilah pemuda itu tampaknya dengan gencar mendekati gadis itu. Jethro mengambil sesuatu dari rambut Qalilah membuat Damian bergidik geli melihat perlakuan sok manis sahabatnya itu, sedangkan Jessie menyahut usil "Ciee." sahutnya.

Qalilah hanya menepuk sahabatnya itu lalu beralih pada Jethro "Thanks Je."

Jethro hanya membalasnya dengan tepukan di kepala gadis itu. Pelajaran pun dimulai, Damian sudah tak sabar menunggu reaksi gadis itu. Namun belum ada tanda-tanda bahwa Qalilah akan bangkit dari duduknya.

"Sekretaris kelas ini siapa? Tolong isikan tinta spidol ini di ruang guru." titah guru mereka.

"Saya bu." ujar seorang gadis yang sudah bangkit dari duduknya.

"Bu! Qalilah mau jadi relawan!" sahut Damian tiba-tiba.

Membuat Qalilah menoleh cepat ke belakang dan menatap tajam Damian, yang ditatap hanya tersenyum mengejek.

"Oh? Sudah baikan lagi kalian? Ya sudah Qalilah tolong isikan tinta spidol ini."

Qalilah mendengus dan bangkit dari duduknya, pergerakannya tertahan merasakan roknya tak bergerak. Dengan gerakan memaksa Qalilah menarik roknya yang tertahan itu

"Sialan." umpat Qalilah begitu melihat permen karet yang tertempel di roknya.

Sampai Qalilah kembali ke kelas dengan spidol yang sudah terisi belum ada tanda-tanda gadis itu akan membalas perbuatannya membuat Damian mendengus bosan.

Pemuda itu memilih bangkit dan izin pada gurunya untuk pergi ke toilet, tanpa ia sadari Qalilah menyusul setelahnya. Qalilah menunggu di depan toilet sambil mengunyah permen karet yang ia sempatkan beli di kantin tadi dan berusaha membersihkan permen karet yang masih ada di roknya.

Damian sejujurnya terkejut begitu mendapati Qalilah, ia melewati gadis itu begitu saja hingga sebuah panggilan menghentikannya.

"Heh!"

Damian akhirnya berbalik dan memasukkan kedua tangannya pada saku celana.

"Kangen lo sama gue?" tanya gadis itu seraya terus memajukan tubuhnya hingga jarak terkikis diantara keduanya.

Joy to The World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang