Ext. (Jinsoo)

775 73 3
                                    

♡(ӦvӦ。)

Terlihat seorang pria mengejar bocah lelaki yang berlari kian menjauh. "Arjun berhenti atau Ayah akan lempar kamu jika tertangkap!" Teriak Jung.

"Lakukan saja kalau bisa." Teriak anak itu terus berlari hingga menabrak seseorang.

Brughh

"Uncle??" Ucap Arjun sambil mendongkak ke arah pria jangkung itu.

"Hai Arjun, apakah ayahmu ada?" Tanya Arjin.

"Tentu saja ada, bahkan..."

"Arjun mau kemana lagi kamu?!" Arjun segera bersembunyi di belakang tubuh Arjin sambil memegang celana pamannya itu.

"Kak Arjin?"

"Hai Jung, aku ingin mengobrol sebentar apakah kamu punya waktu?" Jung menatap putranya lalu mengisyaratkan untuk mendekat ke arahnya.

"Tidak mau! Ayah jahat hwaa...lihatlah Uncle keponakan mu akan di hukum Ayahnya." Ucap Arjun mengadu membuat Arjin gemas lantas menggendongnya.

"Yasudah akan Uncle lindungi." Arjun pun menjulurkan lidahnya pada Jung sang Ayah.

"CK, anak itu kalau sudah punya tameng tidak akan merasa terancam dasar anak siapa sih dia." Ucap Jung. "Anakmu Jung." Dan Jung tidak bisa menolak itu.

"Pantas saja ngidam Alice berlebihan, lihatlah bentukan jadinya saja merepotkan." Ucap Jung. "Ayah tidak tau saja jika sudah besal bahkan mahkota itu akan dimiliki Aljun." Ucapnya dengan percaya diri.

"Semoga atau tidak akan aku kasih pada Morgan."

"Tidak bisa! Itu milik Aljun." Ucapnya dengan wajah merenggut.

"Ayo Kak kita berbicara di dalam, kebetulan Alice sedang disana bersama Ibu." Arjin mengangguk.

"Ibu...Ibu...Uncle Aljin datang." Teriak Arjun di gendongan Arjin membuat Alice menoleh dan mendapati Arjin Kakak iparnya datang.

"Ah Kakak datang, sendiri?" Arjin mengangguk.

"Ada keperluan dengan Jung." Alice mengangguk dan meminta Arjun berpindah padanya, anak itu langsung berjalan saat dekat dengan Jung ia segera berlari namun tetap saja pantat itu di dapati sang ayah.

Plakk

"Hwaa...Ayah jahat Ibu." Alice terkekeh.

"Sudah Ayahmu bilang jangan bermain di ruang kerjanya sayang kamu sendiri tidak mendengarkan sampai pekerjaannya rusak, sekarang Ibu tidak bisa membela." Arjun cemberut mendengarnya tapi memang ia sangat menginginkan bermain kapal-kapalan terbang dan tidak sengaja melipat kertas penting.

"Hiks..." Alice pun membawa Arjun pergi sambil sesekali mencium pipinya agar berhenti menangis.

"Ada apa Kak?"

"Bagaimana cara kalian membagi waktu, termasuk kamu Jung bagaimana membedakan pekerjaan dan keluarga?" Mendengarnya Jung tersenyum ternyata kedatangan Kakaknya ingin memperbaiki caranya.

"Tentu saja dengan mementingkan keduanya." Mendengar itu Arjin bingung.

"Apa maksudmu Jung bukankah itu sulit, jika keduanya penting kita akan sulit memilih?" Jung terkekeh.

The Queen's Poison (Lizkook/Jinsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang