° Thanks for the Second chance

515 72 0
                                    

"Ku pikir kau pergi ke makam Izana? Apa yang kau lakukan disini?"

Suara maupun sosoknya sudah sangat lama (Name) cari-cari. Kerinduannya akan sosok itu mengangkat kembali kenangan-kenangan lama yang telah usai dan tidak akan terulang kembali.

Kini Kakucho tengah berdiri dibelakangnya, gadis itu hanya sedikit menoleh membuat sang adam memiringkan kepalanya bingung.

Aku tidak ingat dia mengenakan pakaian yang seperti itu.

"Ah, Kakucho." suara sang gadis terdengar sedikit bergetar. Entah mengapa ia memilih untuk tidak mengatakan kebenaran dan mulai memainkan peran aneh.
"Ya, e-hmm.. Ya, aku baru saja kembali." jawabnya.

(Name) membalikkan posisinya dan menghadap Kakucho seraya tersenyum, senyuman itu begitu tipis namun terlihat tulus hingga membuat kedua kelopak matanya menutup.

Kakucho terdiam.

Ia seakan melihat sosok yang berbeda didalam tubuh seseorang. Namun entah mengapa perasaan yang ia rasakan saat ini benar-benar hangat. Rasanya.. sudah sangat lama di waktu yang singkat.

Kakinya perlahan berjalan menghampiri, kedua tangannya terbuka lebar diiringi senyuman manis yang memanggil sang hawa. Kakucho lantas memeluknya.

"Akhirnya.. akhirnya aku bertemu denganmu lagi."

Gadis itu sempat terdiam mencoba mencerma ucapan Kakucho barusan.

"Terima kasih, (Name)-san. Terima kasih sudah kembali. Aku selalu menunggumu. Aku tahu, di dimensi apapun itu, dimanapun kau berada, kau pasti akan kembali."

Ungkapan yang baru saja (Name) dengar sudah cukup memancing air mata itu untuk keluar. Gadis itu sempat menahannya namun gagal, beberapa saat kemudian ia langsung membalas pelukan Kakucho dan menangis dengan kencang.

Kakinya terasa lemah, ia langsung terduduk dengan Kakucho yang masih memeluknya dengan erat.

Mereka yang asli.. akhirnya kembali dipertemukan.

Namun kini hanya ada mereka berdua. Karena Izana telah pergi terlebih dahulu bahkan tanpa mengucapkan salam perpisahan sedikitpun dengan (Name) si penghuni asli dimensi ini, kekasih Izana yang sebenarnya.

"Maafkan aku, aku tidak dapat melindunginya." Kakucho lantas berucap sembari menghapus tetesan air mata yang masih tersisa dipipi sang gadis.

"Tidak ada yang bersalah disini. Aku.. maupun kau. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana selanjutkan takdir memperlakukan kita." balas (Name).

Bagaimanapun juga semua ini memang diluar kendali mereka. Bagaimana takdir akan berlaku kedepannya tidak ada yang tahu, bahkan terkaan sekalipun belum tentu benar.

Namun apa yang sudah terjadi maka terjadilah, yang telah berlalu tidak dapat terulang kembali. Sama halnya dengan kematian seseorang, dan itu mengartikan bahwa kini hanya ada mereka berdua. (Name) dan Kakucho.

Mereka hanya dapat menyiapkan diri akan apa yang terjadi selanjutnya. Tetapi hanya satu yang dapat keduanya pastikan, yaitu.. tidak akan ada yang harus pergi kali ini.

•••

Sosok Izana tampak termenung, usai pertemuannya dengan Mikey beberapa saat lalu laki-laki dengan surai putih bak salju itu melarikan dirinya ke sebuah taman.

Netra anggreknya menutup tatkala semilir angin dingin itu mulai meniupi wajah. Nafasnya berhembus, laki-laki itu benar-benar terlihat damai.

Pikirannya terbayangkan akan rumahnya yang sudah beberapa waktu ini ia tinggalkan. Jujur saja ia ingin lekas meninggalkan tempat ini dan pulang dengan membawa ratunya kembali.

OUR WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang