62

21.6K 1.2K 144
                                    

"tay!"

"akhirnya lu dateng juga, dari mana aja sih?"

"ga penting, gulf gimana?"

"new masih didalem lagi periksa gulf, tunggu new keluar baru lu boleh masuk"

"istri sama anak gue baik-baik aja kan tay?"

"baik-baik aja pala lu kayang?! Istri lu pendarahan sampai harus transfusi darah suppasittttt, semalem dia nyetir sendiri kesini, lu kemana mew?!!! Astaga istri lagi hamil malah lu ga ada sama dia, bisa ga sih jadi suami hah?"

Air mata mew menetes, ia akui semua yang terjadi adalah kesalahannya, tidak seharusnya ia meninggalkan istrinya yang sedang hamil.

Tapi sore itu emosi nya benar-benar dipancing oleh gulf, tubuhnya lelah dan tuduhan yang diucapkan gulf membuatnya tersulut emosi, tujuan mew pergi dari rumah hanya untuk menenangkan dirinya agar tidak lebih menyakiti gulf, tapi dia malah kelewatan hingga membuat istrinya seperti ini.

Mew tau dia memiliki emosi yang buruk, disaat kepala nya akan terasa pecah dan berada dipuncak emosi ia akan menyakiti orang lain, itu kelemahan mew, maka dari itu ia takut kembali melakukan serangan fisik kepada gulf seperti saat dulu, ia takut kata-kata nya akan menyakiti gulf.

"phi mew"

"new, gimana gulf? Anak kami gimana?"

"udah mulai stabil kondisi nya phi gulf, Hb nya juga sudah kembali normal, phi masuk aja"

"tay new makasih ya udah jagain gulf"

"sama-sama phi"

Mew pun masuk kedalam ruangan itu, ia melihat gulf yang duduk bersandar pada kepala ranjang sambil menatap nya.

Langkah mew semakin cepat, mendekati gulf dan memeluk istrinya itu, ia juga memberikan kecupan hangat pada kening, pipi dan bibir gulf.

"phi kenapa nangis? Aku minta maaf ya udah bikin phi khawatir"

"engga sayang, jangan begini, ayo marah, maki phi gulf, pukul phi, marahin phi sayang, jangan begini"

"phi, gulf sadar selama ini gulf terlalu menuntut banyak pada phi mew, gulf minta maaf, gulf ga akan ulangi lagi, gulf..."

"no, sayang jangan begini, kamu jangan ngomong seperti itu, phi sayang kamu, phi lakukan apapun untuk gulf, phi..."

"phi dengar gulf sebentar na" ujar gulf mengusap pipi mew.

Mew mengangguk, menghapus air matanya yang enggan berhenti untuk mengalir dan duduk dikursi yang ada disamping ranjang.

"phi, gulf gatau kenapa, gulf ga ngerti kenapa gulf seperti itu, gulf minta maaf karena bahkan gulf ga paham sama apa yang gulf rasakan, gulf hanya melakukan apa yang gulf inginkan, gulf bertindak seperti apa yang gulf mau, gulf berbicara seperti apa yang gulf ingin katakan, sampai gulf lupa kalau phi mew juga punya perasaan. Jujur phi, gulf masih belum terbiasa dengan apa yang terjadi pada gulf sekarang, sejak awal gulf tau Gulf itu laki-laki, lalu tiba-tiba gulf menghentikan konsumsi obat dan gulf mengalami siklus seperti wanita, setiap bulan gulf harus merasakan sakit itu phi" ujar gulf yang membuat air mata mew semakin deras mengalir.

"dan disaat gulf tau gulf bisa mengandung, gulf selalu berusaha setelah kita menikah, berusaha agar kita memiliki buah cinta kita berdua, karena gulf tau phi mew menginginkan nya, walaupun dalam hati kecil gulf, gulf belum menerima kondisi yang aneh seperti ini, tapi gulf senang saat melihat phi mew sangat bahagia, setiap bulan anak kita terus tumbuh didalam sini phi" ujar gulf mengarahkan tangan mew keatas perutnya.

"gulf tidak mengerti rasanya, gulf mual dan muntah setiap pagi, gulf lelah phi, gulf terkadang ingin menyerah karena rasa yang gulf sendiri tidak bisa mengerti, gulf melihat tubuh gulf terus berubah, itu sangat menyiksa phi, tapi disaat gulf kembali memikirkan bayi yang sedang gulf kandung, bayi yang datang karena cinta kita berdua, bayi yang selalu phi dan gulf impikan, semua rasa itu hilang, gulf tidak lagi menyesali perubahan tubuh gulf, tapi tetap saja gulf tidak bisa mengendalikan rasa yang harus gulf alami"

SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang