chp1. terbangunnya pershephone

76 9 1
                                    

Minggu sore, mungkin kata itu akan terdengar mengerikan bagi sebagian pelajar. Karna itu tandanya hari senin akan datang sebentar lagi, kumpulan tugas dari minggu sebelumnya yg menumpuk seakan memanggil. Belum lagi saat tersadar bahwa senin besok adalah jadwal ulangan harian dilaksanakan.

Benar² hari yg terdengar melelahkan, setidaknya untuk diriku yg termasuk kedalam sebagian pelajar yg menolak adanya hari senin, tapi apalah daya kewajiban harus tetap dijalankan.

Kubuka lembar demi lembar tugas tentang sejarah dewa yunani kuno yg sebelumnya kutunda untuk dikerjakan dan mulai kugoreskan tinta pena hingga terisi semua jawabannya.

walau aku pun tak terlalu yakin dengan hasilnya karena semua nama dan silsilah dewa nya terlalu sulit untuk diingat, tapi tak apa asalkan aku bisa menyelesaikan semua tugas yg menggunung ini dengan cepat.

Karena tentunya materi untuk ulangan besok harus kupelajari malam ini juga dan sebenarnya aku sudah cukup terbiasa dengan sistem kebut semalam ini .

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 malam mataku terasa sangat berat karna menahan kantuk dan entah kenapa malam ini terasa begitu panjang dan sepi, hingga tanpa sadar akupun tertidur diatas meja belajarku ditemani suara detik jam yg berbunyi.

🌸🌸🌸🌸

Suara cicit burung yg bersahutan dan bunyi ranting yg bergesekan membuatku semakin enggan membuka kedua kelopak mataku.

"Ahh... tak bisakah burung² itu membiarkan aku tidur sebentar lagi?" Gumamku.

"Tunggu dulu...!! Cicit burung?? Pohon bergesekan?? Sejak kapan rumahku yg berada di bawah basement ini bisa mendengar suara² tadi??" Pikirku.

Karna merasa aneh akupun memberanikan diri membuka kelopak mataku untuk memastikan apa yg telah kudengar barusan.

Dan benar saja setelah membuka mata akupun tercengang karna pemandangan yg kulihat sekarang bukanlah kamarku yg gelap dan kecil melainkan sebuah rumah kayu besar yg terlihat nyaman dikelilingi perabotan antik berwarna putih gading yg bisa kupastikan kalau harganya itu sangatlah mahal.

Kemudian aku berjalan keluar dari kamar dan menemukan sebuah cermin gading yg terpajang di dinding. namun aku terkejut karna pantulan yg kulihat bukanlah diriku tapi seorang gadis cantik berkulit putih susu, berambut keemasan yg bergelombang dengan dihiasi mahkota bunga kecil yg terlihat anggun, matanya yg bulat serta bibirnya yg kecil bagaikan buah ceri yg sedang ranum benar² perwujudan seorang dewi.

Tak lama akupun tersadar dari keterpukauanku akan parasku saat ini, lalu aku bergegas membuka pintu kayu jati yg tingginya melebihi tinggi orang dewasa itu, hanya untuk terpesona untuk yg kesekian kalinya karna melihat apa yg sedang kusaksikan saat ini.

Hamparan padang bunga yg luas membentang sejauh mata memandang, dipagari oleh pohon rindang yg berbuah lebat, juga burung² dan hewan kecil lainnya seperti kelinci, kucing , dan beberapa ekor marmut yg sedang bermain seperti tak terusik oleh kehadiranku.

Lalu akupun tersadar bukan saatnya mengagumi apa yg sedang kulihat namun harusnya aku mencari tahu apa yg sedang terjadi sekarang.

"Dimana tempat ini? mengapa aku bisa ada disini ? Apakah aku sedang berada di surga? Tapi bukankah tadi malam semuanya sangat normal dan aku hanya tertidur karna kelelahan? kenapa saat terbangun aku ada disini?" racauku yg terus menerus mencubiti tubuhku untuk memastikan bahwa aku sedang tidak bermimpi .

Hingga sebuah suara yg lembut menyadarkanku dari semua yg kulakukan, membuatku menoleh mencari asal suara tersebut.

"Persephone...!!" panggilnya lagi.

Kulihat dari asal suara muncul sesosok wanita yg sangat cantik berambut panjang dan keriting di bagian bawahnya layaknya untaian sulir gandum yg sedang merekah berwarna kuning keemasan tak lupa dengan mahkota kecil yg menegaskan kecantikannya .

"Putri cantikku... apa yg sedang kau lakukan disini? Bukankah mitèra memintamu untuk memetik tanaman obat untuk kelinci yg kau temukan kemarin?" Katanya mendekatiku sambil tersenyum lalu mengelus suraiku dengan lembut.

"Persephone?? Itukan nama dewi di dalam tugas sejarah yunani yg kuselesaikan tadi malam?? Berarti wanita cantik didepanku ini adalah ibuku Demetèr?? Kenapa aku bisa masuk ke dalam cerita yunani sihh...??" Pikirku dalam hati sambil memijat keningku .

"Putriku... apakah kamu merasa sakit? kenapa kamu terdiam dari tadi??" Tanyanya dengan lembut sambil menangkup kedua pipiku.

Untuk orang yg terbiasa hidup sendirian dan jarang mendapatkan kasih sayang karna kedua orangtuaku yg sudah meninggal, aku cukup tersentuh dengan perlakuan lembutnya .

"T-tidak apa... ibu..." jawabku sambil terbata.

Sekarang yg harus kulakukan adalah berpikir jernih, lalu beradaptasi dengan lingkunganku sekarang dan mencari jalan keluar agar aku bisa kembali keduniaku lagi.

"Baiklah... jika kamu merasa tidak enak badan kamu bisa beristirahat lg di dalam, mitèra akan membawakanmu bubur gandum agar kamu merasa baikan." ucapnya lembut kemudian pergi meninggalkanku sendiri.

"Ahh... aku merindukan mie didalam lemariku..." ucapku lalu berbalik kembali masuk kedalam rumah kayu itu.

Kurasa hari-hariku disini akan terasa sangat panjang tanpa adanya hp dan alat elektronik lainnya...

🌸🌸🌸🌸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HADES BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang