° Bertemu Sang Mantan °

409 80 33
                                    

📍Raffles Hotel Grand Ballroom, 8.30 PM.

Dara sama sekali ga menyangka kalau roda kehidupannya bakal jungkir balik parah seperti ini cuma dalam waktu satu hari. Padahal sebelumnya dia udah desperate cari jodoh gara-gara kelamaan jomblo eh ga taunya statusnya berubah dari jomblo jadi calon istri CEO Adikusuma Group cuma dalam waktu satu hari.

SATU HARI MENN! GILA GA?

Ini bukan mimpi kan?

PLAK

Dara menampar dirinya sendiri.  Masih ga percaya, dia kembali menampar pipinya lagi.

Ternyata efeknya baru muncul beberapa saat setelah kegiatan menamparnya itu selesai.

'BANGSAT, SAKIT COKK!'

Dara meringis, mengelus pipinya yang memerah karena tamparannya sendiri—bukan karena blush on ataupun lagi malu.

Jeffrey yang berada di sampingnya mengernyit heran.

'Ini cewek kenapa lagi si?' batinnya.

"Bisa ga lu tunda dulu acara tampar menamparnya?" Jeffrey terlihat terganggu dengan kelakuan Dara yang udah kayak masokis dongo itu. "Ntar kalo acara udah selesai, lu bebas dah mau nampar diri lu puas-puas."

Dara tersenyum kecut. "Ini sebenernya disini gue harus ngapain dah?" Saat ini mereka sedang berjalan beriringan menuju meja yang telah di-reserved sebelumnya. Suasana grand ballroom hotel ini masih sepi. Hanya beberapa pelayan yang terlihat sibuk menata ruangan dan membereskan meja-meja.

Menurut keterangan dari Jeffrey tadi sih acara baru akan dimulai 30 menit lagi. Tepat pada pukul 9 malam.

Dara dan Jeffrey benar-benar terlihat serasi hari ini. Dara mengenakan gaun yang diberikan oleh Jeffrey padanya secara gratis tadi siang. Model dress tali satu yang simple namun mewah yang terpadu dengan kalung mutiara bonus dari toko, serta anting dan gelang dengan model mutiara juga (yang ini pribadi milik Dara sendiri) yang sangat cantik dan pas di kulit putih susunya.

Wajah Dara dirias dengan make up natural yang membuat wajahnya makin terlihat manis. Rambut hitam panjangnya digelung keatas membuat leher jenjangnya terlihat makin anggun. Sementara Jeffrey mengenakan tuxedo formal berwarna hitam yang sangat pas dengannya. Yah memang dasarnya dia ganteng sih mau pakai baju apapun tetap saja ganteng, ga pake baju aja ganteng banget.

Ehem.

Dara duduk di samping Jeffrey dan si cantik itu masih memohon penjelasan dari si ganteng. "Hari ini status lu adalah calon istri gua."

Dara membelalak. "Sebentar deh Jeff... ntar kalo ditanya kapan nikah kita jawab apa?"

"Jawab saja ASAP alias as soon as possible. Kalo mereka minta tanggal, ngomong aja masih dirahasiain." Ujar Jeffrey dengan nada bicara super datar.

"Hmm... hmm..." Dara menganggukkan kepalanya. "Terus kalo ditanya kapan kita mulai pacaran, kenal dimana, dan sejenisnya kita jawab apa?" Dara harus memikirkan skenario yang matang untuk malam ini. Berbeda dengan kejadian di cafe dimana mereka hanya perlu menipu Wonu dan keluarganya, disini mereka harus menipu semua pengunjung pesta termasuk keluarga besar Adikusuma. Kan gak lucu jika jawaban mereka nanti ga sama ketika ditanya oleh orang-orang. Bisa ancur karirnya kalau ketahuan.

"Bilang aja kita udah pacaran dua tahun, bisa kenal dan akhirnya pacaran ya karena si Lukas nyomblangin kita." Jeffrey mengulang skenario yang telah mereka praktekan sebelumnya di cafe.

"Dan kita backstreet sampai sekarang. Gitu?" Lanjut Dara.

"Iya." Jeffrey mengangguk.

"Alasannya kita ngejalanin backstreet apaan?"

JOMBLO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang