"Maafkan saya mengenai perlakuan Kalea."
Edmund membungkuk di hadapan Eris. Sementara, Eris hanya diam dan memandanginya dengan wajah dingin. Ketika Edmund menegakkan tubuhnya lagi dan menatap wajahnya, Eris hanya tersenyum tipis dengan lemah.
"Aku bisa mengerti, Tuan Edmund. Ia baru saja mengalami kecelakaan," kata Eris dengan suara lembut, membuat Balor yang berdiri di belakangnya merinding ngeri. Eris dengan akting malaikatnya itu sangat luar biasa. Ia bisa menipu siapa saja dan membuat orang-orang berpikir jika ia malaikat sungguhan.
"Saya tidak meminta maaf mengenai kejadian tadi Nona, tetapi juga tentang yang ia lakukan, merebut tunanganmu dan membuat kalian terpaksa memutuskan hubungan," jawab Edmund membuat Eris tersenyum kecut.
"Aku tidak bisa melakukan apa-apa jika mereka sama-sama saling mencintai," balasnya lirih dengan tatapan sedih.
Balor masih diam, bertanya-tanya mengapa Eris tidak menjadi Aktris saja. Edmund berdeham melihat wajah sedih Eris, merasa canggung dan sedikit tak nyaman. "Sekali lagi, saya minta maaf."
Eris tidak menjawab, melirik Balor supaya melakukan tugasnya. Balor mengangguk, melangkah maju dan memberikan amplop berisi bukti administrasi rumah sakit yang sudah lunas. "Kami sudah melunasi biaya pengobatan adik Anda. Saya akan membawa Nona Eris pulang untuk beristirahat. Seperti yang Anda lihat, Nona Eris masih nampak terguncang karena kejadian hari ini."
Edmund mengangguk, menatap Eris yang tersenyum samar. Perempuan itu membungkuk kecil dengan sopan. "Kalau begitu, aku kembali dulu, Tuan Edmund."
Kemudian, Eris berbalik pergi bersama dengan Balor. Senyum samar dan raut hangatnya seketika menghilang begitu ia membalikkan badan. Ia bersama dengan Balor melangkah menuju tempat mobilnya diparkirkan. Eris lalu duduk di kursi belakang, mendengkus seraya merapikan rambutnya.
"Edmund Luther itu lumayan juga," kata Eris seraya meraih sisir dari dalam tasnya yang ditinggalkan di dalam mobil. "Aku akan menikahinya."
Balor tak menjawab, mengemudikan mobilnya dengan tenang. Sementara Eris kembali bersandar di kursi belakang dengan santai, menyeringai puas begitu teringat dengan kejadian tadi. Selain itu, Eris cukup senang melihat Edmund. Pria itu tampan dengan rambut hitam tebal, mata tajam dibingkai alis yang lebat, tulang hidung yang tinggi dan bibir tipis yang berwarna merah muda cerah. Tubuhnya tinggi, bahunya lebar dan Eris menyukai tangannya yang nampak besar. Pria itu juga wangi. Nilai tambah bagi Eris yang suka pria wangi.
"Kakakku pasti tidak akan menolak permintaanku ini," ujar Eris sambil tersenyum-senyum. "Gundik bodoh itu akan melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana aku merebut kakak angkat tercintanya."
Eris mendengkus sekali, memejamkan matanya dan memutuskan untuk beristirahat selagi Balor mengemudi. Mereka tiba di kantor utama yang juga merupakan gedung hotel utama dari Raine Hotel and Resort. Begitu mobil berhenti di depan lobi, Balor melirik Eris yang masih memejamkan matanya di kursi belakang. "Kita sudah sampai, Nona."
Mata Eris terbuka, ia menatap Balor sekilas, meraih dokumen dan tas yang ia bawa, lalu keluar dari mobil ketika penjaga keamanan hotel yang sudah sangat mengenali mobil Eris membukakan pintunya. Eris keluar dengan anggun, mengangguk sekali tanpa senyuman kepada penjaga keamanan hotel lalu beranjak menuju lift. Beberapa pegawai hotel yang bekerja di lobi membungkuk sopan menyapa Eris ketika melihatnya. Eris hanya membals sapaan mereka dengan anggukan singkat. Langkahnya terhenti di depan pintu lift yang tertutup. Eris menekan tombolnya, menunggu dengan wajah datar ketika ia mendengar keributan di pintu depan hotel.
Eris berbalik, menemukan jika ayah dan kakak Logan mencoba menerobos masuk ke dalam hotel, tetapi dihalangi oleh penjaga keamanan. Melihat kejadian itu, sebuah senyuman kembali terukir di wajah Eris. Hari ini sangat menarik. Ia menemukan banyak hiburan. Dengan langkah santai dan penuh percaya diri, Eris mendekati keributan yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prettiest Evil
ChickLitIa cantik, cerdas, licik, tapi kejam. Jangan pernah berurusan dengannya, kecuali kamu berniat membawa kehancuran masuk dalam kehidupanmu. Ia akan melakukan segala cara untuk membalasmu. Ia akan mengirimmu ke neraka dengan segenap kekuatannya dan beg...