"Azka mau sarapan apa?" tanya Papa saat aku baru mendudukkan diri di meja makan.
Aku berpikir sejenak. Aku selalu bingung ingin sarapan setiap harinya, Papa selalu memastikan kalau aku sarapan dulu sebelum berangkat sekolah. "Azka mau oat aja, deh, Pa," jawabku setelah berpikir lama.
"Pake topping, yah, jangan oat polos doang." Papa mengambil oat yang sudah didiamkan semalam dari dalam kulkas. Ada banyak cara untuk menikmati oat, salah satunya adalah merendamnya dengan susu selama semalam dan menyimpannya di kulkas, cara ini cukup praktis karena tidak perlu menyeduhnya dengan air panas. Susu yang aku pakai tentu saja susu almond karena aku alergi susu sapi.
"Nih." Papa meletakkan semangkuk oat dengan topping buah-buahan, granola, dan madu. Aku yang sedang menuangkan makanan pada piring Archie langsung mencuci tangan dan menikmati oat.
"Pagi semuanya." Itu suara Bang Mahen yang baru bangun dan langsung duduk di sebelahku. Dia menguap lebar-lebar. Dari tampilannya yang masih berantakan dan juga masih mengenakkan baju tidurnya, aku tebak Bang Mahen baru bangun dan tidak ada jadwal kelas pagi ini.
"Mahen juga mau kopi, dong, Pa," ucap Bang Mahen pada Papa yang sedang menyeduh kopi.
"Oke." Papa membuatkan segelas kopi lagi untuk Bang Mahen tanpa protes. Akhir-akhir ini aku merasa kalau Papa sedang berusaha keras untuk menjadi sosok bapak rumah tangga juga. Aku kadang melihat Papa yang sedang menonton video YouTube tentang tutorial memasak. Untuk yang satu ini aku sangat menghargai effort Papa.
"Kamu UTS kapan, Nak?" Pertanyaan ini tentu saja Papa layangkan padaku.
Aku berpikir sejenak. "Dua minggu lagi, Pa," jawabku. "Oh, iya, Pa. Hari Minggu besok Azka boleh main sama Kevin dan Je enggak?"
Kami bertiga merencanakan untuk melakukan liburan bersama sebelum UTS. Rencananya kami akan mengunjungi sebuah air terjun rekomendasi dari Je. Je bilang di sana pemandangannya bagus juga enggak terlalu ramai. Jadilah kami semua setuju. Aku juga enggak pernah jalan-jalan sama temen doang. Aku sangat excited menunggu hari Minggu besok.
"Main kemana?" Bang Mahen malah yang lebih ingin tahu dari Papa.
"Ke air terjun, lokasinya tadi Je udah share. Sore juga udah pulang, kok. Boleh, yah, Pa? Azka enggak pernah lihat air terjun," bujukku pada Papa.
"Kamu bukannya hari Minggu ada jadwal konsultasi?" tanya Papa.
Semalam aku sudah mengantisipasi dan menghubungi Kak Deon untuk memajukan jadwal konsultasi menjadi hari Jumat ini. Untungnya Kak Deon setuju saat aku menyebutkan alasan ingin jalan-jalan dengan teman. Kata Kak Deon berkumpul dengan teman adalah salah satu hal positif yang bisa membuat keadaanku membaik dan menjauhkanku dari pikiran-pikiran negatif yang akhir-akhir ini lebih sering datang.
"Aku majuin jadwal konsultasi sama Kak Deon. Kak Deon setuju, Kak Deon bilang jalan-jalan sama temen itu hal positif yang bagus buat dilakuin," jawabku percaya diri.
"Oke, boleh. Asal nanti di sana jangan nakal dan pulang dengan selamat."
"Nanti Abang yang anter sama jemput," ucap Bang Mahen sambil menyeruput kopi yang tadi dibuatkan Papa.
Aku hampir bersorak saat mendapat persetujuan dari Papa dan Bang Mahen. Aku mengeluarkan ponsel untuk memberitahukan berita baik ini pada Kevin dan Je.
Awas Cowok Ganteng
Anda
Guys, aku udah diijinin buat acara jalan-jalan kita.
Je Telkomsel
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara yang (TAK) Terucap
Novela JuvenilEKSTRA BAB AKSARA AZKARA --- "Kalau Aksa masih hidup, apa benar dia mau aku buat bahagia? Apa Aksa enggak nyesel ngorbanin semuanya buat aku?" "Walaupun lu bukan adik kandung gua, sampai kapanpun enggak akan ada yang misahin kita." "Azka, aku suka s...