[7]

57 18 0
                                    

(809 word)

BANTU VOTE YA GES
HAPPY READING

***

Hening itu lalu dibuyarkan oleh Yeonjun dengan menjawab, " Tidak apa apa ".

Suara Soobin tadi begitu lirih dan dapat dipastikan hanya Yeonjun yang dapat mendengarnya.

Setelah sesi menjawab, Yeonjun menambahkan volume senyumnya.

Ia menarik tangannya dan membalikkan badannya, merendahkan sedikit lalu meminta Soobin untuk naik ke atas punggungnya.

Soobin sebenarnya bingung tetapi Soobin hanya menurut saja. Sudah jadi pedomannya sejak berada disini, pasrah dan melakukan apa saja yang orang orang perintahkan untuknya.

Sudah setengah perjalanan menuju ke lantai dasar Soobin merasa tak nyaman dengan posisinya yang digendong layaknya koala.

Ia meminta turun dan ia pun langsung terjatuh. Soobin sudah benar benar kehilangan setengah akal warasnya. Yeonjun memegangi Soobin dengan lembut. Lelaki muda itu seperti sudah tak punya semangat hidup.

Cara berdiri dan berjalan saja tidak tau, untung saja tidak lupa cara berbicara. Jika itu terjadi semakin sulit Yeonjun akan mengintrogasi lelaki itu.

Beomgyu dan Taehyun yang membuntuti Yeonjun dan Soobin itu juga turut mendekat ke arah Soobin.

Taehyun melihat tangan Soobin yang masih tersisa rantai karena Yeonjun hanya menembak ke arah rantai penahan yang menempel pada dinding saja.

Taehyun ingat betul saat pamannya mengajarkan cara membuka borgol mahal! yang bentuknya sama persis yang kini sedang menggantung di tangan, kaki dan leher Soobin.

Taehyun tanpa aba aba langsung melaksanakan apa yang ia tau and ya! rantai rantai itu sudah sepenuhnya terlepas dari tubuh Soobin. Taehyun tersenyum ketika melihat tindakan inisiatif nya yang berhasil.

Yeonjun sedari tadi hanya memperhatikan Taehyun, membiarkan Taehyun belajar tanpa perasaan cemas. Ia ingin Taehyun segera paham pekerjaannya dan tak terus mengeluh pada Yeonjun.

Yeonjun menyusul senyum setelah berkontak mata dengan Taehyun yang tersenyum ke arahnya. Beomgyu turut memperhatikan keduanya, ia diam diam ikut tersenyum juga.

Yeonjun mengalihkan pandangannya ke Soobin yang hanya terdiam mematung. Yeonjun tanpa ba-bi-bu langsung membopong tubuh kurus Soobin. Ringan, seringan angin. Tak membayangkan bagaimana Soobin diperlakukan tak layak di rumah ini.

>>>>>

Yeonjun dan Taehyun memperhatikan dua orang dihadapannya, Beomgyu dan Soobin. Mereka berdua kini tengah berada di rumah sakit. Sebelum Yeonjun mengintrogasi dua orang itu, ia ingin memastikan mereka baik baik saja.

Dokter yang memeriksa keduanya telah menyelesaikan pemeriksaannya dan memanggil Yeonjun.

Dokter berkata, " Tidak ada yang perlu di khawatirkan Yeonjun-ssi, Choi Beomgyu tidak memiliki luka yang serius, hanya beberapa lebam. Sementara, Choi Soobin?. Ia perlu lebih banyak nutrisi. Ia makan dengan tidak baik dan tidak teratur ".

Yeonjun mengangguk angguk mendengar penjelasan sang dokter manis dihadapannya. Yeonjun tersenyum lalu meminta penanganan terbaik darinya agar kedua rekannya itu segera pulih dan dapat melanjutkan pemeriksaan di kantor.

Dokter manis itu membalas senyuman Yeonjun. Memberi sedikit anggukan mengiyakan permintaan dari sang kapten.

Yeonjun yang sudah selesai dengan urusannya itu kembali ke ruangan tempat Soobin dan Beomgyu di rawat. Dengan terpaksa Yeonjun dan Taehyun meninggalkan Beomgyu dan Soobin karena ia harus kembali ke kantor dan melapor.

Mereka akan kembali pagi untuk memastikan keadaan keduanya. Beomgyu dan Soobin masih berada di bawah obat bius. Taehyun begitu memperhatikan Beomgyu, hatinya tersentuh. Sementara Yeonjun dengan tatapan dingin melihat ke arah Soobin yang tertidur tak berdaya itu.

Yeonjun dan Taehyun yang hendak meninggalkan kamar dikejutkan dengan teriakan Beomgyu. Dengan segera Taehyun menghampiri Beomgyu yang berteriak di atas ranjangnya itu.

Tatapannya cemas dan bertanya, " Ada apa? ". Beomgyu malah hanya menjawab bahwa dia lapar dengan cengar-cengir tak berdosa. Dengan reflek Taehyun menepuk pipi Beomgyu lembut.

Beomgyu pun mendecih dan berpura pura sakit membuat Taehyun kembali dengan rautnya yang cemas, Beomgyu tertawa kecil melihat wajah Taehyun yang mudah cemas itu.

" Ah, Beomgyu-ssi!. Berhentilah membuatku cemas seperti itu ".

Taehyun merasa kesal dengan sikap tengil Beomgyu itu. Duh baru ketemu aja udah tengil.

" Beomgyu-ssi? ". Tanyanya.

Taehyun tak memberi respon apapun. Taehyun menatap mata Beomgyu dengan dingin.

" Kalau aku Beomgyu-ssi, kau siapa? ".

Taehyun terkejut, selama ini tak terjadi perkenalan secara official?. Astaga!.

Taehyun hanya menjawab datar, " Oh, Aku Kang Taehyun ".

Beomgyu mengerucutkan bibirnya membentuk huruf O. Taehyun berdecak, respon macam apa itu? monoton sekali!.

" Jika aku Beomgyu-ssi dan kamu Taehyun-ssi, pria yang sejak tadi bersama mu itu siapa? ".

Setelah mendengar pertanyaan Beomgyu, Taehyun menoleh ke belakang. Sepertinya kaptennya itu meninggalkannya. Taehyun menjadi cemas lagi. tepukkan lembut menyapa bahu Taehyun.

" Tenanglah, Taehyun-ssi. Aku bukan orang gila kok ". Ucapnya.

Taehyun menaikkan satu alisnya. Beomgyu sedang ngomong apa sih?, Batin Taehyun.

" Jadi? ". Tanyanya mengulang.

Taehyun menjawab dengan santai, " Dia Choi Yeonjun. Panggil saja Kapten Choi ".

Beomgyu mengangguk dan bertanya kembali, " Bisakah aku memanggilnya Yeonjun-ssi juga? ". Gelengan dari Taehyun menjawab pertanyaan Beomgyu. Beomgyu pun mengerti.

Malam itupun ditutup dengan Beomgyu yang makan bersama dengan Taehyun. Beomgyu memakan bubur instan yang dibeli eksklusif oleh Taehyun. Sementara Taehyun memakan mie instan.

Tak terjadi obrolan yang berat, hanya tanya jawab biasa. Taehyun juga sembari memperhatikan setiap kata yang terucap dari mulut Beomgyu sebagai laporannya. Secara tidak langsung Taehyun turut mengawasi keduanya.

Soobin, ia masih saja nyaman dengan posisinya. Ia belum tersadar sejak tadi.

~ bersambung ~

CAN LOVE BE HEALER? [yeonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang