[8]

55 18 0
                                    

(749 word)

BANTU VOTE YA GES
HAPPY READING

***

Sang aditya telah menampakkan diri. Taehyun membuka matanya. Pandangannya kabur, sekilas ia melihat Beomgyu yang tertidur di atas ranjang.

Taehyun kembali menutup matanya membuat matanya lebih fokus. Kini ia bisa melihat dengan jelas wajah lelaki yang menemaninya semalam.

Taehyun melihat ke arah ranjang Soobin yang ternyata Soobin sudah sadarkan diri. Taehyun beranjak dari kursinya lalu menghampiri Soobin yang tengah memandangi sarapannya.

Taehyun menyapa Soobin dengan memanggil namanya, " Soobin-ssi! ". Soobin tak menoleh bahkan tak bereaksi.

Taehyun pun melakukan interaksi dengan memegang bahu Soobin, Soobin pun menoleh ke arah Taehyun.

" Mengapa tidak dimakan sarapannya? ". Tanyanya.

Soobin menggeleng. Ia berbeda sekali dengan Beomgyu. Beomgyu seperti orang yang tidak terdampak apapun setelah pengurungan itu, berbeda dengan Soobin.

Ia selalu saja tak fokus, tak pernah mendengar panggilan dari seseorang. Ia juga tidak bisa melakukan hal hal yang biasanya dilakukan.

Saat itu juga kehadiran Yeonjun membuat Taehyun terkejut. Ia dengan tegap membungkuk memberi tanda hormat yang dibalas anggukan kecil dari sang kapten.

Yeonjun dengan senyumnya menyapa pergerakan mata Soobin yang kini menatapnya. Jujur, senyum Yeonjun benar benar mengayomi siapapun yang melihatnya.

Setelah membalas tatapan Soobin, Yeonjun beralih ke Taehyun dan menanyakan keadaan Beomgyu. Taehyun hanya menjawab, " Ia baik. Tadi malam sempat makan bersama ".

Yeonjun menepuk bahu Taehyun sambil berkata, " Kerja yang bagus ". Taehyun pun tersenyum salah tingkah. Jarang sekali atasannya ini memuji dirinya.

Taehyun pamit undur diri untuk melihat keadaan Beomgyu. Yeonjun pun mempersilahkan Taehyun untuk pergi, sementara dirinya menunggu pasien atas nama Soobin ini.

Yeonjun menatap piring piring di hadapan Soobin. Yeonjun mengatakan pada Soobin yang tengah melamun itu, " Segeralah sarapan, Soobin-ssi ".

Lamunan Soobin seketika buyar. Ia menatap ke arah sarapan yang ada di hadapannya. Tak berselang lama, Soobin mengalihkan pandangannya ke arah Yeonjun.

Yeonjun menunjuk sarapan Soobin menggunakan dagunya memerintah Soobin agar segera memakan sarapannya.

Soobin pun mengangguk dan anehnya ia mendekatkan mulutnya langsung ke piringnya, ah ini gila!.

Yeonjun dengan segera memberhentikan aktifitas Soobin yang akan makan dengan gaya seperti doggy itu.

" Apa yang kau lakukan, Soobin-ssi?. Makanlah dengan benar! ". Ucap Yeonjun.

Soobin sedikit terkejut dengan nada Yeonjun yang agak membentak dirinya. Ia dengan lugu menjawab, " Lalu harus bagaimana? ".

Yeonjun pun berkata, " Apakah ibumu tidak pernah mengajarkan mu makan dengan benar? ".

Hening mengarungi keadaan mereka beberapa detik.

" Aku tidak tau bagaimana ibu ku mengajari ku makan dengan benar ". Jawabnya.

" Lalu, Lalu Siapa yang mengajarimu makan seperti itu? ".

" Sejak aku tinggal disana ".

Jawaban Soobin membuat Yeonjun bungkam. Ah Yeonjun berfikir kembali. Ia terlalu keras pada Soobin.

" Maaf ". Ucap Yeonjun singkat.

Soobin hanya tersenyum lalu menjawab, " Tidak apa apa ".

Yeonjun merasa bersalah. Ia tak sepatutnya membentak Soobin. Yeonjun dengan lembut membelai rambut Soobin yang lepek itu dibarengi dengan ia yang berkata, " Akan aku bantu ".

Yeonjun meraih piring penuh makanan itu, ia juga mengambil sendok lalu menyendok sedikit bubur dan memerintah Soobin untuk membuka mulutnya.

Soobin pun menurut. Yeonjun memperhatikan mulut Soobin yang tengah mengunyah itu. Lucu sekali, hingga Yeonjun tak sadar ia baru saja tersenyum karena hal remeh.

Soobin menoleh ke arah Yeonjun yang tengah memperhatikannya dengan kejapan mata Yeonjun mengalihkan pandangannya ke arah bubur.

" Siapa aku harus memanggil mu? ". Tanya Soobin pada Yeonjun yang tengah mengaduk aduk bubur tak jelas.

" Choi Yeonjun, panggil saja sesukamu Soobin-ssi ". Jawabnya datar.

Soobin mengangguk angguk dan berkata, " Sudah lama tak mendengar kata Choi ".

Yeonjun heran. Soobin melupakan nama marganya sendiri?, yang benar saja!.

" Soobin-ssi, Choi itu marga mu juga. Choi Soobin, benar kan? ". Kata Yeonjun memastikan.

Soobin kini terlihat kebingungan. Ia hanya menjawab, " Aku tidak tau ".

Yeonjun menghela nafas. Sekarang misinya hanya membereskan kasus yang terjadi pada Soobin dan Beomgyu ini. Setelah itu Yeonjun akan menyerahkan mereka kepada Taehyun.

Letnan Kim, memerintah Yeonjun untuk fokus dengan kasus ini. Kantor telah di kirim detektif pembantu untuk mengambil alih sementara posisi Yeonjun di kantor.

" Baiklah, tidak perlu terlalu dipikirkan. Aku sekarang memberi tahu-mu. Kau adalah Choi Soobin ". Ucap Yeonjun berhati hati.

Soobin pun mengangguk, " Aku Choi Soobin, benar kan? ". Tanyanya yang disusul anggukan singkat dari Yeonjun.

" Yeonjun-ssi? ". Panggil Soobin.

Yeonjun hanya menjawab, " Ya ". Soobin pun menyambung kalimatnya, " Aku lapar, tolong buburnya lagi ". Pintanya sambil manyun gemas.

Duh! Yeonjun sampai lupa ia sedang dalam kegiatan menyuapin bayi barunya. Entah sampai kapan profesinya ini akan berubah. Yeonjun sekalian ingin mengawasi pergerakkan Soobin dan Beomgyu.

Pagi itupun menjadi hari pertama Yeonjun menjadi baby sitter gadungan. Dengan lembut Yeonjun menyuapi Soobin bahkan mengajarinya makan seperti manusia normal.

Benar adanya, dimanapun Yeonjun berada suasana akan menjadi hangat dan rasanya seperti duduk di sebuah pohon besar yang rindang.

~ bersambung ~

CAN LOVE BE HEALER? [yeonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang