{bertemu Teman lama}

419 41 1
                                    

        Pagi harinya Cakra dan Nenek itu sedang duduk di ruang tamu, sambil menonton tv dan memakan beberapa Cemilan, Karen ini masih jam 5 makannya Cakra masih bisa nonton tv, di tengah tengah menonton tv nenek menanyakan hal yang menurut Cakra tidak penting

“Nak Indo”
"Ya nek ada apa?"
“kalo nenek pergi dari sini apa Indo akan mencari nenek?”
"Pertanyaan macam apa ini, tentu saja Indo mau mencari nenek"
“Hah gitu ya, oh ya nenek mau nanya satu lagi boleh gak?”
"Boleh, tapi jangan yang aneh aneh seperti tadi"
“kalo nenek ini sebenernya orang yang menyamar apa nak Indo marah?”
"Tergantung sih, nenek menyamar untuk apa? Kalo untuk mencuri sesuatu pasti Indo akan marah, tapi kalo nenek menyamar untuk hal yang baik Indo gak bakal marah kok"
“oh gitu ya”
"Udah lah nek jangan tanya yang aneh aneh lagi, lebih baik kita lanjut nonton tv aja"

 

Setelah percakapan itu suasana menjadi sunyi lagi tidak ada yang berbicara, kecuali siaran di tv, hingga jam 5.30 ada seseorang yang mengetuk pintu rumah tersebut, dengan reflek Cakra menengok ke arah pintu yang sudah ingin di buka oleh salah satu pembantu di sana, dan Asean baru saja turun dari atas dan akan menuju ruang dapur, namun ia berhenti seketika ketika sampai di ruang tamu, dan melihat ke arah yang di pandang Cakra yak, Asean ikut memandang pembantu yang lagi berbicara kepada seseorang.

Asean langsung berniat menghampiri pembantu itu, tapi tamu yang mengobrol dengan pembantu tiba tiba di ijin kan masuk oleh pembantu tersebut. Asean menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas apa dia salah lihat atau tidak. Namun ternyata dia tidak salah lihat

“yo Sean udah lama gak ketemu” sapa salah satu dari tamu itu
Mendengar suara itu nenek langsung berdiri dari dudukannya yang membuat Cakra bingung

"Lo nenek ngapain berdiri? Duduk aja, kursinya pun masih banyak, mungkin itu tamunya papah"
“maaf nak Indo”
"Nenek ngapain minta maaf? Nenek kan gak ada salah"

Tamu yang datang tadi langsung menuju keberadaan Cakra dan Nenek, salah satu dari mereka langsung memegang pundaknya dan berbisik

“sudahlah, lepaskan penyamaran mu sekarang” ucap seseorang yang tadi memegang pundak nenek, sedangkan nenek langsung mengangguk dan mulai memegang rambut yang warnanya hitam itu dan menariknya dan yak, munculah warna rambut nenek yang asli

“maaf nak Indo, ini lah yang aku maksud saat menanyakan pertanyaan terakhir tadi”
"Bagus Ren" ucap salah satu orang yang ada di sana
“terimakasih tuan”

Seketika Asean pun datang menghampiri mereka

"Oi oi oi, apa maksud semua ini?, Apakah nenek adalah anak buah dari teman lamaku? Nazi, Soviet tolang jelaskan" ucap Asean
"Baiklah biarkan aku yang menjelaskan, jadi aku dan Nazi kesini untuk menjemput anak buahku yang bernama Ren, Ren gak berbuat jahat kok dia cuma ku suruh untuk mengamati orang orang baik, dan yak anak mu adalah salah satunya, dan kami ingin-" ucap Soviet yang di jeda oleh Nazi
"Sudah biarkan aku yang melanjutkan, kami ingin membawa anakmu untuk mengajarinya di sekolah lain yang bisa kami awasi, karena Anakmu Indonesia memiliki potensi untuk membuat dunia ini saling damai" jelas Nazi
"Maksud kalian apa ya? Aku gak maksud" ucap Cakra yang sedang sedikit bingung

“kami bakal membawamu jauh dari sini, untuk mendapatkan pelatihan dan pembelajaran yang sesuai” ucap Soviet
"Oh ya hampir lupa, apa golongan darahmu anak muda?" Lanjut Soviet
"Golongan darahku? Emmm entah lah, memang kenapa?"
"Aku dan Nazi bakal bawa kamu untuk di periksa golongan darahnya, jadi tunggulah"

"Hah? Tungg-"
Seketika ada yang menekan bel lagi

"Nah dia udah datang" ucap Nazi
Dan yak, yang dimaksud Nazi dan Soviet adalah Who
"Aku sudah di sini, kalian ingin apa?" Tanya who
"Tolong cek darah milik Indonesia" ucap Nazi
"Untuk apa?" Tanya who lagi
"Kami ingin memastikan sesuatu" jawab Soviet
"Hah baiklah" ucap who pasrah

   Who pun mengecek darah Indonesia namun ada sesuatu yang aneh di darahnya, ia pun mengecek berulang kali dengan sangat teliti hingga Who pasrah dengan hasilnya.

"Baiklah aku sudah mengeceknya, dan di kertas ini adalah hasilnya" ucap who sambil memegang selembar kertas
"Sini serahkan padaku, biar aku yang baca" ucap Soviet
Who pun memberikan selembaranya ke Soviet dan yak Soviet membacanya terlebih dahulu, setelah selesai membaca ia seperti tersenyum atas kemenangan

"Sudah ku duga Indonesia punya darah keturunan komunis" ucap Soviet
"Ha? Komunis?" Ucap Cakra dengan logat sok polos
"Ya kau bagian dari kami, kau seorang keturunan komunis" jelas Nazi
"Apa maksud kalian? Aku tidak paham? Jika aku keturunan komunis bagaimana kalian bisa tau, itu bukan karena sifat baikku kan?" Ucap Cakra
"Bukan itu semua sudah kelihatan, salah satunya adalah memiliki rambut warna merah dan putih" ucap Nazi
"Warna merah putih ya? Hmmm kak Singa juga warna merah putih, dan Monako, tapi bagaimana bisa?" Tanya Cakra
"Karena kakakmu juga pernah memberi ciri cirinya kepada kami" Jawab Soviet
"Kakak? kakak yang mana lagi, aku cuma punya kak Singa, Myanmar dan Thailand kok" ucap Cakra
"Bukan kakakmu yang itu, tapi kakak kandungmu" ucap Nazi
"Ha? B-bukannya aku anak papah asli?" Ucap Cakra sambil melihat ke Asean, sedangkan Asean hanya menggeleng
"Kau bukan anak kandungku, bahkan yang lain juga bukan, kalian semua hanya anak pungut" ucap Asean
"Apa? Kenapa papah gak beri tau!!!" Ucap Cakra
"Maaf, papa hanya ingin kalian akur saja"ucap Asean
"Sudahlah Indo, kau ingin ikut kami dan bertemu kakakmu atau bersama dengan Pak Asean?" Tanya Soviet
"Sebenarnya aku ingin ketemu kakak tapi, aku tidak biasa meninggalkan mereka" ucap Cakra
"Tidak apa apa, kau ikut saja mereka, dan bersama lah dengan kakakmu itu, kau masih bisa bertemu mereka di sekolah kan?" Ucap Asean yang diakhiri tatapan ke Nazi dan Soviet
"Tentu kau masih bisa bertemu mereka" ucap Soviet
"Kalo begitu, Indo mau siap siap dulu, untuk hari ini Indo gak berangkat dulu, udah siang" ucap Cakra sambil melihat ke arah jam dinding yang menunjukan jam 8
"Huh baiklah, sampai bertemu lagi" ucap Asean diakhiri guman

Cakra pun membereskan barang barangnya dan memasukannya kedalam tas kecuali Hpnya, hanya butuh beberapa menit untuk Cakra membereskan barang barangnya. Setelah selesai Cakra langsung turun dan menuju ke arah Nazi dan Soviet.

"Aku sudah siap" ucap Cakra sambil Menggendong tasnya.
"Baiklah ayo kita berangkat" ucap Nazi sambil berjalan ke arah pintu menyusul Soviet
"Pagi makasih udah mau rawat Indo, indo pamit dulu, semoga kita bisa bertemu lagi, bayyy pah" ucap Cakra sambil berlari menuju mobil yang sudah ada Soviet dan Nazi.

{Btw tadi Who udah pulang ya, dan Nenek itu atau Ren udah disuruh oleh Soviet untuk nganterin Who pulang}




Setelah perpisahan itu Asean langsung memasuki kamar yang dulu ditempati Cakra, dan ternyata Cakra meninggalkan beberapa Bajunya dan sebuah surat yang berisi:

-------
    Pah Indo sayang papah, indo tingalin baju ini untuk papah, agar tidak lupa dengan indo
Indo sayang papah dan semuanya
-------

Kurang lebih itu tulisannya, seketika Asem langsung memeluk baju itu dan sedikit menangis
"Papa juga sayang kamu nak, semoga kau baik baik saja di sana, jaga diri baik baik" ucap Asean sambil memeluk baju yang di tinggalkan Cakra. Tanpa sadar ternyata ada yang mengintip Asean

"Apa? Bang Indo pergi, kenapa bisa, apa kak Indo gak betah di sini ya" ucap seseorang yang mengintip Asean

  Tbc Dulu ya
Biar kalian kepo Ama kelanjutannya....
So nanti bakal up dobel atau gak lebih ya........... So bayyyyy

enter the world of novelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang