HAI! HAI!!
Kembali lagi dengan Chapter 9 yang tentu asik!Vote dan komen nya yah!
🥀🥀🥀"Bahkan air mata saja tidak cukup untuk menjadi saksi kehampaan dan sepinya hati.”
-Asela Victoria-
•••°^°•••
Semakin dewasa, semakin mengerti apa makna cinta. Mungkin itulah yang ada dipikirkan oleh Asela, gadis itu kini berdiri memandangi langit menampilkan sunshine pada pagi buta ini dari jendela kamarnya.
Samar-samar ia mendengar suara orang mengaji disalah satu masjid dekat dengan rumahnya, walaupun ia non-islam tapi ia lega mendengarnya ada rasa ketenangan. Akhirnya ia kembali bisa menghirup udara segar pagi ini, bisa bernafas di hari ini lagi, senang rasanya.
Hari ini hari minggu, biasanya ia mendapatkan paket dari kurir pada hari ini, kira-kira sekitar jam 9 pagi, terhitung masih lama juga dari sekarang Asela tersenyum memandangi matahari yang mulai naik merangkak dari persembunyiannya memperlihatkan cahaya yang menyinari dengan kemanfaatannya yang banyak.
Benar saja, setelah Asela selesai mandi pagi dan sarapan buatan Bibi Rara, suara bel rumah pun terdengar, Asela pun segera membukakan pintu, sang kurir paket akhirnya datang seperti biasanya.
“Paket untuk Asela Victoria, dari Dion Adam,”ujar pak kurir itu seraya menyerahkan paket segi empat yang lumayan besar kepada Asela.
Asela menyambutnya dengan senyumannya, “Iya, saya sendiri Asela Victoria,”
“Oh, iya, mari tanda tangan disini ya,”unjuk Pak kurir pada sebuah kertas pembuktiannya, segera Asela pun mengisinya.
“Makasih, Mas,”
“Sama-sama, saya permisi dulu,”ujar Pak Kurir itu yang langsung diberi anggukan oleh Asela, setelahnya gadis itu pun kembali masuk kedalam rumahnya sambil membawa kotak paket itu menuju ruang dapur, terlihat Bibi Rara menoleh kearah Asela yang membawa paket itu menuju meja makan.
“Paket dari Pak Dion, ?” tanya Bi Rara yang hanya diberi senyuman kecil oleh Asela tanpa menjawabnya.
Gadis itu pun segera duduk dimeja makan, seraya membuka plastik yang membungkus kotak paket itu dengan hati-hati, ada juga Bi Rara yang ikut ingin tau apa isi gerangan paket tersebut sambil membawakan Asela segelas susu hangat.
Terlihat sebuah kotak berwarna biru muda, warna kesukaan Asela, dengan sebuah kutipan surat teruntuk dirinya berwarna merah mudah yang berbalut dengan pita berwarna putih, segera Asela membacanya dengan senyum kecil.
------
Teruntuk putri kecil Papa, Vicotria..
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Senandika
Teen FictionAzure selalu bahagia melihat gadis itu, apalagi ketika mendengar setiap bait sholawat merdu dari suara menggetarkan hati Gadis berkacamata yang membuat dirinya kagum, debur perasaan dan jantungnya berdetak lebih cepat, sekagum-kagumnya. Lantas, bole...