4. Full senyuman.

28 25 4
                                    

Haii Ma Beeboo!!

Takdi Senandikakembali lagi dengan part 4. Full senyuman. Seperti judulnya, jangan lupa tersenyum untuk hari ini, VOTE dan KOMEN jangan lupa 😝😝

"Selamat Pagi Riduan," sapa gadis berjilbab panjang dengan tas Tote bag yang ia pakai, gadis itu membuka pintu kamar yang bertuliskan 'Kamar Riduan.'.

"Kakak kenapa masuk? Duan belum siap-siap juga!" marah anak lelaki yang baru berusia 10 tahun itu dengan wajah kesal.

"Udah dari tadi ditunggu-tunggu juga, lama sih, mangkanya kakak masuk. Maaf yah,"ujar Asma tersenyum manis, ia melihat benda-benda kecil dikamar Riduan sang Adik, seperti permainan rubik, robot serta papan catur yang ada dimeja belajar sang adik sepupunya.

Karena memang sejak ia berkuliah, Asma tinggal di keluarga tantenya yang memang mempunyai anak tunggal yaitu Riduan.

"Duan di anter sama kakak lagi ya? Boleh ngga, Duan berangkat ke sekolahnya sama teman-teman aja?" tanya Riduan kini sudah siap dengan tas berwarna hitam dipunggung nya.

"Naik apa sama teman-teman?"

"Sepeda."

"Ngga. Ngga boleh."

"Kenapa?" Riduan bertanya dengan wajah kecewa.

"Kamu ngga lupakan minggu kemarin kamu jatuh dari sepeda, hm? udah ikut sama kaka aja,"

"Tapi Duan pengennya sama teman-teman, Kak Asma."ucap Riduan dengan wajah kecewa karena memang kakaknya yang di depan ia sekarang tidak setuju dengan ucapannya itu.

Melihat hal itu, gadis bernama Asma itu tersenyum. Ia menurunkan tinggi badannya mensejajarkan tinggi badannya dengan sang adik, Riduan.

"Duan pengen naik sepeda bareng teman ya?"tanya Asmaaa dengan wajah senyum kepada sang adik yang masih menatapnya merajuk.

"Iya, pengen."jawab Riduan dengan kepala mengangguk pelan.

"Duan, Duan boleh kok perginya sama teman-teman. tapi, janji ngga ngulangin hal seperti minggu lalu. Kamu harus hati-hati. Jangan sampai jatoh, janji?"

Mendengar itu tentu saja Riduan mengangguk-anggukkan kepalanya sangat senang mendengar ucapan sang kakaknya itu, "Iya. Duan janji."

"Peluk dulu dong."pinta Asma yang langsung diberi pelukan oleh Riduan. "Sayang kak Asma."

"Sayang kamu juga."balas Asma lalu kedua pun tertawa."

🌷🌷🌷

Akhirnya, Asma pun pergi sendiri. Ia tak perlu membelokan arahnya menuju ke sekolah Riduan, hari ini ia langsung saja ke kampusnya. Pagi yang indah seperti biasanya dengan langit yang cerah. Terlihat beberapa anak-anak sekolah melintas kala lampu merah bernyala, Asma pun tentu saja menghentikan motornya.

Namun tiba-tiba ingatan lucu membuat dirinya terkekeh, pada kejadian beberapa hari lalu. Kala ia membawa beberapa buku dan terjatuh di jalan ini.

Beruntung saja ada anak perempuan yang membantunya dan saat itu waktunya malam hari bukan siang hari, sebab jika siang hari maka banyak orang yang melihatnya, ia akan menjadi malu.

Ia pun terkekeh ketika mengingatnya lagi dan ketika lampu hijau terlihat, ia pun segera menjalankan motornya segera untuk menuju ke kampus.

Seperti biasa ia akan memarkirkan motor miliknya di parkiran lalu segera pergi ke kantin yang pagi ini untuk mengenyangkan perut yang masih terasa kosong. Pagi ini Tante nya tidak memasak sebab sedang tidak enak badan di rumah, itu mangkanya dirinya tidak sarapan pagi di rumah.

Takdir SenandikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang