05

2.9K 259 7
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini pertunangan antara renjun dan guanlin di laksanakan secara sederhana. Renjun dan guanlin sepakat untuk merahasiakan soal mereka kepada yang lainnya.

Jaemin menangis memeluk ibunya saat mengetahui jika renjun harus satu apartement dengan guanlin untuk mendekatkan mereka satu sama lain

Tentu saja jaemin menolak itu, dia tidak mau di pisahkan dengan kembarannya. Namun winwin menasehati putra ketiganya mau tak mau jaemin pun harus menerimanya

.

Tak ada pembicaraan di antara keduanya, guanlin hanya fokus pada jalanan di depannya. Sementara renjun sesekali melirik guanlin yang menyetir

Mobil terparkir di basemant apartemen. Guanlin turun membawa koper renjun. renjun tentu saja mengikuti lelaki tinggi itu dari belakang

Tit tit tit tit

Apartemen terbuka. Guanlin menyuruh renjun masuk

"Bersih juga apart Lo"

Kalimat itu yang pertama kali keluar dari mulut renjun.

"Kamar nya cuma satu. Lo kamu ngerti kan maksudnya apa?" Tanya nya memandang renjun.

Renjun mengangguk "ini kamar buat gue kan? Lo tidur aja di ruang tamu" ucap renjun pada guanlin

Guanlin menghembuskan nafasnya saat mendengar jawaban renjun. "Bukan seperti itu maksud saya. Itu artinya saya akan tidur di kamar yang sama dengan kamu renjun" ucapnya

Mata renjun melotot lucu. "Apaan gue gak mau. Lo tidur aja di ruang tamu. Enak aja sekamar sama Lo" ucapnya merampas kopernya dari tangan guanlin kemudian berjalan ke kamar guanlin

Guanlin menggeleng kemudian mengikuti renjun dari belakang. "Ngapain Lo ngikutin gue?" Tanya nya menoleh ke arah belakang

"Kan saya bilang ini kamar kita. Saya tidak mau tidur di ruang tamu renjun." Ucapnya

"Gue juga gak mau sekamar sama Lo. Gue tamu di sini. Lo sebagai orang rumah harus menghormati tamu yang datang." Ucapnya menunjuk guanlin

Guanlin mengangkat satu alisnya "ada yang salah dengan kalimatmu. Seharusnya kamu sebagai tamu yang menghormati orang rumah. Bukan saya yang menghormati kamu sebagai tamu" jelasnya

"Bodo amat. Keluar Lin. Gue mau tidur" ucapnya mendorong guanlin

"Kalau begitu tidur bersama saya apa susahnya." Ucap guanlin memegang tangan renjun yang sedang mendorongnya

Renjun terdiam sebentar menatap guanlin. Guanlin yang di tatap pun terdiam menatap renjun kembali

"A-ahh maksud say___"

"Sialan! Dominant mesum..!!" Renjun memukul guanlin lebih brutal dari pada pukulan pertama

"Ahh renjun saya minta maaf aghh maaf maaf" guanlin berusaha menutup wajahnya menggunakan tangannya supaya tidak terkena cakaran dari renjun yang sedang mengamuk.

Renjun memandang guanlin yang terduduk di sofa kamarnya dengan mengobati luka akibat pukulan dan cakaran yang renjun berikan padanya tadi.

"Shh.." desisan terdengar dari mulut guanlin

"Lemah banget Lo" ucapnya dengan sinis terhadap guanlin

"Ini sakit kamu tau. Kamu belum ada sehari tinggal disini namun sudah membuat kekacauan seperti ini pada saya bagaimana jika kita menikah nanti" ucapnya sembari mengobati luka nya

"Pede banget Lo bilang begitu. Sampai kapan pun gue gak bakal mau nikah sama Lo. Dominant lemah ngelawan gue aja gak bisa" ucapnya dengan sinis.

Guanlin memandang renjun dengan menaikkan satu alisnya "dominant lemah? Saya cuma ngehargai kamu sebagai submisive." Ucapnya pada renjun.

"Basi. Jaman sekarang tuh submisive punya kekuatan yang sama dengan dominant gak usah sok sok ngehargai gue deh" ucapnya melambaikan kedua tangannya.

"Benarkah? Tapi caramu menyerang saya tadi persis seperti wanita yang sedang berkelahi" ucapnya mengejek renjun dengan sengaja.

"Cih.. tapi tetap aja Lo lemah" ucapnya lagi

Guanlin berdiri dengan menunjukkan senyum jahatnya "baiklah jika begitu saya tunjukan bagaimana seorang dominant bertindak" ucapnya berjalan mendekat pada renjun yang terduduk di pinggir ranjang

Renjun mendadak gugup. Beberapa kali terlihat submisive itu menelan air liurnya.

Guanlin berdiri di depan renjun yang menatapnya tanpa berkedip. Sang dominant membungkukkan badannya menatap renjun

"Kamu mau saya bersikap seperti seorang dominant yang sesungguhnya nakamoto renjun" Ucapnya dengan jarak yang sangat tipis dari renjun. Renjun bahkan bisa merasakan hembusan nafas guanlin pada wajahnya.

"E-ee l-lin..." Ucapnya takut dengan jarak sedekat ini pada dominant itu

Tangan guanlin terangkat mengelus pipi lembut renjun. "Saya akan menunjukkan nya malam ini" ucapnya kemudian elusan itu berubah menjadi cengkraman

Mata renjun membulat, dia cukup terkejut dengan tindakan guanlin yang tiba tiba.

Wajah guanlin semakin mendekat padanya. Tangan renjun mengepal kuat di bawah. Ingin rasanya dia meninju dominant ini tapi entah mengapa tangannya mendadak kaku.

Cupp
Guanlin mencium ujung hidup renjun

"Jadilah anak baik Nakamoto renjun." Ucapnya kemudian menjauhkan wajahnya dari wajah renjun menepuk pucuk kepala renjun segera keluar dari kamar itu sebelum sang submisive mengamuk.

Renjun memandang kepergian sang dominant beberapa detik sebelum dia tersadar dan menggeleng

"Lai guanlin sialannn!!!" Teriaknya sembari mengusap hidungnya yang dicium sang dominant.

Sementara guanlin hanya tertawa mendengar teriakan renjun di dalam kamar.









TBC

dijodohin! (guanren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang