.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jaemin terus bergulung guling di ranjang nya yang sekarang terasa luas. Biasanya dia akan memeluk renjun untuk bisa tidur nyenyak namun kini tak bisa. Kembarannya itu harus tinggal bersama dengan tunangannya.
"Huhh... Nana tidak bisa tidur" ucap nya mendudukkan dirinya. "Ke kamar bunda aja deh" lanjutnya lagi dan berjalan keluar dari kamarnya.
Jaemin berdiri tepat di kamar ayah bundanya. Dia berharap bunda atau ayah nya belum tidur
Tok tok tok
"Bunda..." Panggil jaemin sambil mengetik pintu kamarnya
Sementara di dalam kamar yuta dan winwin sedang berada di dalam satu selimut yang sama tanpa busana.
'bunda..'
Samar samar winwin mendengar panggilan dari luar kamarnya.
"Eunghhh dadd.. p-pelan..!! Aghhh Daddy...!" Winwin terus mendesah saat suaminya memompa penisnya dalam hole winwin.
"Daddyhhh eughhh..! Anak...ahhh n-nana.. di luarhhh ahhh..!!" Winwin mati Matian mengatakan itu. Ini terlalu nikmat baginya. Suaminya sangat pintar memuaskannya.
"Biarkan sayang.. mereka sudah besar" ucap yuta tanpa memelankan genjotannya pada winwin
"Ahh...! Dalam...!! Le-lebih dalam d-daddy...!! Ahhh...!!!"
Tak mendengar jawaban dari dalam. Terdengar hembusan nafas dari jaemin. "Tidur sama adek ajalah" ucapnya kemudian berjalan ke kamar shotaro adik bungsunya
Tok tok tok
"Taro... Ini kak Nana.. taro udah tidur belum...?" Tanya nya dari depan. Cukup lama dia berdiri di depan kamar shotaro. Tapi sepertinya shotaro sudah tidur. Tak ada jawaban dari dalam.
"Aghhh gak ada yang mau sama Nana hiks... Bunda... Adekkk... Nana mau tidur sama kalian Hiks..." Jaemin menangis di depan kamar shotaro. Anak ketiga Nakamoto itu melipat kakinya dan menunduk sambil menangis disana
Xiaojun melihat jaemin dengan bingung. Kemudian mendekati adik nya "Nana.." panggilnya
Jaemin mendongak menatap xiaojun dengan mata merahnya "kamu kenapa?" Tanya xiaojun padanya
"Kak Dejun.... Hiks.. bunda ayah sama taro gak mau bobo sama Nana hiks.. Nana gak bisa bobo kalo gak ada injun hiks.." jaemin terus menangis seperti anak kecil.
"Mereka udah tidur. Kamu kenapa gak datang ke kamar kakak aja?" Tanya xiaojun
Jaemin menghentikan tangisnya kemudian berdiri "ohh iyaaa.. kan masih ada kakak Nana lupa" ucapnya sambil menghapus air matanya.
"Kamu ngelupain kakak?" Tanya xiaojun di balas gelengan cepat oleh jaemin "bukan ngelupain tapi lupa kak.. ayoo kak kekamar kakak Nana ngantuk" ucapnya menarik tangan xiaojun. Xiaojun hanya menggeleng melihat kelakuan jaemin.
.
Renjun merasakan sesuatu pada pipinya. Tepukan pelan terasa membuat tidurnya terganggu
"Eunghh na... Bentar lagi.." parau nya tanpa membuka mata
Guanlin tertawa pelan saat mendengar jawaban renjun. "Renjun bangun... Kamu tidak ke kampus?" Tanya guanlin.
"Bentar lagi... Eungg... Kiss gue manaa?" Ucapnya sambil memajukan bibirnya.
Guanlin terdiam menatap tunangannya "kiss?" Tanya pelan. Renjun hanya mengangguk
"Kamu beneran mau saya cium?" Tanya nya lagi. "Iya.. kenapa banyak tanya sih" ucapnya menggaruk kepala bagian belakangnya.
"Saya tidak bisa" ucapnya. "Kenapa?? Ahh Nana sudah tidak sayang injun yaa?? Kiss injun naa" ucapnya dengan suara sedihnya
PLAKKK
Guanlin menampar pipi renjun dengan lumayan kuat membuat sang submisive mau tak mau membuka mata
"Lo... Sialan" ucapnya mengelus pipinya yang terasa perih
"Ekhem.. kamu mengigau tadi. Cepat mandi kemudian sarapan saya akan mengantar kamu ke kampus" ucap guanlin kemudian keluar dari kamar
"Tu dominant ada masalah apa sih sama gue.. shhh sakit lagi" ucapnya kemudian turun dari ranjangnya dan bersiap.
Dentingan sendok terdengar jelas di meja makan. Submisive itu terlihat kesal pipinya mengembung. Makanan itu pasti menumpuk dalam mulutnya.
"Telan renjun" ucap guanlin menatap pipi renjun yang besar sebelah
"Apa? Lo mau gue Telen? Sini" balas renjun memandang sinis pada guanlin
Guanlin menghembuskan nafasnya pelan "makanan kamu maksud saya." Tak ada jawaban dari renjun, hanya suara dentingan sendok yang lebih kuat terdengar
"Okey... Saya minta maaf udah nampar kamu tadi. Saya refleks, kamu tiba tiba minta cium" jelas guanlin
Renjun menghentikan pergerakan nya menatap sang dominant. Benarkah? Ohh tidak ini sangat memalukan!
"B-bohong... Lo kan memang punya dendam sama gue yakan?!" Ucapnya. Sebenarnya renjun agak sedikit gugup sekarang.
"Terserah jika kamu tidak percaya. Jangan melakukannya kepada dominant lain, jika tidak mereka akan benar benar menciummu" ucapnya. Renjun hanya mendengarkan tanpa menjawab. Dia sangat malu sekarang
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
dijodohin! (guanren)
Fanfictionsial, sangat sial kenapa harus dengan laki laki itu!!