10.

2.3K 174 24
                                    

Renjun melambaikan tangannya saat melihat ayah dan kakak pergi meninggalkan apartemen nya dengan kendaraan masing masing, submisive itu kemudian berjalan masuk ke dalam.

Tatapannya beradu pada guanlin yang tengah mengompres pipinya yang terlihat lebam di kanan.

"Mau gue bantu?" Tawar renjun mendekat ke arah dominant itu.

"Gak usah, gue bisa sendiri"
Balas guanlin sekilas menatap renjun.

"Kamu masih mau disini? Saya duluan masuk ke dalam" lanjut guanlin berjalan ke arah kamar dan meninggalkan renjun yang terdiam disana.

Renjun beranjak, membersihkan alat yang di gunakan guanlin untuk mengompres wajahnya tadi.

Tak lama submisive kecil itu menyusul sang dominant ke dalam kamar, terlihat guanlin yang tengah merebahkan tubuhnya di ranjang besar itu.

"Lin.. gue tidur dimana?" Tanya renjun dengan memainkan baju yang dia kenakan sekarang.

"Bebas, saya tidak memaksa kamu untuk tidur dengan saya" balas guanlin tanpa melirik renjun.

Renjun mengigit bibirnya dalam saat mendengar jawaban dari guanlin yang terdengar dingin.

"Gue gak bisa tidur di sofa Lin"
Ucap renjun lagi.

"Kalau begitu tidur disini"

Renjun membuang nafasnya berat, mengambil tempat di samping dominant besar itu.

"Awas aja kalau Lo sentuh gue"

Guanlin tersenyum miring mendengar ucapan renjun, "saya tidak minat, tubuh kamu kurang menarik bagi saya"
Guanlin berbalik membelakangi renjun.

Entah mengapa ucapan guanlin tersebut membuat renjun sakit, harusnya renjun tidak mengambil hati pada ucapan yang Guanlin ucapkan.

Hingga Jam menunjukkan pukul 02.00 malam renjun belum bisa memejamkan matanya, sesekali renjun melirik ke arah sang dominan berharap jika sang dominan belum tertidur.

"Lin.." panggil renjun sembari menatap bahu kekar itu.

Tak ada jawaban dari guanlin terlihat bahwa dominan itu telah tertidur pulas, renjun beranjak dari tidurnya mendekat ke arah guanlin berusaha membalikkan tubuh besar itu.

"Guanlin..." Panggil renjun sekali lagi.

"Hm" dehem guanlin dengan mata terpejam.

"Lo marah ya sama gue" ucap renjun terdengar lembut pada sang dominan.

"Diam renjun ini udah malam lo mending tidur" balas guanlin tanpa membuka mata.

Kesal dengan jawaban guanlin renjun lantas naik ke atas tubuh sang dominan, mengambil posisi duduk tepat di atas perut kekar guanlin.

Hal itu lantas membuat guanlin membuka matanya seketika,
"Turun renjun, Kamu gila ya"

Guanlin menatap renjun dengan tatapan tak percaya, "lo marah kan sama gue"

"Tidak, saya tidak marah"

"Terus kenapa dari tadi Lo diemin gua guanlin" kesal renjun dengan menggoyangkan tubuhnya

"Saya tidak marah dengan kamu, Saya marah dengan kakakmu" balas guanlin dengan menatap renjun.

Renjun terdiam beberapa saat kemudian, "oh belum marah gara-gara kak dejun menghajar lo tadi ya" ucap renjun dengan rasa bersalah.

"Menurut kamu bagaimana orang tua saya saja tidak pernah menghajar saya seperti itu" balas guanlin dengan menatap renjun yang masih duduk di atasnya.

Renjun mempoutkan bibirnya "ya udah gue minta maaf atas kesalahan kakak gue" ucapnya dengan bibir yang terlipat ke dalam.

Guanlin berdeham pelan, tatapan guanlin masih bertuju pada renjun yang masih duduk di atas tubuhnya dengan jari yang memainkan baju kemeja tidurnya.

"Renjun, apa kamu sadar yang kamu lakukan?" Tanya guanlin menatap submisive itu.

"Emang kenapa?" Balasnya bingung menatap guanlin.

Guanlin bangun dari tidurnya dan membuat dirinya semakin mendekat pada tubuh renjun.

"Manis" ucap guanlin pelan, tangan dominant itu kemudian memegang kepala bagian belakang renjun dan menyatukan bibir mereka.

Renjun membulatkan matanya saat dengan tiba-tiba guanlin mencium bibirnya.

Hingga tak lama guanlin menjauhkan wajahnya dan menatap renjun yang tengah terengah.

"Apa ini pertama kalinya kamu berciuman?" tanya guanlin tanpa rasa bersalah.

Renjun renjun terdiam saat mendengar ucapan guanlin, tatapan mereka beradu tanpa renjun menjawab pertanyaan guanlin.

Guanlin tersenyum kecil, dominan itu kemudian kembali menarik renjun dan menyatukan bibirnya kembali pada bibir sang submisive.

Renjun diam membiarkan guanlin menciumnya, perlahan tangan sang dominan turun secara perlahan membuka kemeja piyama yang renjun kenakan.

Tanpa melepas ciuman guanlin dengan telaten melepas piyama renjun hingga submisive itu tidak mengenakan pakaian sama sekali.

Hingga ciuman itu terlepas, guanlin menjauhkan tubuhnya dari renjun dan menatap tubuh telanjang submisive itu.

"Kamu indah renjun" tiga kata dari guanlin yang membuat pipi renjun merona.

Entah ke mana sikap renjun yang sangar sebelumnya. Dominan di depannya ini seolah-olah menyihirnya untuk tunduk di bawah perkataannya.

Guanlin tersenyum menatap wajah manis renjun, dominan itu kemudian turun menciumi leher jenjang sang submisive hingga membuat renjun mendesah kecil

Puas membuat tanda guanlin kembali menatap renjun, "buka renjun, aku sesak" kalimat itu membuat bulu kuduk renjun berdiri.

Ini pertama kalinya renjun melakukan hal seintim ini dengan dominan.





TBC

dijodohin! (guanren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang