11.

828 85 10
                                    

Renjun mengulum bibirnya dalam sesekali menatap gundukan yang terlihat jelas di balik celana yang dominant itu kenakan.

"Aku sesak sayang"
Bisikan itu membuat renjun merinding seketika.

Tangan lentiknya beralih membuka perlahan celana panjang guanlin serta dalamannya.

Kini terpampang jelas di depan sang submisive kejantanan milik dominant yang setengah menegang itu.

"A-aku tidak tau harus bagaimana" ucap renjun terbata menatap guanlin.

Guanlin tersenyum kecil kemudian membalikkan posisinya menjadi diatas sang submisive.

"Biar aku yang bekerja"
Ucap guanlin dengan suara beratnya, kemudian kembali mencium renjun dengan lembut.

Beberapa saat guanlin menjauh menatap renjun yang masih memejamkan matanya.

"Santai saja renjun.. rileks" ucapnya mengusap wajah gembil itu.

Perlahan sang dominant turun mengisap sekitaran leher jenjang renjun, memberi tanda bahwa submisive di bawahnya ini adalah miliknya.

"Ahh~"
Desahan manis itu keluar dari mulut renjun, terkejut saat guanlin mulai mengisap putingnya.

Lidah guanlin berputar disana, tangan kekarnya turun membelai kejantanan mungil milik renjun.

"Akhhh~~"
Alunan desahan merdu itu terus keluar, guanlin bangkit menatap renjun yang menatapnya sayu dari bawah sana.

Guanlin beralih menegang kejantanannya sendiri, menggerakkan tangannya pada kejantanan itu tepat di depan wajah renjun hingga menegang sempurna.

"Aku tidak akan melakukannya sekarang.., tapi kita bisa.."
Ucapan sang dominant terhenti.

Dengan tiba tiba guanlin mengangkat kaki renjun dan meletakkan di pundaknya.

"Rapatkan paha mu sayang" perintah guanlin pada renjun.

Perlahan guanlin menyelipkan kejantanan nya di sela sela paha sang submisive.

"Agghhh~" gerakan sexy itu keluar dari mulut guanlin.

"Ini nikmat renjunhhh..."

Renjun mendesah kecil sambil menatap betapa gagahnya dominant di hadapannya ini.

Perlahan matanya turun menatap pahanya yang mengapit penis besar itu.

"J-jangann ahh"
Renjun tak bisa menahan saat tangan kekar guanlin mulai memegang miliknya memberi sensasi nikmat yang belum pernah dia rasakan.

Hingga cukup lama, renjun memuntahkan putihnya, guanlin tersenyum miring melihat renjun yang menggebu.

Hingga dominant itu kembali menggerakkan miliknya bergesekan dengan milik si manis.

"S-sebentar.. ahh.. ini.. ahh sensitif..."

Renjun meremat apapun yang ada disekitarnya saat guanlin menggerakkan dengan kuat.

"Sebentar lagi sayang.." ucap guanlin.

"Ahh aku... Ahhh.. aku mau pipis..."

PLAK..!

PLAK..!

PLAK..!

hantaman kulit dua insan itu terdengar dengan kuat.

"ahAHHH...."

"Akh....!!!"

Guanlin keluar, putihnya keluar mengenai renjun yang sudah tak berdaya di bawahnya.

"A-aku pipis" keluh renjun membuang pandangannya dari sang dominant.

Guanlin merendah, mengecup pipi renjun dan memberi lumatan kecil pada bibir si kecil.

"Kau menikmatinya."

Tampan. Renjun mulai terpesona pada dominant itu, mata mereka beradu.

"A-aku ingin bersih bersih.." ucapnya mendorong guanlin untuk menjauh darinya.

Renjun bangkit setelah mendorong guanlin. Dia menatap ranjang guanlin yang basah karna air seninya. Terlihat renjun mengigit dalam bibirnya.

Guanlin mengikuti arah pandangan renjun kemudian tersenyum manis.

"Tidak apa apa.. aku akan membersihkan ini.. kau bersihkan saja dirimu"

"Tapi.."

"Atau kau ingin aku membersihkan mu juga?"

Sial, pipi renjun memerah sekarang.

"Tidak, aku bisa melakukannya sendiri" ucap si manis kemudian berlari kecil arah kamar mandi.

Membuat dominant itu tersenyum.

Guanlin bangkit memakai kembali celana boxer tanpa dalaman dan mulai membersikan area ranjang yang telah berantakan karena bercinta tadi.

Sementara di dalam kamar mandi, di bawah guyuran shower renjun terdiam. Membiarkan air hangat itu membasahi tubuhnya.

Tangan si kecil meraba bagian dadanya. Mengingat bahwa dominant di luar sana pernah menyentuh itu.

"Apakau sudah gila renjun? Dia bukan suamimu..! Bagaimana kau bisa membiarkan dia menyentuh dirimu..!!" Amuknya pada dirinya sendiri.

"Ohh aku memang sudah gila, kenapa aku tak menolak dari awal? Kenapa hanya diam saja saat dia mulai mencium mu sialan"

"Ahh.. paha ini, dia menyelipkan penis besarnya disini, bunda.. tubuh injun di nodai.." keluhnya sambil terus mengusap bagian pahanya dengar kesar.

Clak...!

Suara pintu terbuka, renjun menoleh menatap dominant yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Sedang apa kau disini, aku masih belum selesai" ucap renjun dengan gugup.

"Mandi"

Guanlin mengambil tempat di samping renjun.

"Kau lama" ucapnya lagi.

Renjun menjauh, mengambil handuk, dan memakai nya lalu keluar tanpa membalas ucapan sang dominant.

Renjun menggelengkan kepalanya. Menepis pikiran kotor yang ada di kepalanya.

Kemudian berjalan kearah lemari mengambil baju dan celana, dan memakai nya.

Renjun menatap ranjang yang sudah tapi. 

Submisive itu merebahkan diri disana dan mencoba memejamkan matanya.

Tak lama guanlin keluar, dia menatap submisive yang sudah tergeletak di ranjang itu.

Dengan hanya memakai celana boxer yang baru guanlin mendekat ke arahnya memberi kecupan di kening dan bibir si manis.

"Selamat tidur.. lelaki kecil ku.."


TBC

Terakhir update 6 Januari 2024

Tes ombak, masih ada yang nungguin?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dijodohin! (guanren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang