Bahaya, Makin Cinta

3 1 0
                                    

Sebelum pulang kerumah Zae mengajak Ziya ke suatu tempat setelah melepas kepergian kakak Zean ke US.
Zae dan Ziya pun mampir ke sebuah pantai yang letaknya tidak begitu jauh dari bandara.

Di Pantai
Mobil yang ditumpangi oleh Zae dan Ziya pun berhenti di tepi pantai yang langsung menghadap ke arah laut yang cantik dengan deburan ombak yang syahdu dan langit biru yang membuat indah dipandang mata. Zae pun menggandeng tangan Ziya menuju ke arah pantai dan bermain di sekitar pantai. Setelah bermain air, berlari kesana kesini Zae dan Ziya pun membuat tulisan nama mereka berdua yang dibuat dengan bentuk love besar dengan ukiran kerang - kerang cantik yang menghiasi nya. Zae dan Ziya pun duduk sambil menikmati pemandangan lalu Ziya pun bertanya
"Zae kenapa kamu mengajak aku ke sini?"
"Aku ada kenangan di sini Ziya. Saat aku masih kecil mama,papa dan kakak Zean mengajak aku kesini"
"Tempat ini penuh kenangan iya Zae?"
"Bukan hanya tempat penuh kenangan Ziya tapi tempat saat dimana aku sedih dan merasa bingung aku akan kesini. Saat mendengar kakak Zean dibawa ke rumah sakit rasanya aku ingin berlari ke pantai ini dan berteriak sekeras mungkin tapi pada saat itu mama dan papa malah menyuruhku bergegas menuju ke rumah sakit dan tangis ku pecah saat aku tiba di rumah sakit."
"Zae"
"Ziya, terimakasih sudah menemani ku dikala suka dan duka. Aku mencintaimu Ziya" Zae pun memeluk Ziya dan tak terasa air mata Zae pun menetes
"Zae, kamu menangis? Apakah sekarang kamu sedang sedih?"
"Iya Ziya aku sungguh sangat sedih melepas kepergian kakak kesayangan ku. Kakak Zean sudah banyak berkorban untuk ku"
"Menangis lah sepuas dan semau kamu Zae agar lega perasaan kamu saat kamu melampiaskan nya dan peluk erat lah aku agar dirimu merasa nyaman saat sedang menangis"
"Ini yang sedang aku lakukan Ziya. Aku sungguh merasa bersalah dan gagal menjadi seorang adik untuk kakak Zean"
"Zae, percaya lah kamu adalah adik terbaik dimata kakak Zean walaupun kalian berdua sering bertengkar karena hal sepele tapi aku yakin kakak Zean amat sangat menyanyangimu Zae"
Tiba - tiba langit yang tadi nya cerah berubah 180 derajat menjadi mendung dan hujan deras pun mengguyur Zae dan Ziya. Ziya pun melepaskan pelukan Zae yang sangat erat dan menggandeng nya untuk segera masuk ke dalam mobil. Tapi, usaha Ziya yang menggandeng dan mengajak Zae pun ditahan oleh Zae. Zae mengajak Ziya untuk bermain hujan - hujan an dan merasakan tetesan air hujan yang sama dengan air mata Zae. Melihat Zae yang sedang bersedih Ziya pun mencoba menghibur Zae dengan menuruti apa kemauan dari kekasih hatinya itu akhirnya mereka berdua pun menari dibawah air hujan yang sangat deras dan bermain bersama dibawah rintikan air hujan.
Saat hujan berhenti tak terasa hari sudah mulai gelap. Zae dan Ziya melihat ada pelangi disekitaran pantai
"Zae lihat ada pelangi"
"Ziya pelangi nya cantik banget iya"
"Iyah Zae cantik banget pelangi nya"
"Tapi lebih cantik pelangi yang selalu aku tatap setiap hari"
"Maksud kamu apa Zae?"
Zae pun menatap ke arah mata Ziya begitu juga Ziya yang membalas tatapan mata Zae. Mereka berdua pun saling tatap satu sama lain
"Pelangi yang selalu aku liat setiap hari dan bersinar setiap aku tatap adalah mata kamu Ziya"
Mendengar hal itu dari Zae pun wajah Ziya memerah dan Ziya pun salting dibuatnya.
"Yah Zae kamu nge gombalin aku nih ceritanya. Yaudah sekarang anterin aku pulang deh kita udah berjam-jam main di pantai ini"
"Oke siap Ziya ayo kita pulang kerumah sayang"
"Hahaha aneh banget tau nggak kamu panggil aku sayang Zae"
Ziya dan Zae pun menuju ke mobilnya dan segera bergegas meninggalkan pantai yang penuh dengan kenangan manis keduanya dan menuju ke rumah.

Di Rumah Ziya
Sesampainya dirumah Ziya, Zae pun menyuruh untuk segera masuk ke dalam rumah. Dan tak disangka orang tua Ziya sudah menunggu kedatangan putri semata wayang nya itu di depan rumah.
Melihat kedua orang tua Ziya di depan rumah, Zae pun turun dari dalam mobil dan tak lupa menyapa kedua orang tua Ziya.
"Om, Tante, maaf banget Zae anterin Ziya nya kesorean dan malah basah-basahan kayak gini om"
"Jangan panggil om sama Tante den Zae anggap aja kita berdua ini juga orang tua kamu"
"Ibu,bapak kenapa sih jangan gitulah malu tau Ziya nya"
"Nggak apa-apa kok Ziya. Lain kali Zae bakalan terbiasa dengan panggilan ibu dan bapak sama seperti Ziya. Kalau begitu Zae pulang kerumah dulu iya om,tante"
"Hati-hati dijalan iya nak Zae" sahut ibu Ziya
"Jangan lupa salam sama tuan iya den Zae"
"Iya om nanti Zae sampein ke papa kalau begitu Zae pamit pulang iya om,tante"
Zae pun dengan sopan meninggalkan rumah Ziya dan tak lupa berpamitan dengan kedua orang tua Ziya.

ZAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang