“'Dia' masih berdiri tegak disana, menunggu seseorang yang sudah jelas-jelas keberadaannya sudah tiada.'Dia' memiliki luka dan duka, luka yang jika dibiarkan saja malah akan semakin perih, luka yang perih membuatnya hampir di buat menyerah. Ia pamrih untuk tetap semangat, Ia malah meminta untuk sakit. Duka yang selalu menyelimutinya. Membuatnya selalu sendiri, Ia menunggu 'mereka' untuk datang kembali, walaupun semua harapannya itu akan mustahil untuk terkabul. 'Dia' pun tersenyum, walaupun senyumannya memancarkan kekelaman yang dalam. Matanya yang indah memancarkan kerinduan, walaupun sosok yang Ia rindukan telah pergi meninggalkannya. Membuat rindunya hanya sia-sia.”
***
"Hai, Aku kembali kesini lagi." ujar sosok itu. Ia berdiri disebuah batu nisan. Batu nisan yang berisi nama abangnya sendiri. 'Sano Shinichiro'.
Dia lantas mendudukkan bokongnya ditanah, membiarkan celananya kotor. Lantas, tangannya yang kurus itu mengusap-ngusap batu nisan itu. Air matanya kembali membendung, dia benar-benar merindukan rumahnya, ia benar-benar merindukan jalan pulang.
"Hari ini, sama seperti biasanya. Aku menyebarkan narkoba. Adikmu ini benar-benar gila ya? Iya, Aku gila karna kalian semua." dia bermonolog sendiri. Air matanya kini mengalir. Mengeluh kepada takdir, kenapa rasanya begitu berat dan sakit.
"Kenapa-kenapa... Kenapa harus Aku yang ditinggalkan?"
Tring!
Tring!Dia pun mengusap air matanya dengan kasar. Kesal karna sedari tadi handphone nya terus berbunyi. Memangnya ada apa si?
"Ah sial, ini siapa lagi? Ganggu saja." lantas, sosok itu pun berdiri. Mengambil handphone nya yang berada disaku celananya. Dia melihat banyak pesan tertulis disana.
Sanzu:
Boss, Kau dimana? Kita harus ke kantor polisi. Ran ditangkap saat ia menyebarkan narkoba digang itu
—14:10—Sanzu:
Boss, sial. Sepertinya... Kita sudah tidak aman
—15:20—Sanzu:
Mikey, hati-hati! Banyak polisi mencarimu!
—16:30—Sanzu:
Bos, Aku pamit. Sepertinya Aku akan ketahuan
—16:32—Tepat setalah Manjirou menaruh handphone nya disaku celananya lagi, tiba-tiba terdengar suara...
"ANGKAT TANGANMU!! KAU TELAH DITANGKAP. KARNA KAU MENYEBARKAN NARKOBA, DAN MEMAKAI NARKOBA!"
"Sial."
***
"[Name]? Kau sudah sampai disana? Kau tidak menghubungi Aku selama tiga hari. Kau baik-baik saja 'kan?" tanya seseorang disebrang sana. Gadis bernama '[Name]' itu menghembuskan nafasnya lelah.
"Ya, kak Kuro. Aku baik-baik saja. Aku sudah sampai Tokyo, maaf belum bisa mengabari mu. Karna Aku benar-benar sibuk." jawabnya.
"Ya, baiklah. Tidak apa-apa. Aku hanya ingin memastikan Kau selamat! Yosh, Aku tutup telfonnya ya! Aku ingin melanjutkan bermain game."
"Iyaaaa."
Setelah itu, telfon pun dimatikan. [Name] sudah kembali kenegara asalnya, Jepang. Dan sekarang Ia berada di Tokyo. Ia menyewa apartment disana. Setelah selesai mengerjakan semua tugas kuliahnya, [Name] memutuskan untuk menonton TV. Ia menyalakan remote TV. Dan sudah disuguhkan berita seorang buronan yang telah ditangkap.
“Setelah berbulan-bulan, akhirnya kepala polisi menangkap buronan yang menyebarkan narkoba, dan melakukan tindakan criminal lainnya. Buronan Sano Manjirou telah resmi ditangkap, warga diharap sudah tidak perlu khawatir bla.. bla.. bla..”
"M-manjirou? Kak Manji?!" [Name] gadis itu menggeleng pelan. Tidak mungkin. Tidak mungkin Manjirou yang dulunya dikenal sebagai seorang anak laki-laki yang manis, kini berubah sosok menjadi seorang laki-laki yang suka melakukan tindak criminal.
[Name] dilanda keheranan. Kenapa Manjirou bisa seperti itu? Kemana Shinichiro, Izana dan Emma? Kemana Baji? Kenapa Manjirou bisa seliar itu?
[Name] menghembuskan nafasnya kasar, andai saja Denji tidak memutuskan kontaknya dengan keluarga Sano. Mungkin, [Name] tahu keberadaan Shinichiro, Izana dan Emma.
Denji memutuskan hubungan kontak dengan keluarga Sano, karna dia merasa tidak nyaman saja. Walaupun keluarga Sano sudah berbaik hati dengan keluarga Kakare.
[Name] beranjak dari duduknya. Ia mengambil mantel, dan berjalan ke arah pintu keluar. Ia harus ketempat pertahanan Manjirou. Ia ingin menemui lelaki itu.
Dia ingin mencoba memperbaiki semuanya.
Walaupun,
rasanya sangat mustahil.
Ⓝⓞⓣⓔ;
—Hallo. Pagi, siang, sore, malam! Maaf baru update skrng, karna Aku lgi PTS dari senin sampai jum'at. Doa'in yaa semoga Aku bisa dpt nilai yang memuaskan.
Btw, ini blm END. Masih ada lanjuttannya nanti. Part ini emang diikit. Karna Aku nulisnya aja buru-buru. Kalau udh rapih PTS, baru Aku revisi lgi part ini. Maacih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐈𝐑𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄: S.Manjirou × Reader
Fanfic"[Name], kamu lucu! Mau gak jadi pacarku?" *** "OI MANJIROU!! JANGAN KAU APA-APAKAN ADIKKU! IA MASIH KECIL!" "Berisik, Kuro. Kau tidak mau besanan dengan ku?" "Dasar sinting. Gak abangnya, gak adeknya. Sama aja. Sama-sama bobrok." *** Ini kisah Manj...