Fiki mengerutkan keningnya agak bingung sama wanita itu.
Dia mengangkat bahu acuh, lalu satu jam sudah ia habiskan di dalam supermarket.
Fiki mematikan sambungan listrik dulu, keluar dari supermarket, menguncinya menggunakan rantai.
Fiki tersenyum tipis, lalu menaruh kuncinya di kantung celananya, dia membalikkan badan dan sudah tertamapang jalan raya yang sepi.
Fiki mengusap tengkuknya, lalu bergedik ngeri, dia berjalan menyusuri trotoar.
Dia berbelok tapi,
Kenapa gelap?
Langkah fiki terhenti saat melihat gang yang biasa dibuat jalan kearah rumahnya gelap.
Mungkin listriknya padam?
"Iiihh serem."
"Masa aku harus lewat gang satunya, kan jauh."
Memang ada satu jalan lagi, yakni gang juga, tapi agak jauh dari posisinya
"Ya udahlah."Fiki kembali berjalan menyusuri trotoar, sampai dua menit akhirnya dia sudah berada di gang satunya.
Dia berbelok masuk kedalam gang itu, terang.
Oh ya, gang nya itu cuma gang sempit, gak ada rumah tandanya.
Fiki memincingkan mata saat melihat sesuatu.
Seperti orang?
Fiki berlari mendekati orang itu yang sedang terduduk, dia berjongkok memegang bahu orang itu.
Orang itu mendongak menatap fiki, dan fiki tau kalau itu sang pria.
"P-paman kenapa?"
"Paman ngapain disini? Rum--mmpht."
Pria asing itu menarik tengkuk belakang fiki, menyatukan bibir tebalnya ke bibir kecil itu, melumatnya kasar.
Fiki kaget, dia berontak, memukul dada bidang pria asing itu sampai pria itu
melepaskan ciumannya.Menatap wajahnya, fiki ingin kabur tapi,
"Paman!!"
Tubuhnya diangkat, di gendong ala karung beras di pundak kanannya.
Fiki memukuli punggung pria itu,"t-turunkan aku!!"
"Paman!!"
"Diamlah."
Bruk
"Akhh"
Tubuh fiki di lempar ke lantai dengan keras, dan langsung di kukung oleh pria yang tadi menggendongnya.
Fiki meringis sakit, dia gak tau sekarang dia lagi dimana, yang ia lihat hanya rumah yang kotor.
"Pa--mmmh"
Pria itu kembali mencium bibir kecil itu, melumatnya kasar, tangannya dengan tidak sabaran menurunkan celana panjang yang fiki kenakan.
Fiki memejamkan mata, tangannya menepuk-nepuk lengan pria asing itu, sampai dia tahu kalau dia sudah tidak mengenakan bawahan.
Dia melotot,"mmmhh!!"
Pria itu juga membuka beberapa kancing kemeja yang fiki kenakan, lalu memilin nipple fiki menggunakan mulutnya.
"Hiks he-hentikan!"
"P-paman hiks!"
"Akhh s-sakithhh."
Fiki menangis, lelaki itu merasa kesakitan saat ada sesuatu yang mencoba masuk kedalam holenya.
Entah sejak kapan celana yang pria asing itu kenakan sudah lepas, dan dia mencoba memasukkan miliknva ke dalam lubangsurgawi milik fiki.
Pria itu juga masih saja mengemut nipple fiki, satu tangannya mengelus perut rata fiki.
Fiki terus menangis, air mata terus keluar dari kelopak matanya, tangannya terus meremat lengan pria itu sampai,
"AKHH--mmhh."
Teriakan itu terendah oleh ciuman yang pria asing itu berikan.
Milik pria itu sudah sepenuhnya masuk kedalam hole sempit nan kering milik fiki, lalu dia langsung menggerakkan pinggulnya dengan tempo cepat.
Fiki merasakan sakit, sangat, di sekujur tubuhnya, holenya terasa ingin robek.
Pria itu berpindah kembali ke nipple fiki, mengedot nipple itu sambil menghentakkan miliknya semakin dalam.
Fiki menutup mulutnya rapat-rapat, tidak ingin mengeluarkan satu suara pun selain isakan.
Sampai pria itu geram, dia mengeluarkan miliknya lalu kembali memasukkan miliknya sekali hentakkan.
"Ahhh."Desahan merdu itu terdengar jelas di telinganya.
Fiki memejamkan mata, tubuhnya terhentak-hentak mengenai lantai yang dingin.
Miliknya juga sudah mengeluarkan precium, sampai,
Pria itu menemukan titik prostatnya, pria itu menggeram rendah saat hole fiki semakin mengempit miliknya.
"Akhh!"
Plak
Plak
Pria itu menampar pantat kenyal fiki sambil mendesah hebat, lalu menatap bagaimana anak manis yang berada dibawah kukungannya.
Dia mendekatkan diri ke leher jenjang putih itu, menjilatinya lalu membuat beberapa kissmark.
"Ahh pamanhh h-hentikan hiks!"
"Tapi tubuh mu mengatakan lain sayang."
Fiki menggeleng ribut lalu setelah itu dia hanya pasrah, tubuhnya di mainkan oleh pria yang sama sekali tidak ia kenal, dan entah berapa kali pria itu mengeluarkan cairannya didalam holenya, dia pingsan.Jangan lupa vote dan komentar ya👍😄
KAMU SEDANG MEMBACA
He Don't Like Me (Shanfik)
RandomCerita ini hanya fiksi dari imajinasi ku saja🙃 jangan di pikiran logis😇 Jika tidak sama makan silahkan di skip Maaf jika banyak kesalahn balam penulisan 😊