Di pagi yang cerah itu..
"Wonu cepat naik!" ucap yuna dari atas pohon pepaya.
Weekend kali ini Papi membawa keluarganya berlibur ke rumah nenek di bukit tinggi, gaK terlalu jauh dari kota Seoul kalo dari peta.
Papi dan mami sibuk sekali dengan urusan masing-masing sampai tidak memperhatikan anaknya. Mereka lupa kalo mereka punya anak yang luar biasa kelakuannya.
Di belakang rumah, ada tanah yang luas dan diisi beberapa pohon milik kakek. Ada pepaya, mangga, pisang dan Kelapa. Saat ini wonu dan yuna sedang berada di salah satu pohon tersebut.
"Wonu! Ayo!" teriak yuna lagi.
"Aku masih kelas 3 SD gak boleh manjat pohon setinggi ini nuna!" balas Wonu takut. Bukan, dia bukan takut memanjat, dia takut papi akan membuatnya jadi wonu geprek.
"Hmm.. kalau kau mau manjat, nanti aku beri 5 ribu!" negosiasi antar anak kelas 4 SD dan 3 SD memang nominalnya tidak bisa besar-besar.
"Apaan 5 ribu! Papi bisa ngasih lebih!" cibir wonu mendengar tawaran noonanya.
"Hm yasudah, memang Wonu akan selalu kalah dari nuna! Ahahah naik ini aja gak berani!" kali ini yuna merubah taktiknya. Uangnya Cuma 5 ribu, gak mungkin dia nawar lebih tinggi.
Wonu yang tidak suka di remehkan pun terpancing emosi, "Aku berani! Cuma aku gaboleh naik!" balasnya kesal.
"Aah tetap saja, Wonu mana bisa manjat!" cemeeh Yuna kian menjadi. Bibirnya bergerak kesana kemari membawa alamat.
Tanpa pikir panjang, Wonu yang emosi langsung memanjat pohon pepaya yang berada di sebelah pohon yang Yuna panjat. Dengan penuh kemarahan ia berhasil sampai diketinggian yang sama dengan kakaknya sekarang.
"Lihat? Aku bisa kan?" bangganya dengan senyum yang merekah. Wonu dilawan!
Yuna hanya terkekeh. Gini kek daritadi, susah banget diajak kerjasama batinnya. "Lihat deh, pemandangannya bagus banget ya!"
Wonu mengikuti kemana arah mata yuna, terlihat wajah kagumnya juga akan pemandangan dari atas. Namun semua itu hanya sementara, beberapa detik kemudian terdengar suara mami berteriak
"Ooo! Hebat ya kalian! Hebat!" teriak mami dari bawah sana. Wonu tau ini adalah sebuah petaka. Namun yuna, malah kegirangan, huh.
"Mami sini deh! Pemandangannya bagus!" balas Yuna dengan bahagianya. Mami semakin murka dong.
"Oh iya ya? Yauda kamu disitu aja gausah turun! Kalo sampai kamu turun, mami lempar lagi kamu keatas!" teriak mami marah. Wonu udah gemeter, dia pengen turun tapi takut mami, mau disini terus tapi mana kuat?
"Nuna, itu mami marah, bukan bangga sama kita nuna!" Wonu melirik takut ke nuna nya. Yuna yang baru sadar lantas berubah ekspresi dan tiba-tiba membiru. Ia menahan napas saking takutnya sama mami.
Aku harus apa nih? Aduh gimana nih!!! Pikirannya kacau. Kirain gak bakal kepergok mami.
Mami di bawah terlihat celingak celinguk, "Dimana si bontot jongkook?" tanyanya panik. Saking kagetnya dia lupa kalo dia punya anak satu lagi.
"MAMI AKU DISINI! HEHE"
Mami, Yuna dan Wonu menoleh ke asal suara.
Mata mereka bertiga terbelalak..
"YA AMPUN JONGKOOK KAMU NGAPAIN DI PUCUK POHON KELAPA?!"
Emang nuna doang yang berani, jungkook lebih pemberani! – Jongkook kelas 2 SD
Kok perasaan papi gak enak ya - Papi yang lagi buang hajat
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life of Jeon's Family
Fanfiction[ ongoing ] Mari kita intip bagaimana kehidupan sehari-sehari Jeon Yuna bersama keluarganya jika sedang tidak bekerja di Raimi's Cafe. . . . Cast : Jeon Yuna - OC Jeon Wonwoo - SVT Jeon Jeongkook - BTS And other. Raimi Universe . . . rainbowmirai [1...