SETAN

25 5 11
                                    

"wonu-yaaa! Jeongkooookkk-ah! Awas kalian!"






Hari minggu yang bahagia diawali dengan pekikan Yuna setelah berkaca di wastafel kamar mandi. Terlihat api dimatanya melihat goresan spidol yang memenuhi seluruh wajah.

"Apa si nuna?" Teriak Wonu mencoba mengontrol suaranya, ia sedang tertawa bersama Jeongkook.

"Ayo taruhan, dia akan kesini dan memberikan satu kepalan keras dikepalamu haha" Ucap si bungsu lalu menegak habis energennya.

"Aku taruhan dia akan kesini sambil membawa barbel papi dan menamparkannya ke pipimu" Balas Wonu sadis.

"Kau yang paling banyak mencoret wajahnya, kenapa aku yang kena barbel?" Jeongkook menyilakan kakinya santai.

"Kau menghitamkan lingkar matanya, jeongkook. Itu seram" Wonu bergidik ngeri mengingat wajah kakaknya pagi ini.

"Kau menggambar hidungnya jadi ada 4 lubang, hyung! Itu creepy!"

"Yah, aku hanya ingin dia tampil beda, siapa lagi yang punya 4 lobang hidung kecuali nuna kita?" Balas Wonu santai.

"Tapi dia terlihat seperti-"

"Setan" Suara berat datang dari arah belakang Wonu dan Jeongkook.



Pluk~


Dua buah tangan menyentuh bahu mereka dengan kasar. Kedua bocah tengik itu hanya bisa mematung menyadari siapa dibelakang mereka.

"Pernah lihat setan bunuh orang?"






Tangan 'setan' tersebut berpindah ke leher Jeongkook dan Wonu,

Wonu berkedip asal ke Jeongkook, pertanda saatnya menyelamatkan diri sebelum terlambat.

"AMPUN NUNA!"

mereka menepis tangan Yuna. Dan lari kocar kacir keluar rumah menyelamatkan diri dari 'setan' yang mereka buat sendiri.

"JANGAN LARI BOCAH TENGIK! KALIAN HARUS MERASAKAN TAMPARAN BARBEL DAN PUKULAN KERAS DIKEPALA KALIAN SESUAI TARUHAN TADI!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yuna kembali ke kamar mandi dan berniat membersihkan dua lobang hidung buatan diwajahnya.

"Rumah sepi sekali, mereka sedang keluar sepertinya ya mi"

Sepertinya papi dan mami udah pulang dari pasar.

"Iya pi, kalau ada mereka rumah berantakan tetapi kalau mereka pergi bersama teman, rumah serasa kosong" balas mami sedih.

Yuna yang mau cuci muka jadi berhenti karena terharu mendengar curhatan mami. Lalu dia memilih sikat gigi dulu.

Suasana diam sesaat, lalu papi dengan semangat memberi ide, "mau nambah satu lagi ga mi?"

OHOK!

Tiba-tiba sikat giginya mencolok tenggorokan karena mendengar ide papi. Yuna membuka pintu kamar mandi dan berteriak.

"YUNA GA MAU ADEK LAGI MI, PI!"

"AAAA SETAN!"

Papi mami kocar kacir keluar meninggalkan rumah.

Daily Life of Jeon's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang