Bab 5 Commotion

6 0 0
                                    

Bijak dalam membaca
Terdapat adegan kekerasan


....

“Mbak kenapa toh, saya perhatikan melamun saja? Sakit mbak?” tanya Fernando dengan logat yang dibuat medhok khas jawa.

“Engga”

“Atau laper?” Nando kembali bertanya. Kali ini hanya dijawab gelengan kepala oleh Hiza.

“Ooh tau, kamu pasti lagi kedinginan kan? pengen dipeluk cogan?” tangan Nando terbuka lebar, bergerak hendak memeluk gadis dihadapannya.

“Bisa diem ga sih?!” ucap Hiza dengan suara meningggi, ia hanya ingin sendiri dan tidak ingin diganggu.

Nando menghela nafas panjang, ikut duduk disamping Hiza “Aku cuma khawatir Za, cewek kok duduk sendirian, dibawah pohon lagi. Kalo disikat dedemit gimana?”

Kali ini Hiza yang menghela nafas, gadis itu menegakkan duduknya. Selain Arka Zaidan, mungkin hanya Nando yang tidak bisa membuatnya marah.

Fernando terlalu lembut dan pengertian, pemuda ini juga tidak canggung untuk memuji atau mengungkapkan perasaan, Nando si baik hati juga memiliki sifat dewasa, itulah yang membuat Hiza nyaman berteman dengannya.

Sorry aku ga bermaksud—“

“Za, kenapa dalam hidup ada beberapa hal yang gak bisa kita raih?” Nando memotong, “Itu karena gak semua yang kamu sukai harus dimiliki ”

“Apasi Nan, kok jadi galau?” Hiza mengalihkan pembicaraan. Selain Rena, tak ada yang tahu jika Ia menyimpan rasa kepada Arka. Tetapi Nando berkata seolah tahu segalanya.

“Supaya kita terus berusaha memperbaiki diri” Nando menoleh, kini mata keduanya saling beradu tatap.

Hiza tertegun, ternyata dari jarak sedekat ini, mata Nando terlihat sangat indah. Tatapannya teduh, seakan membawa Hiza terperosok ke dalamnya.

“Kan gak mungkin dalam keadaan aku kayak gini, terus aku pengen milikin kamu Za. Ibaratnya kayak motor sama air” Tangan pemuda itu terulur membenarkan kacamata Hiza yang hampir melorot.

“Kenapa?”

“Gak akan hidup"

Hiza termenung sejenak. Bukan itu yang ia tanyakan, tapi kalimat pertama yang Nando ucapkan.

“Bukan itu Nan”

Nando tak menggubris, pemuda itu berdiri sambil merapikan kaosnya. “Ayoh ah pulang, atau mau ikut nginep disini?”

Hiza menggeleng, “Aku gak bawa motor, nunggu Arka dulu”

“Arka?” Selintas, terlihat kekehan mengasihani dari bibir Nando. “Dia udah pergi dari tadi Hiza, bareng ceweknya”

Mata Hiza membulat, sedikit kaget dengan apa yang diucapkan Nando. “Nanti pasti balik lagi, aku tungguin aja”

Nando menggelengkang kepalanya, “Za liat ini jam berapa, udah setengah dua malem. Udah deh ayok pulang, tadi janji pulang jam berapa ke orang tua kamu?”

“Tapi tadi Arka udah janji bakal nganterin aku pulang Nan” Hiza kembali menolak, sebenarnya ia tak enak saja.

Nando dan  anggota OSIS laki-laki lainnya akan menginap di sekolah, akan jadi merepotkan jika Nando harus mengantar Hiza pulang dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LITOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang