Cerita ini masih banyak typo, EYD yang belum dirapikan dan pengulangan kata disetiap kalimat. Maafkan saya yang masih memiliki banyak kekurangan dalam menulis.
💗💗💗
•••
"Bukan saya, dia dulu yang memulainya." Ucap pemuda itu dengan tatapan matanya yang dingin.
"Tidak mungkin, jika iya? mengapa putra bisa babak belur sampai seperti ini?" Pak guru leo sebagai bimbingan guru konseling disekolah ini, dia berkacak pinggang sembari menatap tajam muridnya yang satu itu.
"Terserah, saya hanya berkata jujur." Pemuda itu kemudian melewati pak leo dan putra yang tengah berada dihadapan nya begitu saja.
"Pak bagaimana ini? saya babak belur, apakah bapak akan membiarkannya begitu saja? hukum dia!" Celetuk putra
"Tapi dia berkata jujur put" Putra mendengus kesal pertanda ia tidak terima jika jev temannya itu dibiarkan begitu saja, ia belum puas sampai ia melihat jev dihukum.
"Saya akan memberikan bapak uang." Pak leo pun menoleh dan terkejut dengan perkataan muridnya yang satu itu.
"Apa? kau akan menyogok ku? tidak putra" Putra menghela nafas kasar.
"1 juta, bagaimana?" Pak leo kembali terkejut bukan main dengan tawaran putra.
"Baiklah kalau begitu saya setuju." Putra menyeringai kecil menatap pak leo. Dasar guru BK mata duitan, padahal sudah jelas-jelas di sini putra yang salah.
"Terimakasih pak, saya permisi dulu." Pak leo mengangguk "baiklah".
•••
"Hai kau, jevano!!" Panggil seorang pria dengan nada suara yang tinggi, jev pun menoleh kebelakang ternyata, itu pak leo.
"Mau apa lagi dia?" Gumam jev
"Kau diskors dua hari" Jev mengernyitkan dahi, heran kenapa dia diskors? padahal dia tidak salah.
"Apa maksudmu? Oh aku mengerti sekarang" jev terkekeh kecil lalu mengangguk, kemudian dia mengambil tasnya lalu pergi dari tempat itu.
"Wah, kita liat siapa yang dihukum sekarang" Itu adalah putra, musuh bebuyutan jev yang kini tengah menghalangi jalanya. Tentunya jev tak heran lagi bila ia difitnah kali ini.
"Minggir kau menghalangi jalanku" Jev hanya bisa memasukkan tangannya ke dalam saku celana, raut wajahnya terlihat sangat datar.
"Hei ayolah, kenapa raut wajahmu seperti orang yang sedang marah? apakah kau tidak terima jevano? lucu sekali kau" Jev menyeringai kecil.
"Hanya seorang sampah yang menganggap ini lelucon." Detik itu pula, satu tinjuan melayang di hidung putra. Dengan santai jev berjalan melewati pemuda yang tergeletak dengan hidung berdarah. Sungguh, waktu yang terbuang sia-sia karena laki-laki itu.
"Sialan kau jev!!" Umpat putra, dan Jev tidak peduli akan hal itu. Padahal baru saja ia bertengkar dengannya, sekarang sudah dapat satu tinjuan yang keras.
Dengan sepeda motor miliknya, Jev sudah meninggalkan kawasan sekolahnya. Lalu tak lama kemudian disaat itu ia terhenti, ia melihat ada seorang gadis yang tengah duduk terdiam di bawah pohon besar. Namun jev tidak peduli, ia kembali melajukan kendaraannya, tetapi... wanita itu memanggilnya.
"Hei kau!!" Jev kembali memberhentikan kendaraannya itu, kemudian menoleh kebelakang.
"Apa mau mu?" Gadis itu menghampiri jev dengan tatapan yang ... begitu sayu. Dan penampilan yang buruk, seragamnya yang basah, rambut yang berantakan.
"Siapa kau? dan apa maumu, cepat katakan" celetuk jev
"Apakah kau bisa menghantarkan ku pulang?" Jev mengernyitkan dahi bingung, kenal dengannya saja tidak.
"Aku tidak mengenalmu, lagi pula kau sangat bau. Ada apa dengan dirimu sebenarnya?" pertanyaan jev itu telah membuat gadis itu lolos meneteskan air matanya.
"Hei? kau menangis? Maafkan aku, aku tid-"
"Tidak apa-apa jika kau tidak mau menghantarkan ku pulang, kita memang belum kenal sangat aneh bukan? jika aku tiba-tiba meminta ini kepadamu. Kau juga pasti risih dengan penampilan ku yang..." Gadis itu mengusap air matanya dan tersenyum manis sebelum menatap jev.
"Maaf sudah mengganggu waktu mu" Jev tak kuasa melihat wanita itu. Lalu ... "baiklah, ayo" Dia setuju menghantarkan wanita itu pulang.
"Ayo apa maksudmu?" Jev memutar bola matanya malas.
"Apakah kau tidak ingin pulang? atau aku tinggal saja?" Senyuman lebar mulai terlukis diwajah gadis itu, ia senang ada orang yang masih bisa memperhatikan dirinya.
Walaupun jev terlihat seperti biasa saja kepada orang-orang, tetapi hati kecilnya berkata lain jika sudah bertemu dengan orang yang menurutnya ... kasihan dan butuh pertolongan.
"Cepatlah naik" Gadis itu mengangguk.
•••
Next?
Terimakasih sudah baca part ini ^3^
jangan lupa vote dan komennya, tinggalkan jejak mu 👣👣 (⭐💬)
💝💝💝
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
True Beauty is in Anna
Teen FictionGadis jelek, dekil, muka tak semulus gadis lain? ya, dia dijauhi dan dirundung hanya hal itu. sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang menurutnya 'malaikat pelindung' baginya.