Cerita ini masih banyak typo, EYD yang belum dirapikan dan pengulangan kata disetiap kalimat. Maafkan saya yang masih memiliki banyak kekurangan dalam menulis.
💗💗💗
Anna sedang berjalan-jalan di Mall, saat ini dia sedang mencari kebutuhan make-up nya yang akan dia beli.
"Permisi, berapa harga lipstik ini?" tanyanya.
"Lima puluh lima ribu, apakah nona tertarik untuk membelinya?" Anna mengangguk, untung saja dia punya uang tabungan yang cukup ... banyak.
Setelah itu anna melihat-lihat sekitar, sembari memilih kosmetik apalagi yang akan dia beli. Dia sudah membeli banyak macam kosmetik, dan tak lupa dia membelikan sesuatu untuk ayahnya sebagai hadiah.
Tak lama kemudian, dia melihat seseorang yang dia kenal.
"Abel?" Batin anna, sembari melihat temannya dari kejauhan.
Anna benar-benar takut sekarang, badannya panas dingin, dia benar-benar gugup. Pasalnya itu adalah musuh bebuyutan anna, dia sudah seperti ratu disekolah karena kecantikannya yang tiada tara.
Tanpa pikir panjang anna langsung bergegas pulang. Secara tak sengaja dia menabrak seorang pengunjung disana.
Awww
"Aishh, apakah kau tidak bisa berhati-hati?" bentak salah satu pengunjung yang ditabrak nya itu cukup keras, berhasil mendapatkan perhatian para pengunjung lainya.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja. Maafkan aku nyonya." ucapnya sembari mendudukkan kepalanya dan mengepal erat kedua tangannya.
"Lain kali berhati-hatilah!" Anna mengangguk.
"Hei bukankah ini anna? si buruk rupa itu?" Itu adalah abel. Musuh bebuyutan anna, yang kini sedang berdiri dihadapannya.
Anna hanya bisa diam, tubuhnya kaku, dia gugup serta takut itu serasa semua di rasanya menjadi satu.
"Kenapa kau diam saja? Kau takut, aku akan menindas mu lagi na?" Anna menggelengkan kepalanya, lalu berkata tidak.
"T-tidak"
"Joy, dita, kemarilah! Lihatlah siapa yang aku temui" Yang dipanggil abel itu adalah sahabat nya Joy dan Dita. Dan ya mereka bertiga adalah musuh Anna.
"Wah anna, sedang apa kau disini?" tanya joy.
"Aku hanya ingin membelikan hadiah untuk ayahku"
"Apa? hadiah? HaHaHaHa" Tawa ketiga gadis itu.
"Kau membelikan ayahmu kosmetik sebagai hadiah? untuk apa ayahmu menggunakan kosmetik? dipakainya?" Anna hanya bisa terdiam dan menatap ketiga gadis itu.
"Berikan sini." Dita mengambil belanjaan anna, yang tengah dipegangnya sekarang sudah di pegang oleh orang lain.
"Ini untukku ya? Terimakasih"
"Jangan!" Detik itu pula Anna mengambil kembali belanjaanya yang tadi dipegang oleh Dita.
"Hei kau! berani-beraninya kau membentak kami." Setelah itu Anna ditarik paksa oleh ketiga gadis itu untuk mengikutinya, mereka tidak peduli jika orang-orang disana melihat nya.
"Lepaskan aku, tolong!"
"Apa yang dilakukan ketiga gadis itu?"
"Apakah kita harus menolongnya?"
"Dasar remaja-remaja jaman sekarang""Apa yang kalian lakukan!!?" Suara yang cukup menggelegar di area toko itu membuat ketiga gadis itu berhenti menarik Anna. Dan lalu menoleh kearah suara itu berada.
"Siapa kau?" Tanya abel yang masih mengenggam tangan Anna.
"Lepaskan dia" Pemuda itu melipat kedua tangannya didepan dada sembari menatap datar para gadis-gadis itu.
"itu jev?" Batin Anna.
"Tidak mau, memang kau siapa!?" Jev berjalan maju, dan kini dia sudah berada di hadapan Abel, Joy, Dita, dan Anna. Jev smirik melihat Anna.
Jev langsung meraih pinggang Anna, dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Itu membuat ketiga gadis itu terkejut. Tidak mereka saja yang terkejut, Anna pun demikian.
"A-apa yang—" Gumam anna.
"Siapa kau? apa urusanmu dengannya? lalu apa ini, sebuah pelukan? Haha" Abel memutar bola matanya malas sebelum dia melipat kedua tangannya di dada.
"Lalu apa urusanmu dengan anna?" Abel mendengus kesal, lalu dia meraih tangan Anna untuk dipegangnya. Namun detik itu juga tangan Abel digenggam kuat oleh Jev.
"Lepaskan aku, kau mengenggam nya terlalu kuat! Aku kesakitan" Paksa abel, lalu jev menghempaskan tangannya begitu saja.
"Kau ini sebenarnya siapa hah?" Tanyanya lagi kepada jev.
"Aku ... Kekasihnya" Anna membelalakkan matanya kemudian menetralkan ekspresi nya kembali, sial harusnya dia pergi saja dari sini.
"Kekasih? tidak mungkin, kau pasti bercanda kan HaHaHa.."
"Aku berkata yang sebenarnya." Abel menyeringai kecil.
"Buktikan kalau memang gadis buruk rupa ini adalah kekasih mu." Jev hanya terdiam disaat Abel memintanya bukti.
Abrianna kini menariknya kedalam kehidupan gadis itu.
"Kenapa diam sa—"
Cup!
Jev terdiam, dia membeku ditempatnya saat Anna mencium bibirnya begitu saja. Sedangkan Anna berusaha mati-matian untuk melakukan hal ini, agar masalah cepat selesai tentunya. 'Maafkan aku Jev'
'Sial ciuman pertamaku!' Jev mengumpat dalam hati.
•••
Terimakasih sudah baca part ini ^3^
jangan lupa vote dan komennya, tinggalkan jejak mu 👣👣 (⭐💬)
💝💝💝
KAMU SEDANG MEMBACA
True Beauty is in Anna
Teen FictionGadis jelek, dekil, muka tak semulus gadis lain? ya, dia dijauhi dan dirundung hanya hal itu. sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang menurutnya 'malaikat pelindung' baginya.