BELIEVE 9

5 0 0
                                    

Pagi ini Clara akan pergi ke perpustakaan kota. Karena jaraknya yang cukup dekat dan ia malas merayu-rayu kakaknya untuk mengantar kali ini. Perpustakaan hari ini terbilang ramai banyak orang walaupun hening. Dengan cueknya ia mengembalikan buku yang dipinjamnya kepada petugas di kasir. Semuanya berjalan dengan lancar, sampai akhirnya seseorang menabrak bahunya dengan keras saat ia akan mencapai pintu. Bahkan ia hampir terjatuh jika saja tak ada seseorang dibelakangnya yang reflek menangkap tubuhnya sigap.

Clara tak ingin bercek-cok dengan cewek yang menabraknya hanya karena cewek itu tidak minta maaf. Malahan, ia berdiri menghadap seorang dibelakangnya dan mengucapkan terima kasih. Clara melirik cewek tadi dengan acuh, namun ternyata tatapan cewek itu malah menusuknya sampai ia merasa terintimidasi.

"Lo nggak apa-apa, kan?" Tanya cowok yang tadi menolongnya.

Keduanya berjalan bersisian. Cowok itulah yang sejak tadi berusaha mengikuti langkah Clara dengan cekatan.

"Iya. Nggak apa-apa." Clara menoleh ke cowok di sampingnya.

"Kayaknya tadi dia emang sengaja."

Clara terkekeh kecil. "Lo peka banget sama hal begituan."

Cowok itu tersenyum. "Banyak hal kecil yang menimbulkan kejadian besar."

"Betul. Emang begitu. Dari hal kecil yang sangat tidak bisa disadari mata, tetapi berimbas pada sebuah kehidupannya yang besar," Clara membenarkan.

"Gue Alex." Cowok jakun dengan kacamata yang membuatnya semakin cool itu menjulurkan tangannya.

"Clara." Clara menerima uluran itu.

"Lo tinggal dimana?"

"Deket sini. Lo?"

"Sama ... Oiya, lo tau SMA Angkasa nggak? Besok gue sekolah disana."

"Lo murid SMA Angkasa?" Tanya Clara dengan mata membesar

"Pindahan. Lo juga?"

"Gue juga disana. Besok lo cari aja gue dari kelas 12 IPA 8."

Alex mengangguk. "Bagus donk. Setidaknya gue punya temen disana."

Keduanya pun berjalan bersama sambil membahas banyak hal. Dalam jangka waktu 20 menit, keduanya menjadi akrab satu sama lain. Ternyata keduanya betetangga cukup dekat. Alex mengantar Clara sampai depan gerbangnya.

"Ekhem ...." Seseorang berdehem dengan dibuat-buat.

Clara yang tadinya seru bercerita dengan Alexpun menoleh ke samping gerbangnya. Ia terkejut mendapati Leo yang berdiri bersandar besi gerbang yang kokoh. Matanya menatap nyalang kearahnya dengan penuh intimidasi dan ada aura membunuh. Ia melangkah mendekat.

"Leo?" Clara membeo.

Tatapan Leo tak berubah. Masih dengan aura membunuh yang kental serta lurus. Clara baru menyadari, kalau yang ditatap Leo bukan dirinya, melainkan adalah cowok disampingnya. Bahkan mata Alex juga membalas tatapan Leo sama mengerikannya. Clara sampai tak berani mendekat dengan keduanya.

"Ternyata lo berganti haluan ke cewek lain..." kata Leo dengan sinis serta menyindir cowok didepannya.

"Bukan urusan lo. Gue kesini juga bukan buat membunuh orang," jawab Alex dengan menekan kata 'membunuh' yang sontak menohok perasaan Leo mengingat masa lalunya.

Clara yang tidak tahu apa-apa itu hanya diam. "Kalian kenal?"

"Harusnya nggak," jawab Leo dan Alex tanpa sengaja kompak bersamaan dan diikuti saling menatap kesal.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang