Chapter 5: Asia Argento

2.1K 64 14
                                    

Chapter 5:

Beberapa hari ini Naruto dirundung keberuntungan, bagaimana tidak? Di tempat kuliahnya, Naruto bermain dengan Yasaka yang notabennya adalah Dosen serta teman dari ibunya, lalu dilanjutkan dengan Rias yang dia perkosa namun malah keenakan.
Naruto tak tahu harus menyebut apa, namun dia menikmati apa yang dilakukannya saat ini, hari-harinya tak akan bosan setelah ini.

Dia pun terus berjalan ke kampusnya, Naruto tak berjalan bersama Rias karena gadis itu ada urusan mendadak di pagi hari, dan Naruto berangkat sendirian ke kampus.

"Anu, apakah kamu Naruto Namikaze?" Naruto menoleh, dia melihat gadis berambut pirang panjang dengan wajah polos yang sedang berdiri di depannya. "Apa kamu Naruto?"

"Ya, aku Naruto."

Gadis itu tersenyum manis, dia langsung memeluk Naruto dengan erat. "Akhirnya kita bisa bertemu lagi Naruto!"

Naruto menoleh ke kanan dan kiri, di kebingungan dengan gadis di depannya itu. "A-ada apa hingga kamu memelukku?
"
"Aku Asia, pasti kamu lupa denganku." Naruto mengerutkan dahinya mendengar nama itu. "Asia Argento, sepupu dari Italia."

Ah, Naruto baru sadar jika gadis di depannya itu adalah sepupunya yang blasteran Italia-Jepang. "Ohh, Asia! Lama tak bertemu ya."

"Um, bagaimana kabarmu Naruto?"

Naruto menggaruk kepala belakangnya. "Yah seperti yang kamu lihat Asia." Asia hanya tertawa kecil. "Sebaiknya kita ke kantin, disini kita akan menjadi tontonan mahasiswa lain."

Asia mengangguk, dia kemudian berjalan beriringan bersama Naruto ke kantin kampus. Keduanya mengobrol ringan sembari berjalan ke kantin.

Dari kejauhan Rias melihat Naruto yang berjalan bersama gadis berambut pirang panjang, dia mengerutkan dahinya melihat interaksi antara keduanya. Namun, Rias hanya mengangkat kedua bahunya saja dan pergi dari tempatnya berdiri.

Keduanya duduk berhadapan, mereka menyantap makan siang dengan khidmat. Naruto sendiri menatap Asia, dia melihat gadis yang sudah beberapa tahun ini tak dia temui, gadis itu berubah menjadi cantik seperti ini.

"Jadi Naruto, apa kamu mau berhubungan seks denganku?" Naruto mengerutkan dahinya mendengar permintaan Asia barusan. "Teman-temanku di luar sana sudah pernah melakukan seks dengan pacar mereka, namun aku sama sekali belum pernah melakukan hal tersebut."

"Tunggu dulu, kenapa kamu menanyakan hal aneh seperti itu? Lalu, untuk teman-temanmu, biarkan mereka, tak usah kamu ikuti."

"Tapi aku ingin melakukannya, bahkan aku pernah bermasturbasi sambil membayangkan kamu Naruto."

Naruto mengusap wajahnya mendengar apa yang dikatakan Asia barusan, masturbasi sambil membayangkan dirinya.

"Membayangkan kamu menyetubuhiku," wajah Asia langsung merona, napasnya memburu setelah mengatakannya.

"Kesampingkan hal itu, lalu kamu akan tinggal dimana?"

Sebelum Asia mengatakan sesuatu, keduanya dikejutkan dengan Venelana yang datang ke meja mereka. "Asia, Naruto."

Naruto menoleh, dia melihat Venelana yang kebetulan datang ke kantin kampusnya. "Tante? Kenapa kesini?" Namun Naruto menatap tajam para lelaki yang berada di sekitar kantin, mereka menatap Venelana seolah tengah menelanjanginya. Bagaimana tidak? Venelana mengenakan pakaian yang agak terbuka, pakaiannya begitu ketat. 'Woi, dia tak pakai Bra lagi.'

Naruto tahu jika Venelana kadang memakai pakaian yang membuat tubuhnya panas dingin di apartemen, dan kali ini dia juga melihat Venelana mengenakan pakaian seksi di luar apartemen. Lihat celana jeans pendek yang menampilkan paha putihnya, lalu kaos putih polos yang seolah kekecilan saat dia pakai.

"Eh, Tante Venelana!"

"Aduh Asia-chan, sudah lama ya?"

Asia beranjak, dia memeluk Venelana. "Un, sudah lama tak bertemu dengan Tante."

Keduanya pun duduk bersebelahan dengan Naruto yang hanya menyimak di depan mereka. Entah kenapa, dia akan masuk ke dalam sebuah masalah.
Beberapa saat kemudian, Venelana menyudahi pembicaraannya dengan Asia. "Bagaimana jika kamu tinggal bersama Tante sementara?"

"Apa boleh?"

"Tentu, nanti kamu akan tidur dengan Naruto."

Naruto terkejut, dia mengerutkan dahinya mendengar perkataan Venelana barusan. "Tunggu dulu! Kenapa di kamarku? Kenapa tak di kamar Rias atau Tante saja?"

"Hanya beberapa hari saja kok, tak masalah kan?"

Naruto terdiam beberapa detik. "Ta-tapi..."

"Sudahlah, Asia kan sepupumu, jadi tak masalah tidur bersama."

'Kenapa Tante bisa berpikiran seperti itu?' batin Naruto bingung. "Lalu Tante akan kemana nanti?"

"Pulang, Tante tadi hanya ingin ke kampus kalian saja untuk melihat-lihat saja. Asia mau pulang bersama?" Asia mengangguk kecil, dia kemudian berpamitan pada Naruto. "Kalau begitu, sampai nanti."

Naruto hanya melambaikan tangannya membiarkan keduanya pergi, dia masih tak habis pikir dengan pemikiran Venelana. Apa perlu dia perkosa seperti Rias? "Mana mungkin Tante Venelana kuperkosa, yang ada aku di usir."
"Siapa yang kamu perkosa? Ibuku?"
Naruto terperanjat, dia melihat Rias yang berdiri di belakangnya. "A-anu..."

Rias berjalan mendahului Naruto. "Dengan penis besar seperti itu, kamu mungkin tak akan puas dengan hanya diriku atau siapapun wanita yang pertama kali mencicipinya." Rias membalikkan badannya, rona merah menyelimuti kedua pipinya, dia tersenyum menggoda sebelum akhirnya memberikan sebuah pemandangan pada Naruto. Rias menyibak sedikit bra sport yang selalu dipakainya pada Naruto, dia memperlihatkan puting berwarna merah jambu yang sudah ereksi itu pada pemuda pirang. "Ikut aku ke toilet!"

"Woaahh!!"

Naruto di tarik oleh Rias ke toilet perempuan yang sepi dari orang-orang, keduanya langsung masuk ke dalam salah satu bilik di toilet tersebut. Rias duduk tepat di atas kloset, dia menatap gundukan celana Naruto yang ada di depannya, gadis itu mendongak untuk melihat Naruto, kemudian kembali menatap gundukan tersebut.

Rias mulai melepas celana panjang Naruto, menurunkannya hingga penis itu keluar dari sangkarnya. Rias mulai menggenggam penis itu, serta menggerakkan tangannya naik turun.
'Oh, tidak, dia mulai terangsang.'
"Mempunyai saudara jauh yang bisa memuaskan ku itu lebih enak daripada mempunyai pacar."

"Uhh..."

Rias menjulurkan lidahnya, dia mulai menjilati batang penis Naruto, tubuh pemuda itu bergetar saat benda lunak tersebut membasahi penisnya. Gadis itu kemudian membuka mulutnya, lalu memasukkan benda besar itu ke dalam mulutnya.

Kepala merah Rias bergerak naik turun, dia juga menggerakkan lidahnya di dalam mulutnya saat penis itu ada di dalam. Rias mulai terbiasa dengan ukuran penis Naruto yang bisa dibilang lebih besar daripada milik mantan pacarnya dulu.

"Rias aku akan keluar!"

Rias semakin mempercepat gerakan kepalanya, dia juga memainkan buah zakar Naruto, membuat pemuda itu benar-benar tak kuat untuk menahannya.

"Akh!"

Penis Naruto mengeluarkan spermanya, memenuhi mulut Rias. Gadis itu menelan seluruh sperma Naruto, dia menarik dirinya membiarkan Naruto bersandar di pintu bilik toilet itu. Rias menjilati sudut bibirnya yang terkena sperma Naruto, lalu menelan semuanya.

Rias menghela napas, dia tersenyum menatap Naruto yang sedang beristirahat. Gadis itu kemudian melepas celana legging ketatnya, lalu celana dalam yang dikenakannya.

Rias membuka kedua kakinya lebar-lebar, dia memperlihatkan vaginanya yang sudah basah akan cairannya sendiri. Naruto menghela napas pasrah melihatnya, dia kemudian berdiri dengan penisnya yang sudah kembali berdiri tegak.

"Kamu jika aku lihat mirip seperti succubus."

Senyuman Rias semakin melebar. "Anggap saja aku succubus yang akan memerah semua spermamu."

"Baiklah!"

...

..

.

TBC!

Keep it SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang