Chapter 7: ....

2.2K 63 5
                                    

Chapter 7: ....

Apartemen Venelana agak ramai setelah kedatangan Asia, Venelana terkadang berbincang dengan gadis pirang itu untuk mengusir rasa bosannya. Wanita itu benar-benar terhibur dengan adanya Asia di kediamannya, meskipun Naruto dan Rias sedang belajar di kampusnya, dia masih punya Asia yang senantiasa membantu serta mengajaknya ngobrol.

Namun ada beberapa hal lain yang mengganjal di dalam hatinya, beberapa waktu lalu, Venelana mendengar desahan dari dalam kamar mandi, dia menduga jika itu adalah Rias dan Naruto yang sedang melakukan hubungan badan.

Venelana tak masalah dengan hal tersebut, tapi libidonya mengatakan hal berbeda dengan prinsipnya. Dia malah fokus mendengarkan desahan nikmat mereka, dan beronani membayangkan dirinya di setubuhi oleh pemuda pirang itu.

Tapi dia sadar jika Naruto anak dari temannya, namun....

"Kaasan, aku dan Asia akan jalan-jalan keluar!"

"Ya hati-hati."

Rias dan Asia pun keluar apartemen untuk berjalan-jalan bersama, meninggalkan Venelana...dan Naruto sendirian.

Venelana mengerutkan dahinya, dia memandangi Naruto yang sedang bersantai sembari menonton televisi, pemuda itu hanya memakai kaos tanpa lengan serta sebuah boxer yang terlihat agak kebesaran jika dia pakai. Venelana melihat sebuah 'gundukan' yang ditutupi oleh celana boxer itu, wanita berstatus janda tersebut meneguk ludahnya secara kasar.

Ada satu hal yang di inginkannya saat ini, dia ingin menyentuh benda itu.

Venelana terus menatapnya dari kejauhan, namun dia dikejutkan dengan Naruto yang entah sengaja atau tidak mengeluarkan penisnya. Benda itu semakin membesar tatkala Naruto menyentuhnya, wajah Venelana semakin dibuat merona saat Naruto kembali memasukkan penisnya itu, dia seolah tertangkap basah sedang menatap Naruto.

Venelana melanjutkan kegiatannya memainkan ponsel pintarnya, wanita itu mencoba mengalihkan diri dari benda besar milik Naruto barusan. Kedua matanya pun kembali melirik, Venelana kembali melihat penis besar Naruto yang kembali mencuat.

Naruto menggenggam penisnya dan mulai menggerakkan tangannya naik turun. Venelana meneguk ludahnya untuk yang kesekian kalinya, jujur saja, jika dibandingkan dengan mendiang suaminya, maka penis Naruto lebih besar daripada dia.

Venelana mulai tergoda, dia benar-benar tak bisa menahan dirinya sendiri untuk tidak menyentuh benda itu, dia pun meletakkan ponselnya, kemudian beranjak dari tempatnya.

Venelana yang kebetulan hanya memakai dress coklat tanpa lengan pun berjalan ke sana, dia berjalan mendekati Naruto.

"Oh, Tante ada apa?"

'Dia sengaja.' batin Venelana baru menyadari niat dari Naruto. "Um..." Naruto terlihat mengerutkan dahinya, dia melihat Venelana yang duduk di sebelahnya, disertai dengan tangan kanannya yang menyentuh penisnya.
Wajah cantik itu merona seketika saat dia mulai menggenggam penis besar itu, Naruto tersenyum di dalam hati karena rencananya berhasil.

"Kamu tak sedang menggoda Tante kan?"

"Ti-tidak... Uhhh..." Tangan Venelana bergerak naik turun dengan pelan, Naruto mendesis nikmat saat jemari lentik itu bergerak di penisnya. "Ta-tante..."

"Ummmhh..."

"E-enak..."

Venelana terus mengocok penis Naruto, kali ini dia membuka mulutnya dan memasukkan penis itu ke dalam mulutnya. Naruto tak kuasa untuk meremas kepala coklat Venelana, penisnya merasakan hangat di dalam mulut Venelana.

Venelana terus memberikan blowjob pada Naruto, disertai tangannya yang memainkan buah zakar pemuda itu.

"Ta-tante!"

Venelana terkejut saat sebuah cairan putih menyembur dari penis Naruto, cairain putih itu meluber keluar dari mulutnya, dia mencoba untuk menelan semua cairan putih itu. Tangannya kembali menggenggam penis Naruto dan mengurut penis itu. Desisan nikmat Naruto semaki keras.

Venelana menarik mulutnya, dia menelan semua sperma Naruto hingga tak tersisa, kedua matanya melihat penis Naruto yang masih berdiri tegak. Dia menjilati bibirnya, kemudian melepas semua pakaiannya hingga telanjang bulat.

Venelana bergerak, dia duduk di atas paha Naruto, penis ereksi itu berada di belahan pantatnya. "Anak teman Tante ini benar-benar nakal." Dia menggerakkan pinggulnya. "Cium Tante!"

Naruto mengangguk, tangan kanannya memegang payudara Venelana, lalu tangan kirinya memegang pinggul Venelana. Bibir Naruto pun bertemu dengan bibir wanita itu, pinggul Venelana bergerak maju mundur.

Jemari Naruto memainkan puting susu Venelana, membuat puting Venelana ereksi setelah dimainkan Naruto. Wanita itu semakin ganas saat mencium Naruto, dia mengangkat pinggulnya dan mengarahkan penis Naruto untuk masuk ke dalam tubuhnya.

Venelana mendorong pinggulnya ke bawah dengan pelan, dia merasakan sesak saat penis itu terus menusuk dirinya, dia menarik ciumannya, dan membiarkan Naruto memainkan payudaranya. Venelana terus mendorong pinggulnya ke bawah hingga semua penis Naruto masuk.

Venelana menatap Naruto yang mulai menghisap putingnya, dia tersenyum tipis kemudian menggerakkan pinggulnya secara perlahan. Venelana mendesah nikmat saat batang penis Naruto bergesekan dengan dinding vaginanya. Napasnya begitu memburu saat kedua payudaranya ikut bergerak naik turun, kedua tangannya bertumpu pada pada bahu Naruto untuk menahan tubuhnya agar tak jatuh.

Dan Venelana mempercepat gerakan pinggulnya, desahan nikmat wanita itu semakin keras memenuhi ruangan tersebut. Venelana kali ini benar-benar terpuaskan oleh penis Naruto.

'Maafkan aku Kushina-chan...' Venelana tersenyum saat dia terus menggerakkan pinggulnya naik turun. "Tante akan keluar!"

"Uhhh!"

Kedua tangan Naruto reflek memegang pinggul Venelana, dia sendiri merasakan jika penisnya akan klimaks sebentar lagi.
Venelana mendesah panjang saat dia klimaks, bersamaan dengan itu Naruto menarik pinggul Venelana dan klimaks diluar vagina wanita itu.

Keduanya mendesah nikmat setelah klimaks masing-masing.

-o0o-

Venelana memakai dressnya kembali, namun dia tak memakai dalaman sama sekali. Sementara Naruto hanya memakai boxernya dan sedang membersihkan lantai karena cairan keduanya.

"Tante, sebenarnya tante Venelana benar-benar ingin seks kan?"

Venelana terdiam dengan wajah merona. "Bagaimana ya?" Wanita itu menggaruk pipi merahnya, dan Naruto bisa melihat jika kedua puting Venelana kembali ereksi. "Naruto sendiri tahu kan jika wanita sepertiku memang butuh hal ini."

"Ya, aku tahu kok Tante."

Venelana hanya tertawa tak enak mendengar balasan Naruto. "Lain kali jika Tante ingin, Tante akan bilang padamu."

"Tenang saja, Tante."

...

..

.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keep it SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang