Chapter 49

7.9K 768 51
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi ini, Gus Hafizh dan Khadijah melaksanakan shalat subuh berjamaah di rumah sakit. Khadijah yang duduk diatas brankar, sedangkan Gus Hafizh yang berdiri di samping brankar.

Setelah selesai shalat, Gus Hafizh berjalan keluar dari ruangan yang ditempati Khadijah untuk memberi kabar kepada orang-orang yang berada di ndalem.

"Assalamu'alaikum, Abi," ucap Gus Hafizh.

"Wa'alaikumussalam, Fizh. Ada apa?"  Tanya Abi dari dalam telepon.

"Tadi Hafizh nelepon Ummi, tapi nggak dijawab."

"Ummi sedang masak. Kenapa, nak?" Tanya Abi.

"Hafizh cuma mau kasih kabar ke Ummi sama Abi kalo Hafizh sama Khadijah lagi dirumah sakit," ujar Gus Hafizh.

"Sudah mau lahiran?" Tanya Abi.

"Iya, Abi. Doakan Ijah ya, Bi. Sejak tadi ia terus bergumam manggil Bunda, Abah, dan bang Aslan."

"Serahkan semuanya sama Allah ya, Fizh. Abi dan Ummi akan bantu doa dari sini."

"Iya, Abi. Terimakasih banyak."

"Nanti setelah Ummi selesai masak, kita akan segera menuju ke rumah sakit sama yang lainnya," ujar Abi Hasan dari dalam telepon.

"Iya, Abi. Kalo gitu Hafizh tutup dulu teleponnya, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." Kemudian panggilan suara tersebut terputus begitu saja.

"Ijah!!" Panggil Gus Hafizh.

"Kenapa, mas?" Tanya Khadijah dengan wajah yang sangat pucat.

"Kamu nggak mau operasi aja?" Tanya Gus Hafizh.

Khadijah mengulum senyumnya. "Percaya sama Allah aja, mas. Allah pasti akan memberikan kekuatan untuk Khadijah melahirkan bayi kembar ini," jawab Khadijah.

"Istriku emang wanita yang kuat dan tangguh. Tapi aku takut kalo kamu nantinya kenapa-kenapa," lirih Gus Hafizh.

"Mas sendiri yang bilang nggak akan terjadi apa-apa selagi kita menyerahkan semuanya sama Allah," balas Khadijah.

"Ijah kuat, mas. Kuat demi kamu dan anak-anak kita," ujarnya.

Gus Hafizh mengulum senyumnya. Ia memberikan kecupan hangat pada wajah Khadijah. "Aku bukain mukenahnya mau?" Tawar Gus Hafizh yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Khadijah.

Dengan perlahan, Gus Hafizh membukakan mukenah tersebut dan memasangkan kembali khimar milik Khadijah.

"Nanti orang ndalem mau datang kesini, Jah. Kamu nggak mau pakai cadar?" Tanya Gus Hafizh.

HAFIZDJAH [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang