Kamar Rion
"Mau ngapain kamu?" Tanya Rion saat Freya, mengambil satu bantal dari ranjang dan menaruhnya di sofa.
"Mau ngepet, ya tidur lah." Balas Freya, dia masih kesal karena Silla menjambaknya.
"Sini, jangan tidur di sofa." Ucap Rion menuntun Freya kearah ranjang.
"Idih, bukan mahram." Perkataan Freya sontak membuat Rion mendatarkan wajahnya.
"Ouh, iya kah?" Tanya Rion, lalu mendorong freya hingga berbaring terlentang di ranjang.
"Mau ngapain?" Tanya Freya panik, saat Rion menindihnya.
"Tidur." Sahutnya malas, yaa... Rion tidur di atas tubuh Freya, tanpa memikirkan beban Freya.
"Minggir ih, berat." Decak Freya mencoba mendorong tubuh Rion.
Karna usahanya tidak membuahkan hasil, Freya akhirnya pasrah dan tertidur dengan Rion yang menindihnya.
Tanpa mereka ketahui, seorang wanita yang berada di balik pintu kini menatap mereka berdua dengan tatapan nanar.
"Kamu bahkan gak pernah berbuat gitu sama aku mas." Lirihnya pelan lalu menuju ke ruang tamu.
•••
Pagi hari, pukul 07.27
Mengerjapkan matanya, kini seorang perempuan terbangun dari tidurnya.
Hal yang pertama kali dia lihat, adalah wajah seorang pria yang nampak tenang dalam tidurnya, dia Rion.
"Ganteng." Guma Freya dengan serak, karena habis bangun tidur.
"Eugh.." lenguhan itu berasal dari Rion, dia tidak bangun, melainkan menyembunyikan wajahnya di dada Freya, refleks Freya mengusap surai hitam Rion dengan lembut, agar kembali tidur.
Ceklek
Mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dia melihat Silla berdiri disana, tapi tunggu...
Silla hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya.
"Pagi-pagi mata gue udah ternodai." Guma Freya dengan mengalihkan pandangannya.
Dengan sinis, Silla melangkahkan kakinya ke arah lemari pakaian, dengan melenggak-lenggokkan bokongnya.
"Idih, tepos gitu aja di pamerin." Ucap Freya kesal, ingatkan apa yang semalam dilakukan oleh Silla kepadanya.
"Sayang." Panggil Rion mengeratkan pelukannya.
"Iya." Bukan Freya yang menjawab, melainkan Silla.
Membuka sedikit matanya, Rion mendongkak menatap Freya.
"Sayang." Panggil Rion lagi.
"Kenapa?" Tanya Freya.
"Ayo mandi." Ajak Rion.
"Mas." Panggil Silla.
Bukan cuma Rion yang menatap Silla, Freya juga ikutan menatap Silla.
"Aku juga belum mandi, sama aku aja, jangan sama si jalang." Ucap Silla dengan membenarkan handuknya yang sedikit merosot.
"Mas Rion maunya mandi sama aku, kamu tepos gitu, mana bisa nyenengin mas Rion." Cibir Freya lalu bangkin dari tidurnya, yang otomatis membuat Rion tergeletak ke samping.
"Ayo mas, kita mandi." Ajak Freya kepada Rion.
"Mas Rion mandi sama saya, lagian saya itu istrinya, lah kamu, kamu cuma jalangnya aja." Sindir Silla menatap remeh Freya.
"Bacot, istri ko kalah sama jalang, gak pinter main ya??" Tanya Freya yang membuat Silla terdiam, sedangkan Rion hanya terkekeh pelan lalu menggendong Freya ke arah kamar mandi.
"Sialan, dasar jalang." Kesal Silla.
Maafkan perkataan Freya, dia emang gitu, maklumin aja🥲
Jangan lupa vote ya, biar semangat nulisnya🤗⭐
Tandai typo (🍒)
Salam strawberry 🍓🍓🍓🍓
See you👋🏻👋🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua (End)
SonstigesHanya untuk melunasi hutang kedua orang tuanya, Freya rela untuk menjadi simpanan dari Arion, dan berakhir dirinya menjadi istri kedua. ••• "nak, kamu dapat uang sebanyak ini dari mana?" "Ayah gak perlu tau, yang terpenting sekarang hutang ibu sama...