4

5.3K 888 164
                                    

terucap atau tidak, terlihat atau tidak, terasa atau tidak, yang pasti aku akan selalu mencintaimu dengan apapun cara yang aku mampu.

~D.Vreya~







HAPPY READING

Sudah sebulan sejak pertama kali Vreya masuk sekolah. kini, cewek cantik itu bersiap siap untuk pergi keluar. Ia berencana pergi ke pantai seorang diri guna menenangkan pikirannya. Sedangkan Daniel, cowok itu pergi mengecek keadaan resto nya.

Selama sebulan ini, Vreya terus berusaha mendekati Vano. Tapi sikap cowok itu sangatlah berubah, benar benar sulit bagi Vreya untuk mendekatinya.

"Saatnya berangkat" Vreya tersenyum riang,  cewek itu mulai melangkah keluar, mengunci pintu lalu kemudian pergi menggunakan mobilnya.

Sampai di tempat tujuan, Vreya langsung turun. Cewek itu berjalan mendekati bibir pantai, deru ombak memasuki indera pendengarannya. Angin yang berhembus menerbangkan rambutnya yang panjang terurai.

Kaki jenjangnya terus melangkah, pikiran Vreya sekarang kosong. Seolah olah tak ada jiwa di dalam raga itu.

Semakin dalam Vreya melangkah, bahkan air laut sudah mencapai dagu nya. Ketika hendak melangkah lagi, tiba tiba seseorang menarik tangannya dan segera membawa kembali dirinya ke bibir pantai.

"LO MAU MATI!" suara itu mengagetkan Vreya, cewek cantik itu mengerjabkan matanya beberapa kali.

"BODOH" umpat orang itu "kalo mau mati jangan disini"

Vreya linglung, cewek itu mendonggak dan menatap wajah Vano yang mengeras menahan amarah. Apa dia khawatir?

Jika seperti ini, Vreya merasa jika Ano-nya telah kembali.

"Seenggaknya lo mikirin Daniel" ketus Vano

Vreya memalingkan wajahnya, cewek itu menarik nafas dalam, dadanya di penuhi rasa sesak, sakit bila mengingat jika orang yang di cintainya melupakan dirinya. Satu, Vreya ingin tahu apa masa lalu sang pemilik tubuh  lebih kelam dari masa lalu Vano sebelumnya.

Vreya kembali menolehkan kepalanya, manik matanya bertubrukan dengan manik mata cowok di hadapannya ini.

"Cieee, lo khawatir sama gue kan" ujarnya dengan senyum jahil.

Vano memalingkan wajahnya "siapa yang khawatir?"

"Lo lah, siapa lagi"

Vano maju, menatap intens wajah cantik Vreya "emang lo siapa gue?, kenapa gue harus khawatir sama lo?. Gue ngelakuin itu karena rasa kemanusiaan gue, nggak lebih"

Sesak, sungguh, Vreya ingin menangis. Namun cewek itu menahannya sekuat mungkin, bukannya air mata yang luruh, cewek cantik itu berhasil memasang kembali senyum manisnya.

"Nggak usah nyangkal, tinggal bilang aja kalo lo khawatir sama gue"

Vano tersenyum miring "pengen banget gue khawatirin?"

Spontan, Vreya mengangguk tegas. Namun sedetik kemudian, cewek itu memalingkan wajahnya.

"Lo suka gue?" pertanyaan Vano membuat tubuh Vreya tersentak kaget.

"Iya" jawab nya tegas.

"Hal yang lo suka dari gue apa?, kita baru kenal sebulan yang lalu"

"Gue rasa, sebulan cukup buat jadi alasan seseorang jatuh cinta"

"Lo cuma penasaran, bukan cinta. Alasan lo nggak logis"

"Terserah lo mau bilang apa, tapi yang jelas...." Vreya kembali menatap Vano, cewek cantik itu kembali mengukir senyum manis "gue cinta sama lo"

Star of Life (Pindah Ke Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang