CHAPTER 2: 2 Eksistensi

503 38 0
                                    

Didalam sebuah Ruangan hampa yang terisolasi dari dunia luar terdapat 2 sosok agung yang melebihi semua makhluk yang ada didunia ini yaitu Rimuru dan Veldanava.

Ruangan ini awal mulanya diciptakan oleh Veldanava namun telah sedikit diperkuat oleh Rimuru, ruangan ini hanya bisa dimasukan oleh mereka berdua karena diruangan ini memiliki konsep waktu yang berbeda dari dunia luar. Meraka berdua merasa sudah sangat lama disini jadi mereka mengembangkan hubungan persahabatan satu sama lain.

"Hei, Velda-san apa kamu tidak merasa bosan selalu berada disini?"

"Aku tidak merasa bosan lagipula Lucia selalu berada disisiku bahkan aku sudah berada disini lebih lama daripada kamu"

"Kau ada benarnya, dengan adanya orang yang kau cintai disisimu tidak peduli berapa lama kau habiskan disini itu hanya akan terasa sebentar"

"Aku juga yakin kamu pasti juga memiliki seseorang yang kamu sayangi sebelum kesini"

"Aku tidak punya semacam itu"

"Pasti ada, walaupun ingatanmu melupakannya tapi dihatimu tetap akan mengingatnya Rimuru"

"Dihatiku?"

"Benar sekali"

Perkataan Veldanava membuat Rimuru bingung ia merasa dari apa yang dikatakannya tersebut ada benarnya tapi Rimuru tidak begitu memahami hatinya, dihatinya selalu merasa hampa dan kosong hanya Veldanava yang bisa menghiburnya disini walaupun hanya dengan kata-katanya, bahkan kekosongan dan kehampaan yang memenuhi hatinya begitu kuat sebelum masuk keruangan ini tapi setelah bertemu Veldanava kekosongan dihatinya sedikit berkurang.

Rimuru tidak tahu kapan ingatannya kembali lagi seperti semula, mungkin setelah ingatannya kembali ia memiliki orang yang dicintai dan tersayangnya seperti yang dikatakan Veldanava kepadanya.

"Mungkin dari apa yang dikatakan Velda-san ada benar tapi sampai kapan kamu tinggal disini bukannya kamu bisa bangkit kapan saja?"

"Kau licik mengganti topik pembicaraan Rimuru"

"Aku tidak mengganti topik, aku hanya penasaran sampai kapan kamu disini bukannya kamu bilang sudah memiliki anak didunia itu tapi kenapa kamu tidak khwatir sama sekali dengan dia"

"Kamu salah Rimuru, aku selalu khwatir dengan anak itu tapi aku tidak bisa meninggalkan Lucia disini dan aku akan bangkit bersama Lucia setelah fragmen jiwa Lucia selesai terkumpul"

"Jadi begitu"

Rimuru mengerti kenapa Veldanava selalu berada disini, itu karena dia sedang menginvestasikan jiwa Lucia sejak dahulu bahkan sebelum dia berada disini, Rimuru tahu bahwa Veldanava sangat mencintai Lucia jadi dia tidak berniat meninggalkan sisinya. terlebih lagi sebenarnya Rimuru dan Veldanava bisa bangkit kapan saja kalau mereka ingin tapi mereka memiliki alasan tersendiri untuk tidak bangkit.

Pertama Veldanava berniat bangkit sampai fragmen jiwa Lucia selesai tapi sedangkan Rimuru ia menunggu sampai ingatannya kembali untuk bangkit karena ia merasa tidak memiliki sesuatu yang berharga ketika bangkit nanti Jika ingatannya belum kembali dan juga hatinya begitu hampa karena hilang ingatan yang Rimuru alami.

"Kalau begitu bolehkah aku membantu kau?"

"Tidak Rimuru, aku tidak bisa menerima bantuanmu itu"

"Tapi bukannya kalau kita mengerjakannya bersama akan mempercepat pengumpulan jiwa Lucia-san"

"Perkataanmu benar Rimuru tapi aku ingin berusaha dengan kemampuanku sendiri dan juga pengumpulan fragmen jiwa Lucia sebentar lagi selesai"

**********

Veldanava menjawab pertanyaan Rimuru sambil tersenyum yang begitu tulus, dia juga memberitahu kabar baik kepada Rimuru bahwa tinggal sedikit lagi pengumpulan jiwa Lucia selesai dan akan segera meninggal tempat ini, tapi ada yang membuat Veldanava khwatir ketika nanti dia meninggalkan tempat ini yaitu tentang Rimuru.

Rimuru mungkin terlihat ramah terdapat dirinya karena Rimuru sudah menganggap Veldanava sebagai sabahatnya begitu juga Veldanava menganggap Rimuru sebagai sahabatnya tapi ada kalanya Rimuru terlihat sangat dingin ketika bertemu orang yang tidak ia kenal mungkin itu dikarena Rimuru kehilangan ingatan. itulah yang ia lihat ketika pertama kali bertemu dengan Rimuru.

"Wow, itu kabar yang sangat bagus jadi kapan itu dapat diselesaikan"

"Mungkin beberapa jam lagi sampai jiwa Lucia terkumpul "

Veldanava bisa melihat eksperesi terkejut Rimuru begitu mendengar penyataannya itu, Rimuru mungkin tidak menyangka bahwa dia akan ditinggalkan begitu tiba-tiba tapi walaupun begitu Veldanava bisa melihat senyuman Rimuru untuk pertama kali bahwa dia mengerti itu demi kebahagian dirinya.

"Cepat sekali, tolong ketika Velda-san sudah ditiba dibumi jangan lupa berikan salamku untuk Lucia-san ketika dia sudah sadar"

"Tentu saja, aku tidak akan melupakannya tapi apa tidak apa-apa kamu sendiri disini?"

"Terima kasih telah mengkhwatirkanku tapi aku akan baik-baik saja"

"Benarkah?"

"Tentu saja"

Veldanava menghabiskan beberapa jam untuk mengobrol, dirinya berbincang-bincang dengan Rimuru untuk terakhir kali sebelum meninggalkan Rimuru sendiri disini.

Veldanava sangat mengkhwatirkan Rimuru tapi dia bilang semuanya akan baik-baik saja tapi Veldanava tidak akan langsung mempercayainya begitu saja sebab ketika Rimuru bosan, Rimuru akan membuat sebuah gate yang berisi monster dan mengirimnya ke dunia lain sehingga dia dapat memberikan kekuatan kepada orang yang dia pilih atau bisa disebut sebagai Awakening pertama dan Rimuru juga membuat sistem Player didunia itu, Sehingga manusia disana percaya bahwa ada Dewa membantu manusia yang sedang di ambang kepunahannya. tentu saja itu hanya semata-mata untuk hiburan Rimuru belaka ketika dia bosan.

"Aku tau apa yang ada dipikiranmu Velda-san, aku akan berhenti bermain-main"

"Tampaknya kau mengerti tapi apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku akan sedikit demi sedikit mengembalikan ingatanku, seperti yang kau bilang mungkin ketika ingatanku sedikit kembali aku mungkin memiliki orang yang kucintai"

"Begitu ya"

"Dan tentu saja aku akan segera menyusulmu kesana"

"Aku sangat menantikannya dan sepertinya ini sudah saatnya untuk pergi"

"Ternyata waktu kita sudah habis ya, aku harap kau bahagia Velda-san"

"Begitu juga denganmu Rimuru sampai jumpa"

Dengan begitu Veldanava menghilang bersama tubuh Lucia ketika selesai memberikan salam perpisahan dengan Rimuru.

Ruangan tersebut menjadi sangat sepi, Rimuru hanya menatap sekeliling ruangan itu dengan mata dingin dan tidak ada satu pun percikan cahaya dalam matanya tapi Rimuru tidak peduli karena itu ia langsung duduk dan memulai bermeditasi untuk mengembalikan sedikit ingatannya untuk menepati janji kepada Veldanava untuk menyusulnya kesana nanti.

Tensura | Princess Of SlimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang