8. Daftar Mimpi

9 3 2
                                    

Raganya seperti dibawa terbang oleh angin, melayang pergi entah kemana, menunggu sesuatu yang tidak ada tanda-tanda kehadirannya.

Bahkan mungkin dirinya lupa untuk berjalan menuju tempat yang Gaharu dulu pernah tunjukkan.

Tenggorokannya terasa sulit menelan ludah, jantungnya berdebar-debar seperti akan membobol otot-ototnya, dan pikirannya tidak bisa berhenti berpikir yang tidak-tidak. Batinnya berharap bahwa semuanya baik-baik saja.

Rembulan menghela nafas dalam-dalam, dengan penuh keraguan, Rembulan mengetuk pintu 705 itu.

"Eh, Ree... kenapa? Oh ada pesenan kopi?"

"Ng–nggak, gue... mau ketemu Gaharu, he is here?"

Selama seminggu ini dirinya menunggu kepulangan Gaharu, dan menunggu pesannya yang tak kunjung terkirim.

Dirinya takut bukan main, ketakutan menghantamnya begitu hebat setiap malam.

Gaharu kemana?

Rembulan takut ada suatu hal yang terjadi pada kekasihnya.

"Oh, Gaharu... dia ngambil cuti Ree."

Rembulan menghela nafas lega, rasa lega melintas di kepalanya sekilas, tetapi di saat itu juga justru rasa curiga dan ketakutan lainnya yang muncul.

"Cuti? Berapa lama?"

"Dua minggu."

Waktu yang sangat lama. Apa ada suatu hal yang menimpa keluarga Gaharu? tetapi Gaharu takut untuk memberitahunya?

"Cuti kenapa ya kalo boleh tau? soalnya Whatsapp nya gak terkirim gitu."

Rembulan tidak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya.

"Oh iya dia bilang begitu juga sih ke gue, kayaknya emang sengaja dimatiin."

"Emang dia kemana Yog?"

"Dia ke Jepang Ree, nemenin Kak Nana."

Rasanya seperti diterjang ombak besar, hingga mengombang-ambingkan tubuhnya di tengah lautan.

Ucapan itu seperti mimpi buruk, lebih buruk lagi karena Rembulan harus menerima kenyataan itu tanpa aba-aba.

Sebenarnya, selama menunggu Gaharu, jawaban ini yang Rembulan takutkan, oleh karenanya Rembulan terus mengulur waktu untuk menanyakan keberadaan Gaharu.

Kenyataan pahit itu sangat menyakitkan untuk dirinya telan.

Rembulan menenggelamkan wajahnya, tidak bisa lagi dirinya menahan kegundahan, rasa gelisah, dan kesedihannya.

Tangisannya mengalir begitu saja membasahi pipinya. Rembulan tidak bisa menahannya meski ada orang lain di hadapannya.

"Ree, are you okay?"

Rembulan mengangguk, "Iya, gue gapapa kok..."

"Lo kenapa nangis Ree? Gaharu ngapain lo?"

"Enggak kok, gue duluan ya."

Rasanya ingin sekali dirinya menangis sekencang mungkin saat itu juga. Kenyataan bahwa dirinya saat ini menangis secara tiba-tiba, bahkan membuat Yoga kebingungan, itu sudah cukup memalukan menurutnya.

Rasa takut kehilangan Gaharu yang selama ini dirinya pendam akhirnya meluap juga, kehilangan itu akan lebih menyakitkan jikalau Gaharu pergi bersama Nana. Itu sungguh amat perih, seperti segurat luka yang ditetesi limau.

Sambil berjalan menuju lift, Rembulan menyeka kasar wajahnya.

Tetapi– rasanya ada hal yang perlu dirinya tahu. Kebenaran yang mungkin Gaharu selama ini sembunyikan–

Between The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang