Prolog

105 33 6
                                    

Dara hanya bisa pasrah kala Ten anak laki-laki Siwon, suaminya. Menghunuskan katana kearah bayinya, bayi perempuan yang baru saja menginjak usia 8bulan.

Jika Dara tau keputusan Siwon memboyongnya kerumah utama membawa petaka untuk putrinya, maka Dara memilih untuk menolaknya sejak awal.

Karena sejak kepindahannya datang kemari tak ada satupun anggota keluarga Siwon yang lain menyambut hangat dirinya dan sang putri, kecuali satu orang yang selalu ramah padanya dan buah hatinya. Senantiasa membantunya dalam segala hal, Yoona dan kedua putra putrinya selalu bersikap baik pada Dara dan bayinya.

"Maaf tapi aku harus melenyapkannya." Ten berucap dengan bibir sedikit mengatup, ujung jarinya gemetar hebat diiringi dengusan nafas yang begitu kasar.

Dara jatuh kelantai, tangisnya pecah. Menutup bibir dengan jemari serta memejamkan mata, Ibu mana yang tega melihat putri kecilnya akan dihabisi dengan cara sebengis itu?

Kejadian itu disaksikan oleh semua anggota keluarga, beberapa diantaranya mencegah hal gila yang akan Ten lakukan pada bayi tak berdosa itu. Namun alih-alih mendengarkan mereka, Ten justru bertindak semakin nekat.

Hal yang mereka takutkan bukanlah bayinya meninggal, namun jika sampai Siwon tau Ten bertindak demikian, maka bisa dipastikan Ten lah yang akan lenyap mendahului bayi itu.

Semua anggota keluarga menjerit, begitu katana itu mengayun dengan kuat diatas kepala sang bayi. Hingga...

Slakkk-

Katana itu jatuh terpental beberapa meter bersamaan dengan limbungnya Ten dari posisi kokohnya.

"Dasar anak tidak tau diuntung!" Suara yang memekik seisi ruang, Siwon mengibaskan tangannya setelah berhasil memukul mundur Ten dengan katana.

"Kau pikir kau siapa? Jangan karena kau putraku, kau bisa bertindak semaumu!" Ucapan tegas Siwon membuat ketiga istrinya terperanjat, tak terkecuali anak-anaknya yang turut menyaksikan kejadian itu.

Tifanny berhambur menghampiri Ten, memeluk wajah putranya yang kini membengkak.

"Yeobo~ maafkan Ten untuk kali ini, lagi pula bayinya tidak apa-apa." Mendengar kalimat itu terucap dari bibir Tifanny, Siwon semakin murka.

"Karena aku mencegahnya tepat waktu! Jika aku terlambat sedikit saja, maka aku akan mengurus pemakaman bayiku." Siwon mendekati Tifanny yang masih memeluk Ten.

"Jarimu ini harus dipatahkan, agar kau selalu ingat dan tidak macam-macam pada saudarimu!" Imbuh Siwon memelintir jari putranya dengan kuat.

"Yeobo~" teriak Tifanny.

Siwon tetap pada pendiriannya, memelintir kuat jari Ten tanpa berniat melepaskannya.

Ten tak kuasa menahan rasa sakitnya, teriakannya kala itu menggema diseluruh penjuru ruang.

Namun sebuah jemari lentik mengusap lembut bahu Siwon, "Yeobo~" suara itu begitu lembut membuat Siwon memalingkan fokusnya kearah pemilik suara itu.

Yoona dengan sendu menggeleng pelan, rautnya penuh kekhawatiran.

Hanya pada Yoona lah Siwon akan luluh dan menuruti semua perkataan istri pertamanya, namun itu semua hanya berlaku ketika Siwon sudah menyelesaikan tujuannya.

Mematahkan jari telunjuk dan jari kelingking putranya.

Sementara disisi lain, Dara menggendong bayinya keluar dari kamar. Semua yang terjadi hari ini bagaikan mimpi buruk baginya, rumah, keluarga, bahkan sekelilingnya tak ada satu pun yang bisa Dara andalkan.

Maka jalan satu-satunya adalah Dara pergi dari kediaman Siwon, kemudian menggugat cerai suaminya itu secepat mungkin. Karena tak ada untungnya bagi Dara dan bayinya berada dilingkungan seperti itu, terlalu berbahaya dan beresiko untuk tumbuh kembang Lalisa kedepannya nanti...

 Karena tak ada untungnya bagi Dara dan bayinya berada dilingkungan seperti itu, terlalu berbahaya dan beresiko untuk tumbuh kembang Lalisa kedepannya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20tahun kemudian...





Tbc-

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang