01

96 36 2
                                    

20tahun kemudian...

20tahun telah berlalu banyak hal yang terjadi dikehidupan keluarga Choi, keluarga yang awalnya dibangun dengan penuh percaya diri oleh sosok lelaki yang memperistri 4 wanita, kemudian membawa para istrinya untuk berkumpul didalam satu istana megah.

Siwon kini semakin tua, ambisinya untuk mengumpulkan lebih banyak lagi harta benda kini telah ia turunkan kepada anak-anaknya.

Ibarat buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Siwon mendidik putra putrinya sama seperti mendiang Ayahnya.

Terjang apapun yang menghambat tujuanmu sekalipun kau harus menginjak saudaramu-

Namun bagaimana kini?

Putra putrinya saling menjatuhkan satu sama lain, sebenarnya sejak kapan semua menjadi kacau seperti ini?

Dara berdiri dibelakang putrinya yang duduk didepan meja rias, tangan mungilnya menyisir rambut sang anak penuh kasih sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dara berdiri dibelakang putrinya yang duduk didepan meja rias, tangan mungilnya menyisir rambut sang anak penuh kasih sayang.

Tak ada pembicaraan apapun selama sesi menyisir rambut Lalisa, angan dan pikiran Dara masih tetap sama membayangkan kenangan bersama Siwon, mantan suaminya.

Flashback on-

Kemana pun Dara membawa bayinya pergi, Siwon selalu menemukannya dan menjemputnya secara paksa.

Kejadian ini bukan hanya sekali dua kali tapi puluhan bahkan ratusan kali, dan berakhir Siwon selalu menangkapnya kembali.

Setiap tertangkap Dara akan dikurung didalam kamar utama, dimana ruangan itu adalah kamar pribadi milik Siwon. Sebelumnya tak ada satupun dari mereka (para istri) yang berani melanggar atau menguji kesabaran seorang Siwon Choi, melihat Dara yang merupakan istri terakhir bertindak begitu berani tak hayal membuat mereka terkejut sekaligus mengapresiasi keberanian Dara.

Dalam ruang yang terkunci dari luar, bayi itu terus saja menangis. Dara mencoba menenangkan bayinya, namun ASI-nya bahkan tak kunjung keluar.

"Dara-ssi, ada yang bisa ku bantu?" Tifanny mengetuk pintu kamar yang ditempati oleh Dara dan bayinya, telinganya menempel didaun pintu mendengarkan tiap rengekan bayi mungil itu.

"Yoona eonni, kau kah itu?" Dara turut mendekat kedaun pintu, sumber suara yang memanggilnya terdengar begitu samar sehingga ia tak dapat membedakan siapa sosok yang mengajaknya berbicara.

Sejenak Tifanny mengerutkan kening, lalu berucap "Ini aku Tifanny, apa kau membutuhkan sesuatu?" Teriak Tifanny sekuat tenaga, pintu yang begitu tebal menghambat pendengaran masing-masing.

Dara sedikit bingung setelah mendengar bahwa sosok yang menghampirinya adalah Tifanny, ia pikir Tifanny tak begitu menyukai keberadaannya dalam keluarga ini lantas mengapa Tifanny datang padanya dan menawarkan bantuan?

"Ah...Tifanny eonni, bisakah kau membuka pintu ini? Lalisa terus saja menangis dan ASI-ku tak mau keluar."

"Tunggu sebentar, aku akan mencari kuncinya." Pungkas Tifanny, ia pun lantas bergegas mencari keberadaan Yoona karena hanya Yoona lah yang memegang semua tanggung jawab dirumah ini.

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang