The Way Our Horizons Meet

26 3 0
                                    

"You and I are like the sky and the sea
At the horizon, letting go of yеarning."

[Horizon-WayV)






🌕🌕🌕

Sama sekali tidak ada rencana bagi Ayumi untuk menginap di tempat Kinan. Namun seperti gadis pada umumnya yang kalau sudah asyik bercerita, seringkali lupa waktu.

Seperti yang terjadi pada Ayumi dan Kinan. Saking serunya pembahasan mereka, malam yang semakin larut pun diabaikan. Rasanya Ayumi benar-benar menemukan teman baru yang sefrekuensi dengannya.

Meski berbeda jurusan, namun dua gadis yang sama-sama merebahkan tubuh di atas kasur itu punya kesamaan yang membuat obrolannya tak pernah padam.

Mereka sama-sama suka seni. Kinan suka menggambar. Terbukti dari dekorasi kamarnya yang meski tak seberapa lebar, namun nilai estetikanya mampu membuat Ayumi terpana sejak pertama kali tiba.

Ada beberapa lukisan di atas kertas, kolase, hingga montase yang menghiasi dinding kamar Kinan. Ayumi meras takjub, sebab meski ia menyukai seni, tapi bakatnya bukan di sana.

"Kamu udah ada gambaran nanti abis lulus mau kerja di mana?" tanya Kinan. Ia kemudian bangkit untuk mengambil minuman yang berada di dekatnya.

Ayumi terdiam. Pasalnya ia kuliah saja bukan atas dasar untuk memperoleh gelar atau pekerjaan. Ayumi hanya ingin merasakan bagaimana rasanya hidup bebas.

Kalau alasan klisenya mungkin Ayumi ingin sesekali mencoba untuk hidup mandiri. Ia tidak ingin terus-terusan bergantung pada kedua orang tuanya. Ayumi merasa dirinya sudah cukup dewasa untuk mampu hidup sendiri di tanah rantau.

"Nggak tau. Aku cuma mau nurutin hobi aja," cetusnya.

Dahi Kinan berkerut sampai akhirny ia teringat sesuatu. Ayumi berbeda dengan dirinya. Hidup gadis itu berkecukupan sehingga dia tidak perlu terlalu banyak berjuang.

"Tapi hobi kamu bisa jadi peluang yang besar kalau kamu mau serius, Yum," ucap Kinan. Ayumi mengangguk setuju. Namun untuk saat ini dirinya hanya ingin menikmati kebebasan.

"Tapi menikmati hidup yang cuma sekali juga penting, Kak," sahut Ayumi.

Kinan diam sesaat. Ia masih menimang perkataan teman barunya itu saat Ayumi tiba-tiba pamit untuk pergi ke kamar mandi.

Menikmati hidup versi Kinan akan sangat berbeda dengan yang dimaksudkan Ayumi.

🌕🌕🌕

Hari ini adalah hari ketiga dari serangkaian acara ospek yang diadakan kampus Ayumi. Tidak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Seragam putih hitam dengan rambut kuncir dua sudah menjadi hal yang lumrah.

Setidaknya penyiksaan secara verbal dan pembullyan sudah dilarang keras dan tidak diadakan lagi di kampus ini. Ayumi lega, setidaknya ia tidak perlu terseret dalam drama yang biasa dibuat panitia.

Ayumi yang semalam menginap pun sarapan bersama dengan Kinan di warteg terdekat. Semuanya  berjalan normal, selain detak jantungnya yang berdebar lebih kencang daripada biasanya.

Ayumi mencoba untuk bersikap biasa. Ia tidak mau berspekulasi tentang apa yang akan terjadi nantinya. Bersama Kinan, Ayumi turut berkumpul di lapangan bersama mahasiswa baru lainnya.

"Yumi," bisik Kinan.

Ayumi menoleh.

"Tuh." Kinan menunjuk segerombolan senior yang tengah berbincang.

Moonlight LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang