*
"Apa yang sedang kalian berdua lakukan disini?" sambil berjalan mendekati Sasuke dan Hinata yang masih diam menghadap lelaki itu.
"Harusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan di sini? Tiba-tiba datang dan mengganggu pembicaraanku dengan dia, tidak sopan."
Hinata masih sibuk memikirkan jawaban yang hendak diberikan kepada Shikamaru karena dia merasa tidak ingin disalahpahami oleh pria itu tapi belum sempat menjawab, lelaki yang ada di belakangnya malah memberi jawaban yang terkesan memicu pertengkaran.
Sambil menghembuskan nafas dengan perlahan Hinata menghampiri Shikamaru.
"Ada hal yang ingin dibicarakan oleh Sasuke denganku namun tidak begitu penting karena ternyata yang dia bicarakan hanya rumor belaka. Kau ada keperluan apa kemari, Shika?"
"Aku melihatmu berjalan sendirian ke arah hutan. Jangan salah sangka, aku tidak menguntitmu hanya saja aku sedikit khawatir sesuatu terjadi jadi yaa begitu," Shikamaru menggaruk lehernya yang tidak gatal.Suasana menjadi canggung karena Hinata merasa bingung bagaimana harus menyikapi situasi ini. Sasuke tiba-tiba memecah keheningan dengan menarik tangan Hinata dan berjalan melewati Shikamaru.
Hinata kaget dan reflek melihat ke belakang ke arah Shikamaru dan semakin kaget melihat pergelangan tangan kirinya juga digenggam oleh Shikamaru menghentikan langkah Hinata dan Sasuke.
Persis adegan dalam novel-novel romansa yang sering Hinata baca dan berada dalam situasi seperti ini tidak semenyenangkan saat membacanya. Hinata kebingungan, sedikit mendapati gambaran kalau kedua pria ini kemungkinan besar menyukai dirinya, entah dirinya sebagai Hikaru atau dirinya sebagai Hinata, dia tidak tahu. Benar atau tidaknya juga Hinata biarkan situasi dan waktu yang menjawab tapi melihat kegigihan kedua pria ini memegang tangan nya dan tidak ada tanda-tanda siapa yang akan mengalah membuat Hinata berencana mengambil inisiatif dengan melepaskan genggaman itu sendiri.
Tapi Hinata lupa yang dia hadapi di sini dua pria dewasa dengan skill ninja tingkat tinggi yang kekuatan tangan nya jauh di atas Hinata jadi melepaskan genggaman itu hanya menjadi perbuatan sia-sia saja.
"Ehmm Sasuke, Shika, kalian bisa melepaskan tanganku tidak? Ada apa dengan kalian berdua?" Hinata berkata seolah-olah tidak tahu. Berpura-pura adalah jalan paling efektif dalam situasi seperti ini, pikir Hinata.
"Kau lepaskan tangan nya Shikamaru, aku akan mengantarnya pulang" ucap Sasuke dingin. Tatapan nya terlihat tajam ke arah Shikamaru. Dan Shikamaru yang ditatap tajam tidak bergeming sama sekali. Tidak ada tanda-tanda ketakutan melihat Sasuke.
"Aku ada keperluan juga dengan Hinata, sebaiknya kau pulang saja lebih dulu biar nanti aku yang mengantarnya kembali ke rumah," ujar Shikamaru percaya diri.
Sekian detik kedua pria dewasa ini hanya bertatapan dingin dan tidak ada yang mau mengalah, Hinata memang perlu mengambil tindakan karena mau sampai kapan mereka bertiga seperti ini. Malam juga semakin larut dan dingin, Hinata ingin segera kembali ke rumah.
"Sasuke, sebaiknya kau pulanglah lebih dulu, kita sudah selesai berbicara dan aku perlu mendengar hal dari Shika jika kemungkinan itu hal yang penting"Hinata menatap Sasuke sambil berharap pria di depan nya ini segera mengiyakan
"Tidak, kalau memang kau mau berbicara dengan nya silahkan tapi kau tetap akan pulang bersamaku,"titah Sasuke.
"Jangan bersikap kekanak-kanakan Sasuke, ada apa denganmu? Hinata seorang ninja dan tanpa kitapun dia mampu pulang sendiri namun saat ini aku perlu berbicara dan membahas sesuatu dengan nya, harusnya hal ini tidak menjadi masalah dan Hinata bebas menentukan pilihan nya apakah dia mau pulang bersamamu atau tinggal di sini untuk berbicara denganku, jangan membuat ini menjadi masalah yang panjang," tegas Shikamaru.
Sasuke merasakan kekesalan yang luar biasa, dia tahu saat ini dia seperti anak kecil yang tidak rela mainan nya diambil, dia tidak mau Hinata bertemu atau berbicara dengan pria lain selain dirinya, tapi dia sadar dia tidak bisa melakukan itu karena dia sendiri belum terikat apapun dengan Hinata. Dengan kesal Sasuke melepaskan genggaman tangan nya dari pergelangan tangan Hinata dan berbalik pergi. Hinata dan Shikamaru terdiam sejenak melihat kepergian Sasuke.
"Ehmm, jadi apa yang ingin kau sampaikan, Shika?," tanya Hinata.
Shikamaru menatap lama Hinata dan perlahan menghampiri Hinata sebelum akhirnya memeluk Hinata dengan erat.
"Aku bukan tipikal pria yang bisa menyampaikan perasaanku dengan jelas dan terkadang aku juga bingung bagaimana harus bersikap agar perasaanku bisa sampai kepadamu, Hinata."
"Aku segera mencarimu begitu mendengar kau akan bertunangan dengan Gaara. Aku mengenal Gaara adalah pria yang baik dan sangat bisa diandalkan tapi jika itu dengan wanita lain, tidak denganmu Hinata,"ucap Shikamaru masih memeluk Hinata erat.
"Ehh Shikaa, sepertinya kau salah paham, aku tidak...
"Aku tidak akan melepaskanmu kepada siapapun, tidak itu Gaara, Sasuke ataupun Naruto. Aku tahu saat ini aku terlihat konyol karena semua terlihat tiba-tiba, perasaanku, situasi ini tapi percayalah Hinata, aku sudah menyukaimu sejak lama dan berencana mendekatimu perlahan dan membuatmu nyaman dengan keberadaanku secara natural. Tapi berita buruk yang tiba-tiba kudengar membuat aku tidak bisa bersantai. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu jadi milikku, Hinata,"tegas Shikamaru sambil melepaskan pelukan nya dan menatap lamat mata lilac Hinata.
Hinata seolah hanyut dengan semua ucapan Shikamaru dan tatapan nya. Situasi dan perasaannya ini seperti gayung bersambut, Shikamaru menyatakan perasaan nya yang sama dengan Hinata rasakan saat ini, ada rasa yang membuncah di hati Hinata dan bersamaan dengan Shikamaru dan Hinata yang hanyut dalam suasana ini, Hinata menutup matanya dan membiarkan bibir Shikamaru menyentuh bibirnya dan dunianya serasa berputar, sentuhan nya lembut dan terasa manis sampai terasa berat saat Shikamaru menghentikan ciuman nya dan menempelkan dahinya ke dahi Hinata.
"jadi milikku Hinata, bukan yang lain," ucap Shikamaru dan Hinata menganggukkan kepalanya sambil merasakan deru nafas Shikamaru di ujung bibirnya.
Hinata tidak bisa tidur, dia gelisah bukan karena mengkhawatirkan sesuatu tapi karena perasaan bahagia yang membuat matanya tidak bisa diajak kerjasama. Dia tidak menyangka ternyata Shikamaru juga menginginkan dirinya dan perasaan nya berbalas seperti yang diharapkan nya. Tapi satu hal yang membebani dan mengganggu perasaan nya saat ini yaitu jalan cerita yang asli. Hinata bahkan tidak bersinggungan dengan Shikamaru di cerita aslinya, dan mereka berdua memiliki takdirnya masing-masing. Apakah tidak apa-apa jika alurnya sangat berubah seperti ini? pikir Hinata.
Bagaimanapun aku mencoba untuk tetap di jalur cerita asli tapi di sini dan di tubuh ini aku memiliki perasaan yang asli juga, aku yang merasakan hal ini, meskipun tidak sesuai jalan ceritanya apakah tidak bisa? Aku tidak mau memaksakan perasaanku lagi, aku sekali-kali ingin bersikap egois, gumam Hinata. Aku akan menjalani ini dengan Shikamaru, bagaimana akhir ceritanya akan aku ubah sesuai kebenaran hatiku, aku yang menentukan takdirku sendiri di sini. Hinata memantapkan hatinya dan berpegangan dengan perasaan nya kepada Shikamaru tanpa tahu di depan sana akan sangat banyak kejutan yang membuat dia mempertanyakan lagi kebenaran dan hati nya yang sesungguhnya. Apakah dia benar bisa mengubah takdirnya sendiri atau harus tetap mengikuti jalan yang sudah dia tahu akhirnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionIsekai Bagi Hikari hanya sebuah genre komik yang sering dia baca, tapi apa jadinya jika dirinya sendiri malah terjebak dan mengalami kejadian persis seperti komik dan novel bacaannya.