Happy reading..!!!
**
"Hinata..!!" serentak Naruto, Shikamaru dan Kakashi memanggil nama Hinata.
Hinata dengan tim 8 tampak kebingungan. Hinata coba membaca situasi apa yang terjadi di hadapannya saat ini. Sedangkan Kiba dan Shino yang sama-sama mengetahui sikap Naruto dan Shikamaru kepada Hinata merasa tidak perlu ikut campur dan hanya diam saja.
Hanya saja mereka bingung dengan kehadiran Sasuke. Berusaha mengabaikan tiga orang teman di depannya, Shino dan Kiba menarik Hinata ke depan meja Kakashi untuk melaporkan hasil misi mereka.
Kebingungan di ruangan Hokage memang tak terelakkan. Kakashi mengatasi suasana canggung dan meminta tim 8 untuk melaporkan hasil misi mereka. Akan semakin runyam jika mereka semua ada disini, aku harus segera membuat Hinata cepat-cepat meninggalkan ruangan ini, pikir Kakashi.
"Baiklah, hasilnya cukup baik, terima kasih untuk kerja keras kalian, kalian boleh kembali ke tempat kalian masing-masing" ucap Kakashi.
"Baik, Hokage-sama, terima kasih dan kami permisi dulu" ujar Hinata.
Hinata sempat melirik ke belakang dan merasakan sesuatu yang janggal dari pandangan ketiga temannya namun Hinata mengabaikan dan berlalu meninggalkan ruangan Hokage.
"Kau merasakan ada yang aneh tidak, Kiba-kun? Mengapa mereka tampaknya sangat tegang? Aku merasa pandangan mereka sedikit berbeda, apa terjadi sesuatu?" tanya Hinata."Abaikan saja Hinata, mungkin mereka sedang mendiskusikan hal yang sangat penting dan terkejut melihat kedatangan kita, jika terjadi sesuatu Kakashi-sensei pasti sudah memberitahukan kepada kita maupun ninja yang lain" kata Kiba pura-pura tidak tahu.
"Ah iya mungkin saja, tapi aku harap tidak ada sesuatu yang serius terjadi. Oh ya, kalian pulanglah terlebih dahulu. Aku mau mampir ke suatu tempat," kata Hinata berlalu sambil melambaikan tangan perpisahan kepada Kiba dan Shino.
"Ehm baiklah, hati-hati Hinata," teriak Kiba.
"Kau memikirkan hal yang sama denganku soal mereka bertiga saat di ruangan Hokage tadi, Shino?" tanya Kiba.
"Hm, tapi abaikan saja. Selagi mereka tidak berbuat jauh dan menyakiti Hinata, kita tidak perlu melakukan apapun" jawab Shino santai.
Kiba menggaruk leher belakangnya sambil mengiyakan perkataan Shino.
***
Hiashi tampak kebingungan melihat surat lamaran yang ada di depannya. Bukan perihal lamaran yang mengagetkannya tapi nama yang tertera di surat itu. Pria yang tidak pernah dia duga dan perhitungkan datang melamar putri kesayangannya.Nama yang tertulis di depannya saat ini membuat Hiashi banyak berpikir, bagaimana jika pria ini dan Hinata saling mencintai? Pria ini dengan berani melamar Hinata, apakah dia sudah mendengar kabar perjodohan Hinata dengan Gaara?
Hiashi sangat menyayangi Hinata, bagaimanapun Hinata adalah putri cantik kebanggaan nya, meskipun dulu dia banyak menyakiti Hinata karena tuntutan sebagai penerus klan namun dia tetap ingin Hinata menjadi yang terbaik dan mendapatkan yang terbaik juga.
Hiashi menyetujui Gaara karena selain untuk menghindarkan Hinata dari segel bunkee, dia merasa Gaara dan Hinata tepat dan sepadan sebagai Kazekage dan putri klan besar.
Apakah keputusannya saat ini sudah tepat untuk menikahkan Hinata. Mengapa dia tidak memikirkan perasaan putrinya itu terlebih dahulu. Dan bila Hinata mendengar kabar pernikahan yang sudah dia setujui tanpa sepengetahuan Hinata sendiri, apa yang akan terjadi dan bagaimana Hinata akan menyikapi ini.
"Hinata, Sasuke.."gumam Hiashi.
***
"Sasuke?" Hinata kaget melihat Sasuke berdiri di depan pintu mansion Hyuga. Sedang apa? pikirnya.
"Hm, Hinata.."
"Apa yang kau lakukan disini, ehm..maaf, maksudku mengapa kau berdiri di depan pintu? Jika perlu sesuatu harusnya kau bisa langsung masuk saja."
"Aku menunggumu.."jawab Sasuke singkat.
"Aku??? Ada perlu apa?.." tanya Hinata.
"Kau antarkan saja dulu bawaanmu ke dalam, aku menunggu disini. Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."
Hinata memandang Sasuke sebentar dan berbalik memasuki mansion Hyuga. Lima belas menit kemudian Hinata kembali dan mendapati Sasuke masih dengan pose yang sama saat dia tinggalkan tadi.
"Ada perlu apa, Sasuke?" tanya Hinata.
"Tidak disini, ikut aku.."jawab Sasuke singkat.
Hinata hanya dapat menggelengkan kepala melihat sikap Sasuke. Kepribadian memang sulit diubah, pikir Hinata. Mungkin jika dia adalah Hinata yang asli, saat pertama kali bertemu Sasuke bisa saja dia sudah pingsan, beruntung sekarang Hinata sudah cukup mengerti kepribadian Sasuke.
Meskipun tidak seakrab dirinya dan Kiba, namun hubungan mereka sudah selayaknya teman biasa dan jauh meningkat dibandingkan dulu.
**
Saat ini Hinata dan Sasuke sudah berada di dalam hutan pinggiran desa dan cukup jauh dari kediaman Hyuga."Ada apa tiba tiba mencariku?" tanya Hinata setelah mereka berhenti di tujuan yang Sasuke inginkan.
"Aku hanya ingin memastikan sesuatu" ujar Sasuke dingin.Hinata menatap Sasuke bingung
"Memastikan apa?"
"Kau yakin akan menikahi Gaara?"
"Gaara? menikahi Gaara? aku? tanya Hinata horor.
"Ya menurutmu siapa lagi, kan disini hanya ada kau dan aku saja. kau pikir aku bertanya kepada setan? dasar bodoh"
"Ya kau saja yang bodoh, jelas aku merasa pertanyaanmu bukan untukku. menikahi Gaara? yang benar saja. kau tahu kalau aku menyukai........."
Hinata berhenti dan menutup mulutnya, perkataanya menggantung dan ekspresinya berubah seolah-olah dirinya baru saja akan memberitahukan rahasia yang sangat penting.
"Menyukai?" tanya Sasuke penasaran.
"Ahh tidak, lupakan saja. Aku salah bicara. Lagian kenapa tiba-tiba kau membahas pernikahan? dan apa kau tidak salah? Aku dan Gaara? Kau dengar dari mana info keliru seperti itu? Aku dan Gaara memang berteman dekat selayaknya aku dan kiba ataupun yang lain, tapi tidak romantis sampai aku harus menikah dengan nya. Jantungku hampir copot mendengar hal begitu dari mulutmu, seorang Sasuke membahas rumor aneh, sungguh tidak bisa dipercaya," celoteh Hinata sambil menggelengkan kepala.
"Ya sudah jika hal itu tidak benar, lupakan saja. Kau sangat cerewet.""Bagaimana aku tidak cerewet, kau saja membahas hal aneh begitu."
Sambil cemberut Hinata membalikkan tubuhnya bergegas kembali namun langkahnya terhenti saat Sasuke tiba-tiba menarik tangannya dan tubuhnya otomatis berbalik membentur dada Sasuke. Hinata semakin kaget saat tangan Sasuke memeluk pinggangnya, Hinata berusaha melepaskan diri namun sia-sia. Ada getaran aneh terasa di dadanya apalagi saat telinganya mendengar detakan jantung si pemilik tubuh, membuat Hinata merasa semakin aneh. Detak jantung itu terasa cepat dan tidak teratur. Hinata ingin mencoba melepaskan pelukan itu lagi karena semakin lama dia merasa sesak, detak jantungnya mulai berdetak sama seperti milik Sasuke. Bukan nya terlepas pelukan itu malah semakin erat dan Hinata bisa merasakan der nafas Sasuke di daun telinga nya.
Sasuke memeluk erat Hinata, dia menyukai gadis ini. Tidak bisa dijelaskan sejak kapan dia mulai menyukai Hinata tapi dia tahu setiap ada kesempatan misi atau bertemu Hinata, Sasuke merasa nyaman dan damai. Ditambah lagi kepribadian Hinata sekarang yang ceria dan cerewet membawa warna baru di hidupnya.
Sasuke tidak mengerti karena Sakura teman sedari kecilnya memiliki kepribadian yang ceria dan cerewet juga namun dia tidak merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan nya dengan Hinata walaupun dia tahu gadis berambut pink itu sangat menyukainya.
Sakura tetap hanya sebagai teman dan saudara di matanya bagaimanapun dia berusaha pandangan itu tetap tidak berubah.
Semakin lama kepala Sasuke semakin turun hingga ke ceruk leher Hinata dan diam-diam menghirup aroma gadis itu. Sasuke sangat menyukainya, aroma yang menenangkan dan membuat hatinya terasa hangat. Sasuke merasa seperti orang bodoh saat ini, bagaimana bisa dia bersikap seperti bukan dirinya hanya karena menyukai gadis yang belum tentu menyukainya. Namun jiwa posesif dan kecemburuan dalam dirinya mencuat begitu saja saat mendengar kabar Gaara akan melamar Hinata, belum lagi 2 teman nya yang lain juga menyukai gadis dalam pelukan nya ini. Itu sebabnya tanpa menunggu dan tidak sabar Sasuke mengajak Hinata ke tempat ini, ingin memperjelas rumor dan niatnya untuk memiliki Hinata.
Hinata yang sedari tadi masih terdiam kaku mulai terganggu karena pelukan Sasuke yang terasa semakin erat ditambah sekarang Sasuke asik menghirup dan mencium lehernya.
"Sasuke, to..tolong lepaskan. Aku sesak, Sasuke," keluh Hinata sambil berusaha melepaskan lagi pelukan Sasuke.Sasuke sebenarnya masih ingin berlama-lama dan merasa berat melepaskan pelukannya namun dia harus karena Hinata sudah mengeluh sesak. Setelah melepas pelukan nya Sasuke diam menatap Hinata dalam, hati dan pikirannya berkecamuk. Ingin segera mencium bibir yang sedari tadi ditatapnya tapi otaknya melarang. Hinata hanya akan membencinya jika bersikap tiba-tiba tidak sopan seperti itu. Hinata yang ditatap lamat seperti itu berusaha mengalihkan tatapan nya sambil menenangkan debaran jantungnya yang terasa aneh menyesakkan itu.
"Apa yang terjadi? Mengapa kau tiba-tiba memelukku dan bersikap aneh seperti itu?"
"Aku ...
Belum sempat Sasuke menjawab, fokus Sasuke terpecah saat merasakan ada sosok di belakang Hinata yang mendekat ke arah mereka.
"Yaaa? Kau kenapa? Sasuke, ada apa?"tanya Hinata tidak sabaran."Hinataaa?"
Hinata berbalik mendengar suara memanggil namanya dan terkejut melihat ada Shikamaru di sana. Entah mengapa tiba-tiba Hinata merasa takut.
TBC...
Sorry late update yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionIsekai Bagi Hikari hanya sebuah genre komik yang sering dia baca, tapi apa jadinya jika dirinya sendiri malah terjebak dan mengalami kejadian persis seperti komik dan novel bacaannya.