Starting

201 22 5
                                    

Disclaimer.
all characters owned by Kishimoto
kinda ooc

Happy reading..!

Sasuke berdiri di hadapan Kakashi dengan tatapan tajam, penuh tekanan seolah ingin menghancurkan seluruh ruangan. Ada kemarahan yang tertahan di balik ekspresi dinginnya, dan Kakashi tahu ia harus berhati-hati dalam menghadapi muridnya yang satu ini.

"Aku tidak tahu maksudmu, Sasuke," Kakashi berusaha bersikap tenang, meski ia tahu ini bukan pertanyaan yang bisa dihindari.

Sasuke menyipitkan mata, tidak dapat menyembunyikan ketidaksabarannya. "Aku sudah mendengar beritanya. Aku ingin tahu apakah si Hyuga bodoh itu sudah menerima lamarannya."

Kakashi menarik napas panjang, berusaha mengulur waktu agar bisa merangkai jawaban yang tidak akan memperburuk situasi. Ia tertawa kecil, berusaha meredakan ketegangan. "Hahaha, Sasuke, apa hubungannya denganmu? Hinata tidak melakukan sesuatu padamu, kan, sampai kau perlu mengkhawatirkan pernikahannya?"

Sasuke mendecih kesal. "Huh, kenapa kau berusaha menghindari pertanyaanku?"

Kakashi menatap muridnya dengan seksama. Ia mengenal Sasuke lebih dari yang Sasuke sendiri sadari. Cara rahangnya mengeras, sorot matanya yang menyala meski tetap dingin, serta nada suaranya yang sedikit bergetar meski berusaha terdengar santai—ini bukan sekadar rasa ingin tahu biasa. Ada sesuatu yang lebih dalam di balik pertanyaan itu.

"Kau marah," ujar Kakashi akhirnya, suaranya tenang namun menusuk.

Sasuke mengalihkan pandangannya sejenak, seolah ingin menyangkal.
"Tentu saja tidak. Aku hanya tidak suka melihat seseorang dipaksa dalam keadaan seperti ini."

Kakashi mengangkat alis. "Oh? Sejak kapan kau peduli pada urusan orang lain, Sasuke?"

Sasuke mengepalkan tangannya, jari-jarinya sedikit gemetar sebelum kembali rileks.
"Aku hanya butuh jawaban. Apakah si Hyuga itu menerimanya?"

Kakashi menghela napas. "Hinata belum tahu soal lamaran ini, tapi Hiashi telah menerimanya untuk kebaikan Hinata sendiri."

Sasuke mengepalkan tangannya lebih erat. Napasnya sedikit berat, namun ia tetap berusaha terlihat tak terpengaruh.
"Cih! Peraturan kalian sangat kolot. Apa kalian berhak menentukan masa depan seseorang begitu saja?"

Kakashi mengamati ekspresi Sasuke dengan seksama. Ia menduga ada lebih dari sekadar ketidaksenangan biasa dalam reaksi ini.

"Baiklah, Sasuke. Aku akui aku berpura-pura tidak mengerti maksudmu. Tapi aku harus memastikan sesuatu terlebih dahulu. Pertama, apakah kau benar-benar tertarik pada Hinata secara romantis? Kedua, apa kau benar-benar tidak tahu konsekuensi yang akan terjadi jika Hinata tidak menerima lamaran ini?"

Sasuke diam, menatap Kakashi tajam tanpa menjawab. Namun, di balik tatapan itu, ada ketegangan yang tak bisa ia sembunyikan.

Kakashi memutuskan untuk menjelaskan lebih lanjut. "Seharusnya kau tahu peraturan klan Hyuga, Sasuke. Hinata akan menjadi anggota cadangan, seorang bunkee, jika tidak menikah sebelum Hanabi resmi menggantikan Hiashi. Ini bukan sekadar aturan klan, ini masalah kehormatan dan status."

Sasuke mendengus. "Hanya karena itu?"

"Hanya? Ini mungkin tidak penting bagimu, tapi ini adalah sesuatu yang besar bagi Hyuga, bahkan bagi Hinata sendiri."

Sasuke terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata dengan nada santai, "Kalau begitu, aku yang akan melamarnya."

Kakashi hampir tersedak. "APA?!"

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang