Chapter 1. Prolouge

118 8 1
                                    

Bulan bersinar terang pada malam hari ini, dengan pemandangan langit gelap yang dihiasi cahaya kelap-kelip dari bintang.

Suara bising kota tak pernah padam seiring berjalannya waktu, toko masih buka dan siap melayani pelanggan yang datang.

Pemandangan jalanan yang dihiasi oleh kendaraan dan orang yang datang dan pergi silih berganti, menambah ramainya suasana kota pada malam ini.

Terlebih lagi di komplek apartement yang terletak di jalan terkenal oleh keaneka ragaman toko makanan, suasana yang terbilang cukup ramai disaat keadaan kota sudah ramai.

Suara sirine terdengar sangat kencang, teriakkan dan rapalan doa diucapkan oleh para penghuni komplek apartement tersebut.

Terlihat cahaya merah yang menyala disalah satu jendela unit apartement tersebut, setiap detik semakin membesar dan tak lupa kepulan asap hitam pekat yang menghiasi cahaya merah tersebut.

Beberapa pria dengan pakaian biru membantu para penghuni ketempat aman dan mengamankan daerah sekitar komplek apartement, lalu pria dan wanita dengan pakaian hijau membantu para penghuni yang terluka dan menenangkan para penghuni.

Sedangakan beberapa pria dengan pakaian oranye, mereka mempersiapkan selang dan tangga untuk menghilangkan cahaya merah menyala disalah satu jendela unit apartement tadi.

Di saat para pria dengan pakain oranye sedang mengerjakan tugasnya, seorang wanita paruh baya berjalan menjauhi wanita dengan pakaian berwarna hijau menuju pria gagah dengan pakaian biru.

Wanita paruh baya tersebut mencengkram lengan pria gagah tadi, "Pak! Pak Polisi! Tetangga! Wanita muda! Terjebak!" Kata sang wanita paruh baya tersendat-sendat saat mengucapkannya.

"Tenang, nek! Akan kami usahakan menolongnya!" Kata sang pria gagah tersebut menenangkan wanita paruh baya tadi.

Sang pria gagah tersebut menggapai alat yang terletak didada sebelah kirinya, "Terdapat seorang wanita muda di dalamnya! Ada kesempatan!" Katanya kepada benda tersebut.

Benda tadi segera berbunyi seperti televisi rusak, "Tidak! Tidak bisa! Maaf kami hanya bisa memandamkannya, kesempatannya terlalu kecil! Api semakin membesar tiap detik, kami ingin mendekat selalu mengurungkan niat!"

Wanita paruh baya yang mendengarnya segera jatuh terduduk dan menangis dengan kencang, pria gagah segera berterimakasih kepada sang penjawab dan berteriak meminta tolong lalu dihampiri oleh seorang wanita berpakaian berwarna hijau.

"Dia masih muda dan terlalu baik! Dia bahkan tidak punya pasangan! Keluarganya tidak ada yang peduli disaat dia mati sekalipun! Dia masih terlalu muda! Tuhan aku mohon selamatkan dia! Jika tidak berikan dia kehidupan yang lebih baik dari pada saat ini!" Racauan sang wanita paruh baya yang sedang ditenangkan oleh wanita dengan pakaian hijau tersebut.

Satu jam berlalu dengan suasana menegangkan, cahaya merah menyala tak lagi dapat dilihat walaupun kepulan asap hitam pekat masih menghiasi unit apartement tersebut.

Para pekerja yang bertugas saat ini menghela nafas lega dan lelah, lalu para penghuni komplek apartement menghembuskan nafas lega juga.

.....

Matahari bersinar dengan terang pada pagi hari ini, langit biru menampakkan wujudnya tanpa terhalang satu pun oleh awan berwarna putih dan suasana kota kembali ramai.

Beberapa toko baru saja ada yang buka dan begitu juga ada yang masih tutup, kantor dan sekolah buka mempersilahkan penghuninya untuk bekerja dan belajar saat ini.

Sebuah layar besar disebuah gedung pusat perbelanjaan terkenal menampilkan berita kilas peristiwa, terdapat judul berita dengan bunyi 'Apartement Shien disalah satu jalan Foodienwan, mengalami kebakaran'.

"Apartement Shien tadi malam pukul sembilan mengalami kebakaran! Empat unit terbakar secara beruntun! Satu korban jiwa yang dikatakan terjebak! Penyebab adalah kompor yang tidak dimatikan oleh salah satu penghuninya!" Kata pembawa acara dan berita berganti dan beberapa pejalan kaki yang berhenti segera melanjutkan perjalanan mereka.

When I Come, The Villainess Will ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang