Chapter 2. Wake Up

31 6 2
                                    

Seorang wanita tengah tertidur di atas kasur yang sangat luas, dadanya naik dan turun sesuai irama menandakan bahwa dia bernafas dengan benar.

Tangan kanannya diletakkan di atas perutnya yang datar dan tangan kirinya berada di samping badannya, selimut menutupi tubuhnya sampai dada agar sang wanita tidak merasa kedinginan.

Tidak lama kemudian kedua kelopak matanya terbuka menampilkan manik mata seperti batu ruby, bulu matanya yang lentik menghiasi matanya dan rambut pirang panjangnya terurai indah di belakang punggungnya.

Sang wanita melihat ke sekeliling ruangan yang di tempatinya dan tampak mengerutkan keningnya, dia melihat ke kedua tangannya dan membawanya ke pipinya lalu menariknya kencang-kencang.

"Sakit!" Kata pertama yang dilontarkan olehnya setelah dia terbangun.

Sang wanita menyingkirkan selimut yang dikenakannya, berdiri dari posisi duduknya dan meringis menahan sakit dibagian kakinya saat menginjak lantai ruangan.

Otaknya berputar mengingat kapan dia mendapatkan luka ditelapak kakinya tetapi dia tak mengingatnya sama sekali, dia berencana untuk menjelajahi ruangan yang di tempatinya tersebut.

Di saat kedua matanya menangkap sebuah meja rias yang tak jauh dari kasurnya, dia segera pergi ke meja rias tersebut.

Sang wanita tertegun saat melihat pantulan tubuhnya dicermin meja rias, dia menggosok kedua matanya dan kemudian melihat pantulannya lagi.

Sang wanita memukul meja rias sambil menundukkan kepalanya dan terduduk dikursi yang disiapkan tepat di depan meja rias tersebut, kedua bahunya bergetar hebat dan kepalanya yang tadi menunduk sekarang menatap lurus ke arah pantulannya berada.

"Ini tidak mungkin terjadi bukan?!" Kata sang wanita setengah berteriak.

Tangan kanannya menyentuh cermin sedangkan tangan kirinya menyentuh pipinya, dia menarik pipinya dengan tangan kiri dan merasakan sakit kembali.

Sang wanita tertawa sekaligus menangis, "Sial! Aku senang sekaligus sedih! Aku mati karena kebakaran yang disebabkan pria bajingan yang merupakan tetanggaku dan sekarang aku bereinkarnasi menjadi seorang karakter penjahat utama wanita dari sebuah novel yang sudah dapat adaptasi komik dan animasinya!" Katanya degan satu tarikkan nafas.

Sang wanita segera menepuk kedua pipinya dengan kedua tangannya, "Aku tahu nama kita mirip, bahkan keluarga kita juga mirip! Itu suatu kebetulan yang sangat terlalu kebetulan!" Katanya sambil menghela nafas.

Sang wanita menatap pantulan dirinya dicermin dan menopang dagunya dengan tangan kananya, "Aku sekarang adalah Alexa Brisia Hera Hermione! Anak dari Grand Duke Eros Areka Hermione! Mempunyai kembaran bernama Alessa Brisia Hera Hermione seorang karakter utama wanita! Sedangkan aku adalah seorang karakter utama wanita penjahat, yang ditakdirkan mati ditangan harem kembaranku!" Kata sang wanita menjelaskan sambil menunjuk pantulan dirinya dicermin.

"Yang membuatku marah adalah pemilik asli tubuh ini melihat masa depan dimana kembarannya berubah karena dia dirasuki oleh iblis dan jiwanya tak bisa melawan balik! Tapi dimata para harem nya aku yang salah! Maksudku Alexa yang asli! Mereka bodoh!"

Setelah sang wanita yang sudah mengetahui identitas dirinya menyelesaikan pembukaan, dia segera bangkit dari duduknya dan pergi menuju pintu ruangan tersebut berada.

Saat pintu ruangan tersebut terbuka, dia melihat seorang pria bertubuh kekar dengan baju besi khas prajurit berdiri di samping kanan pintu.

Alexa melihatnya sekilas dan segera menghampirinya dengan senyuman yang menawan, "Sagatarius dimana Miranda?" Tanya Alexa kepada Sagatarius sang pria bertubuh kekar yang merupakan pengawal pribadinya.

Sagatarius menundukkan tubuhnya, "Tuan Putri Grand Duchess Hermione! Selamat pagi! Miranda berada di kantor Grand Duke Hermione bersama Thomas! Apa perlu saya panggilkan?!" Katanya panjang lebar.

"Huh?! Itu aneh, Sagatarius yang ku kenal adalah seorang kulkas berjalan! Dia bisa mengatakan banyak kata?!" Kata Alexa dalam hati.

Alexa menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu! Aku akan pergi jalan-jalan terlebih dahulu sebelum makan!" Katanya sambil menepuk bahu kiri sang pria bertubuh kekar di depannya.

Sagatarius terdiam di tempatnya dengan perlakuan Alexa yang berbeda, dia kembali ke kenyataan dan melihat bahwa Alexa sudah pergi sangat jauh.

Sagatarius mengejar Alexa dan saat sampai didekatnya dia berkata, "Tuan Putri Grand Duchess Hermione! Miranda memberiku pesan untuk membuatmu tetap di dalam kamarmu!"

Alexa menaikkan alis kanannya dan menaruh telapak tangan kanannya dipipi sebelah kanan, "Oh, ruangan tadi adalah kamarku!" Kata-katanya membuat sang pengawal pribadinya terkejut.

"Tuan Putri Grand Duchess Hermione! Sepertinya kepalamu terbentur terlalu keras! Apa perlu aku panggilkan dokter?" Kata Sagatarius cemas.

Alexa hanya bisa tertawa, "Jangan berlebihan! Aku akan pergi jalan-jalan dan setelah menghirup udara segar, tubuhku akan pulih kembali!" Katanya membuat pihak lain segera menganggukkan kepalanya.

Alexa bersama Sagatarius terus menyusuri lorong kediaman Hermione yang terasa sangat panjang, Alexa berusaha sekuat tenaga tidak meringis setiap lukanya terasa sakit.

Tidak lama kemudian terdapat sebuah pintu kayu berwarna putih yang berbeda dari semua pintu yang sebelumnya, Alexa penasaran dan mendorong kedua pintunya.

Angin berhembus dengan lembut menerpa wajah Alexa juga Sagatarius, pemandangan taman rumah kaca terpampang di depan mata mereka berdua.

Alexa terkejut dengan keindahan taman rumah kaca yang dia lihat, dia tidak pernah melihat ruangan ini sekalipun saat mengikuti ceritanya.

Alexa melihat pohon Willow berdiri tegak di atas tanah lapang, jalan setapak menghubungkan pohon Willow dengan pintu masuk.

Di samping kanan jalan setapak terdapat bunga Mawar dengan berbagai warna, untuk samping kiri jalan setapak terdapat bunga Tulip berbagai warna.

Alexa berjalan menyusuri jalan setapak dengan langkah anggun, gaun tidur berwarna putih yang dia pakai berkibar terkena hembusan angin dan rambut pirang panjangnya yang terurai ikut berkibar terkena hembusan angin.

Sagatarius yang mendapatkan pemandangan tersebut, hanya bisa berhenti di jalannya dan mengagumi pemandangan yang dia lihat di dalam hatinya.

Alexa dan diikuti oleh Sagatarius di belakang, terus berjalan menyusuri jalan setapak itu dan berhenti persis di depan pohon Willow.

Alexa melihat ke samping kanan yang terdapat ayunan dari kayu yang disambungkan ke cabang pohon Willow, dia mendekati ayunan tersebut dan duduk diatas papan kayunya.

Alexa mulai bermain dengan ayunannya sedangkan Sagatarius berada di belakangnya setia menunggu, "Taman rumah kaca ini milik siapa?" Tanya Alexa kepada Sagatarius.

"Ini milik Grand Duchess Hermione sebelumnya! Ini termasuk tempat yang sering dikunjungi oleh Grand Duchess Hermione pada saat itu, termasuk kamar, ruang pelatihan Blessing dan perpustakaan!" Kata Sagatarius menjelaskan dengan perlahan.

Alexa yang mendengar penjelasan tentang Grand Duchess Hermione yang sebelumnya memiliki ruang favorit sesuai seleranya hanya bisa tersenyum, "Jadi, ini semua milik Nenek? Apa ada yang memegang kendali tempat ini?" Tanya Alexa penasaran.

Sagatarius menggelengkan kepalanya, "Tidak! Hampir semua ruangan di kediaman Hermione ini jarang diguanakan, jika ingin memegang kendali itu masalah yang mudah!" Katanya dengan percaya diri.

Alexa semakin memperdalam senyumannya, "Kalau begitu aku serahkan semuanya kepadamu! Aku hanya ingin taman rumah kaca, perpustakaan, ruang pelatihan Blessing dan satu taman belakang!" Katanya memberi perintah pertama ke pengawal pribadinya.

Sagatarius segera menyetujuinya dan menunduk hormat lalu pergi meinggalkan Alexa sendirian di dalam taman rumah kaca, Alexa memastikan bahwa tidak ada siapa pun dan segera bangkit dari duduknya.

"Sudah tidak ada siapapun di ruangan ini, hanya aku! Aku keturunan Hermione!" Kata Alexa.

When I Come, The Villainess Will ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang