02. HUMANO!

1.5K 222 6
                                    

A PLACE WHERE SUN
WILL NEVER SET

Kebingungan, basah kuyup dan kehilangan arah. Jungwon menyusuri hutan seperti orang gila. Berteriak memanggil nama jake dengan suaranya yang teredam suara hujan.

"Jake?!" Terdengar nyaris seperti jeritan. Suara jungwon terus meninggi. Ia berlari semakin dalam ke tengah hutan.

Ia yakin tadi suara jake berasal dari arah sini. Ia tak mungkin salah.

Jungwon kelelahan dan bingung. Ia bertumpu kepada lututnya, kemudian merosot pada dahan pohon di belakangnya.

"Jake ini tidak lucu—hiks" satu isakan lolos dari jungwon, kini ia ketakutan untuk dirinya sendiri.

Jungwon menatap hutan sekitarnya yang semakin aneh. Entah mengapa batang pohon di hutan ini berwarna begitu gelap, bahkan daunnya—nyaris kehitaman.

Ini tidak normal, ia harus pergi dari sini.

"i olfacies aliquid"

Tubuh jungwon berdiri kaku, ia mendengar perkataan—lebih seperti geraman—dari belakangnya.

"humano" Suara itu menggeram. Jungwon menoleh dengan leher yang bergetar. Sebuah mata mengintip dari balik dedaunan, menatap kearahnya.

"humano!"

Jungwon menjerit, lari dari sosok raksasa dibelakangnya.

Suara dentuman kaki raksasa membuat jantung jungwon berpacu dengan gila. Hentakannya berkali kali menggetarkan tanah yang dipijak jungwon.

Makhluk apa itu? Dimana ia? Dan kenapa pintu tadi tak kunjung ia temukan?

Jungwon menangis, hujan membuatnya semakin kehilangan arah dan monster itu dapat menangkapnya kapan saja.

Tungkainya terus berlari, sampai ia melihat jurang di ujung jalannya. Jungwon berhenti mendadak. Buntu. Ia tidak bisa lari kemanapun.

Tangisnya meledak ketika monster itu muncul dari balik pepohonan.

Sang monster berwujud rusa raksasa, tubuhnya dilapisi luka dan lubang lubang dengan wangi bangkai. Jungwon hanya sebesar bola matanya.

Sedikit demi sedikit jungwon berusaha untuk mundur. Namun jaraknya dan lubang jurang juga ikut menipis.

Monster itu berada dihadapannya, deru nafas sosok itu terasa begitu panas. Tubuh jungwon diendus. Ia bergetar hebat.

Seketika tubuh sang monster menjadi kaku, pupilnya melebar seolah jungwon lah yang memangsanya.

"Noe..." bisik sosok itu.

Tiba tiba suara monster itu terdengar dalam benaknya, seperti sebuah mindlink.

Sang ratu telah ditemukan.

Angin berhembus kencang, ia merasakan presensi lain disini, seseorang baru saja hadir. Tiba tiba udara menjadi lebih panas, tubuh jungwon dan monster itu seolah ditarik ke inti bumi.

"Propellit"

Ujar seseorang dari balik tubuh jungwon, dan entah mengapa kini monster itu memutuskan untuk mundur perlahan menuju hutan.

Jungwon merasakan sebuah tangan menyentuh rahangnya.

"Akhirnya kutemukan" bisiknya di telinga jungwon.



"Akhirnya kutemukan"

Entah kenapa, jungwon terisak. Air matanya meluncur turun tanpa aba aba. Ia merasa sesak. Sesuatu dalam dirinya terasa begitu ketakutan.

Walau dengan suara bergetar, jungwon mencicit, "T-tolong lepaskan aku"

"Kenapa kau terus lari dariku mm?" Leher jungwon diendus, tangisnya semakin tak tertampung.

"Aku... aku tidak mengerti apa yang kau maksud..."

Dengan wajah yang masih bertengger diceruk leher jungwon, mata sosok itu terbuka perlahan.

"Tidak masalah, karena mulai sekarang kau tidak akan bisa melarikan diri dariku"  Jungwon merasakan sebuah tangan menyusup kebalik kausnya, menyentuh punggung bawahnya.

Punggungnya terasa seperti terbakar, Ia menjerit. Jungwon berdiri tak berdaya dalam dekapan makhluk itu. Kakinya terasa begitu lemah seolah tubuhnya akan goyah kapan saja.

Dan pada detik itu, semuanya menjadi gelap.

TO BE CONTINUED

ORISON; JAYWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang