"Apa kau takut padaku?"
Pertanyaan itu terabaikan oleh jungwon. Sang anak adam sibuk membeku di posisinya. Ia tak bisa bicara, tak bisa bergerak, jungwon tercekat.
Diotak jungwon, ada satu bayangan tentang bagaimana sosok iblis di dunia nyata, buruk rupa dan menyeramkan.
Namun sosok didepannya tidak mengerikan.
Bukan wajahnya yang membuat jungwon getir, melainkan sesuatu yang lain dalam dirinya.
Jungwon menggeleng, susah payah ia coba rapal kalimat yang ingin ia tanyakan sedari tadi. "D-dimana aku?"
Sang iblis diam, ia menatap jungwon lebih lama sebelum mengulang pertanyaannya, "apa kau takut padaku?"
Sang iblis mendekat dan jungwon rasa dadanya akan meledak. Jungwon menangis, perlahan ia menggeleng.
"Pembohong" sang iblis berucap, ia menarik dagu jungwon mendekat. Sang anak adam mendesis ketika kulit mereka bersentuhan.
Dan saat itu juga, jungwon jatuh pingsan didekapan sosok itu.
•
•
•Ia terbangun dengan sakit kepala yang tidak masuk akal, ia rasa kepalanya akan meledak. Jungwon meloloskan isakan, dingin, tubuhnya begitu dingin.
Ia membuka mata dan ia masih belum kembali ke dunianya.
Jungwon menatap langit langit ruangan yang begitu tinggi, ditengahnya digantung kristal kristal yang bercahaya remang. Tembok ruangan ditempeli tangga spiral yang mengarah kepada puncak bangunan.
"Kau sudah bangun"
Jungwon menoleh kesamping, ada seorang iblis yang mengenakkan cadar hitam, rambutnya berwarna hijau pekat. Energinya terasa lebih lembut, lebih tipis. Setidaknya jungwon merasa sedikit lebih nyaman.
"Aku takut" suara serak jungwon berbisik "apa aku bermimpi?"
"Kau... tidak bermimpi" iblis itu menyahut, terdengar prihatin "ini semua nyata"
Jungwon duduk bersila sambil menekan kepalanya yang terus berdenyut menyakitkan "aku ada dimana?"
Iblis itu menarik jungwon menuju jendela besar.
"Kau berada di underworld"
Sang iblis membuka tirai, dan jungwon tak pernah merasa lebih takjub dalam hidupnya. Underworld, neraka—ia tidak melihat api ataupun jiwa jiwa yang tersiksa.
Ia melihat sebuah peradaban.
Peradaban yang megah. Matanya berbinar menatap bangunan berfondasikan batu dan perak, sedikit iblis berterbangan di udara dengan sayap hitam mereka yang berkilau.
Bulan bersinar terang menyelimuti kota dibawah cahayanya, membuat ornamen ornamen perak yang berhamburan dimana mana memantulkan sinar yang sama terangnya.
Jungwon benar benar belum pernah melihat kota yang lebih indah dari yang ada dihadapannya.
"Ini... neraka?" Beo jungwon.
"Secara teknis, ya. Namun neraka yang kalian mortal tahu berada jauh dibawah tanah, disini, adalah pusat pemerintahan para iblis.
"Iblis memiliki pemerintahan?"
"Iya semacamnya" iblis itu menggaruk lehernya "kami memiliki susunan hierarki yang cukup ekstrim disini"
Kemudian suasana menjadi hening, mereka terlalu sibuk memerhatikan keindahan underworld.
"Namaku jungwon" perlahan ia menoleh kepada sang iblis, mengulurkan tangannya.
Iblis itu menurunkan tangannya "kami tidak melakukan itu disini"
Suasana menjadi canggung selama beberapa saat sebelum sang iblis berdehem "ngomong ngomong, namaku niki, iblis level 3"
"Iblis level 3?"
"Hierarki kami" sahut niki "setiap iblis memiliki kedudukannya masing masing, berdasarkan kekuatan mereka"
"Jelaskan padaku"
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
ORISON; JAYWON
Fanfiction'Jungwon selalu tertidur pukul 11 malam.' Warning! Adult scenes! c ruscusju