03. LOOKOUT FOR EVIL

1.5K 221 7
                                    

ON THE LOOKOUT FOR EVIL
A strange dream

Neneknya selalu bergurau, kalau kau terbangun dengan sakit kepala, artinya kau habis bermimpi buruk. Entah mimpi buruk apa yang jungwon alami sampai rasanya kepala mungilnya akan pecah berkeping keping.

Jungwon meraba seprai yang ia tiduri, ia tahu ini bukan ranjangnya dan ia sedang tidak berada di kamarnya dan jake.

Ia membuka matanya perlahan, ia disambut oleh yeonjun yang duduk di sisi tempat tidur.

Yeonjun menggenggam sebuah mug kaca berisi teh. Kantung matanya gelap, rambutnya acak acakan dan kemeja flannel yang dikenakannya semalam kusut—yeonjun terlihat sangat kacau.

"Hey? Sudah bangun?"

Jungwon mengangguk dengan kepala yang semakin berdenyut—entah apa yang terjadi semalam oh Tuhan.

"Dimana jake?"

"Dia membeli obat untukmu" yeonjun menyisip teh panasnya sedikit demi sedikit "kemarin kau pingsan didepan pintu kamar. Jaemin yang menemukanmu jadi kami membawamu kesini"

Jungwon hanya tersenyum simpul, yeonjun tidak tahu tentang penyakit tidurnya.

Mereka mengobrol. Namun dengan keadaan jungwon dan yeonjun, semakin lama jawaban seniornya itu semakin tidak nyambung, jungwon menjadi tambah pusing dan suasana menjadi begitu canggung.

"Aku hangover, maaf. Teh?" Tawar yeonjun.

Jungwon menggeleng, bersamaan dengan itu pintu menjeblak terbuka, menampakkan jake dengan sekantung makanan dan obat. Rambutnya dikuncir seperti tunas dengan celana kebesaran yang jungwon yakin bukan miliknya. Paling tidak jake terlihat segar.

"JUNGWON!" Jake berhambur kearahnya, langsung memeluk tubuh jungwon "man, i feel so bad. Maafkan aku"

Jungwon mendehum, terlalu lemas untuk menjawab.

"Jung? Kamu sakit?"

Jake memeluknya semakin erat, tangannya menarik punggung jungwon semakin dekat—dan saat itulah jungwon berteriak kesakitan.

"AKH!"

"Huh? Kenapa?"

"Aku tidak tahu, tapi punggungku perih sekali" jungwon meringis "sepertinya lecet"

"Lebih baik kita pulang agar aku bisa mengolesimu dengan salep" jake menoleh kepada yeonjun yang sama lemasnya dengan jungwon, jake tertawa "kita pulang dulu ya, kapan kapan jangan kebanyakan minum ya yeon HAHAHAHA"

Kepala jake dilempari bantal dan saat itulah jake menarik jungwon untuk melarikan diri bersamanya.



Jake dan jungwon tinggal di satu asrama. Jungwon satu tingkat lebih muda dari jake, jadi saat mereka mengatakan jake akan ber-roomate dengan seorang adik tingkat—jake berharap dia adalah orang yang baik, hanya itu. Dan datanglah Yang Jungwon, adik kelasnya yang mungil.

Kamar mereka tidak luas namun tidak sempit juga, ukuran yang sempurna untuk 2 penghuni.

Di pojok ruangan ada sebuah lemari baju, 2 meja belajar dan di kedua sisi jendela diletakan 2 ranjang, masing masing untuk mereka. Mereka membagi kamar menjadi 2 bagian juga—karena walau mereka menjadi teman akrab, keduanya masih menginginkan sedikit privasi. Bagian kanan kamar adalah wilayah jake dan kiri milik jungwon.

"Duduk disini" jake menepuk kasur disebelahnya.

Jungwon menurut, ia duduk kemudian menyingkap kaos yang dikenakannya sementara jake mengambil salep.

"Jungwon akan kuole—" jake diam, keadaan menjadi hening selama beberapa saat sebelum jake melanjutkan, "dude, when did you get tattooed?"

Huh? Jungwon membeo, ia menatap jake dengan pandangan bertanya sedangkan jake juga terlihat sama bingungnya.

"Tattoo, ada tattoo dipunggungmu jungwon" jake menunjuk punggungnya "why didn't you tell me?"

"Jake aku tidak punya tato, kau tahu ayahku sangat strict soal tat—" jungwon membisu saat jemarinya meraba permukaan punggungnya yang timbul. Ia menatap jake dengan horror.

"What the fuck"



"Aku yakin ini simbol keramat" gumam jake sambil menyorot tato jungwon dengan flashlight. Sementara jungwon menggigit jarinya gelisah, darimana datangnya tato ini?

Tak peduli seberapa inginnya jungwon untuk menganggap perkataan jake candaan—nyatanya tatonya memang terlihat seperti simbol keramat.

"Jake, selama kemarin aku tertidur di pesta, apa saja yang terjadi?"

Jake menatap langit langit, berusaha keras mengingat kejadian semalam. "Yang kutahu kau tergeletak di depan pintu kamar yang terbuka. Kau banyak meracau hal tidak jelas tapi aku tidak sadar, aku tipsy"

"Kau mabuk" koreksi jungwon, kini ia menghela nafas "lagipula. mana mungkin ada orang gila yang men-tato seseorang sembarangan di pesta"

Mereka terjebak dalam hening. Jungwon sibuk berpikir dan jake sibuk meneliti punggung jungwon.

"Menurutku tidak mungkin" ucap jake tiba tiba "tato ini terlalu bagus untuk hasil yang dibuat cepat cepat di pesta"

Jake menyapukan ujung jemarinya diatas tato itu "ini juga jelas bukan tato tempel. Ini terlalu sempurna, seolah menempel dikulitmu"

"Tapi ini baru muncul pagi ini saat aku terbangun"

Jake diam, kemudian berceletuk,

"Mungkin kau harus lebih banyak berdoa"

TO BE CONTINUED

ORISON; JAYWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang