04. STRANGE DAY

1.3K 207 3
                                    

TO GREED ALL NATURE
IS INSUFFICIENT.

"Mungkin kau harus lebih banyak berdoa"

Jungwon bukanlah seorang yang agamis, tetapi ia menuruti saran jake. Pagi tadi ia berlari luntang lanting dari asrama ke gereja kemudian kembali ke asrama lagi kemudian berangkat sekolah.

Tentu saja ia terlambat.

Ia memasuki kelasnya setelah berlari memutari lapangan sebanyak 15 kali, ditambah 5 karena dasinya tertinggal di asrama.

Kang Taehyun, ketua kelasnya menatap jungwon dari pojok kelas, prihatin. Tubuh jungwon basah dirembesi keringat, bibirnya pucat dan wajahnya kusam akibat kantung matanya.

Pada pukul 2 siang, taehyun membantunya izin pulang lebih awal karena kondisi tubuhnya yang tidak sehat. Semua mempercayainya, karena jungwon benar benar terlihat sekarat.

Jungwon pulang dengan tenaga yang terkuras, semenjak pesta yeonjun dan tato di punggungnya muncul, kondisi kesehatan jungwon terus merosot. Ia tidak mengerti, apa karena ia banyak pikiran?

Jungwon merebahkan diri diatas kasurnya tanpa melepas seragam, tasnya teronggok diatas lantai dengan buku bukunya yang jatuh berserakan.

Jungwon adalah maniak kebersihan namun saat ini, yang ia inginkan hanya sedikit tidur siang.

Dan tak lama, ia terlelap.



Apa kau pernah tidur tanpa bermimpi? kata jake itu lumrah, namun bagi jungwon mimpi selalu datang setiap kali ia tertidur.

Namun siang itu, jungwon tidak bermimpi. Tidur siang jungwon terasa begitu singkat. Padahal saat ia terbangun, jam menunjukan pukul 22.59 malam.

Jungwon hanya terbangun sementara.

Ia sudah tidur seharian namun ia masih merasa mengantuk. Ia memerhatikan kamarnya yang sudah gelap, jake sudah tidur diatas ranjangnya.

Jungwon masih mengenakkan celana seragamnya namun dengan kaus kuning polos—jake telah mengganti pakaiannya. Tubuhnya juga dibaluti selimut hangat.

Dan malam itu, Jungwon jatuh tertidur lagi pada pukul 23.00



Jungwon merasa tercekik.

Yang ia rasakan adalah sensasi yang familiar, jungwon merasa seolah tubuhnya ditarik ke dasar bumi, seolah ia menjadi seberat pohon pinus. Seolah ia akan mati jika mencoba untuk berdiri.

Jungwon belum membuka matanya, namun ia tahu ia sedang berlutut di genangan air—arusnya beriak setiap kali jungwon menggerakkan lututnya.

Tangannya dirantai, tidak erat, namun ia merasakan rantai besi yang membelenggunya bergemericik ketika ia tarik.

Ia membuka matanya.

Ia berada dalam sebuah tempat yang gelap, ia tak bisa melihat ujung dari genangan air ini. Tempat ini begitu luas, dan jungwon berada di tengah tengahnya.

Tiba tiba mata jungwon membelak, entah bagaimana, tiba tiba jungwon bisa merasakan keberadaan orang dibelakangnya—ia merasa ini pernah terjadi, tapi ia tidak ingat apapun.

"Siapa kau?" Sekuat tenaga jungwon coba untuk tidak gemetar.

Tidak ada jawaban.

"Aku bertanya, siapa kau?!" jungwon nyaris menjerit.

Jungwon meringkuk kala ia merasakan gelombang energi itu semakin kuat, semakin dekat.

Sosok itu menyentuh bahunya.

Jungwon ingin menangis.

Makhluk itu membalik tubuhnya dengan mudah, kemudian memaksa jungwon untuk membuka matanya, memaksa jungwon untuk menatapnya.

"Apa kau takut padaku?"

Jungwon tertegun.

Sepasang mata hitam menatapnya nyalang, wajahnya adalah pahatan yang sempurna. Hidung mancung, rahang tegas, rambut hitam.

Dan sayap hitam yang berkilau dibawah cahaya remang. Suatu hal yang tak mungkin dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh

Seorang iblis.

TO BE CONTINUED

ORISON; JAYWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang