Siapa yang membuat alur itu berubah? Si Malaikat baik hati berubah warna menjadi sebuah kegelapan yang menciptakan permainannya sendiri.
Na Jaemin, jika kebaikannya dia dibalas dengan penghianatan maka kali ini biarkan dia memberikan rasa yang sama...
Sebelum membaca book ini, tolong! Jangan salah paham sama karakter² yang ada disini dan bikin gak nyaman. Kalau dari awal ngebaca ini udah ngerasa ga suka sama karakter atau alurnya, tolong SKIP ajadari pada nanti malah makin nggak nyaman buat kalian.
aku ngambil karakter ini juga punya tujuan, ada alasan juga dan itu pasti buat pengaruh alurnya. Jangan baper tolong!
Tolong bijak, tau mana fiksi mana nyata. Dan kalian disini itu fiksi, jadi kode etiknya pasti ada.
_______________________________________________
Tubuh Jaemin bergetar menatap sebuah benda kecil dengan ukuran sedikit memanjang dan disana terlihat dua garis merah yang menjelaskan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I-ini.... P-punya siapa? "Lirih jaemin
Testpack
Iya, benda itu adalah sebuah alat untuk mengecek kehamilan. Jaemin tau sekali apa arti dari dua garis merah yang terlihat disana karena dia dulu juga pernah hamil dan melahirkan
Tapi ini bukan miliknya
Benda itu dia temukan di dalam saku jas milik suaminya. Lee Jeno
"Sayang... Kamu ngeliatin apa? " Tanya Jeno yang bingung ngeliat jaemin berdiri lemah memegang jas kerjanya
Jeno baru saja selesai mandi setelah bekerja seharian dari kantor dan ini udah malam
"Na? " Tanya Jeno sekali lagi karena jaemin nggak kunjung berbalik
Karena jengah akhirnya Jeno membalikkan tubuh jaemin dan disana Jeno langsung menegang dengan wajah pucat pasi
Benda yang di pegang jaemin
"N-na" Jeno gugup
"Bisa dijelasin Jeno? " Tanya jaemin
Tangan jaemin beneran bergetar saat hati dan kepalanya mulai tak seiras dalam merasakan dan berfikir
Hatinya menolak karena yakin Jeno nggak mungkin kayak gitu tapi pikirannya mengatakan kalau memang itulah kenyataan yang ada
Jaemin ingin menggeleng menolak tapi melihat wajah Jeno saat ini membuatnya lemah
"Jadi benar? " Lirih jaemin
"Nana.... Na, aku bisa jelasin" Ucap Jeno
Bibir jaemin mengulum senyum, hatinya benar-benar berdenyut setelah tau kenyataan ini
Jaemin membawa duduk dirinya di sisi ranjang. Masih dengan menatap benda yang sejak tadi dia pegang
Jeno ikut duduk di samping jaemin
"Siapa? " Tanya jaemin
Jeno tak ingin menjawab, bukan. Ini juga bukan kemauannya sampai berakhir fatal kayak gini