Tunangan dan Perdebatan

16 2 1
                                    

Masih dalam keadaan shock, ibu Arvin dan ibu Yasmin menyuruh Arvin dan Yasmin duduk terlebih dahulu agar mereka terlihat nyaman mendiskusikan pertunangan mereka.

"Apa-apaan nih, Mih? Yasmin masih mau sekolah dan berkarir, kok malah ditunangin gini?" Protes Yasmin tak rela.

"Aku juga, mah. Habis lulus nanti aku mau kuliah dan gapai cita- cita aku. Kalo ditunangin gini, rencana masa depanku bakal hancur." Sahut Arvin membuat Yasmin menoleh ke arahnya.

"Heh! Emang gue seburuk itu sampe bakal ngerusak masa depan lo?"

"Pikir kamu?"

"ARVIN!"

"YASMIN!"

Secara bersamaan, ibu Arvin dan ibu Yasmin menegur mereka.

"Mamah tidak pernah ajarkan ke kamu yah Arvin untuk berkata kasar sama perempuan." Tegur ibunya Arvin.

"Mamih juga nggak pernah ajarin kamu berkata kasar, menyolot, dan bersuara lebih tinggi dari orang yang bicara."

Menyadari itu, mereka pun segera meminta maaf dan mendengarkan pembicaraan di sana.

"Baiklah, saya selaku Ayah dari Yasmin menginginkan nak Arvin menjadi tunangannya karena om lihat kamu adalah jodoh yang baik untuk Yasmin." Ucap Ayah Yasmin.

"Begitu juga Ayah, Ayah menginginkan nak Yasmin menjadi tunangan Arvin karena mungkin kamulah orang yang pantas mendampingi Arvin selamanya." Ucap Ayah Arvin.

Bingung dengan semua ini, Yasmin pun hanya mengucapkan kata-kata yang bimbang.

"Bolehkah om berikan waktu saya dan Arvin untuk berpikir terlebih dahulu?" Tanya Yasmin.

"Boleh banget, namun om hanya berikan waktu tiga hari untuk berpikirnya, ya."

"Baik om, makasih."

Setelah diskusi singkat tersebut, mereka pun makan malam bersama terlebih dahulu, kemudian mereka pun pulang Kembali ke kediaman masing-masing.

Mansion Yasmin

Sesampainya di rumah, Yasmin langsung  mengajukan protes terhadap ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah, Yasmin langsung mengajukan protes terhadap ayahnya.

"Pih, apa-apaan semua ini?"

"Apanya yang apa-apaan? kalian bertunangan, kamu nggak denger apa yang ayah Arvin bicarakan?"

"Maksud Yasmin, kenapa kami bertunangan? Papih tau kalo aku punya pacar, kan?"

"Apa susahnya? putusin aja pacarmu itu."

"Nggak! Aku dan Langit saling mencintai, kami nggak akan putus semudah itu."

Tidak tahan dengan perkataan anaknya yang sering membantah, tanpa ayah Yasmin sadari, beliau mencekik anak kesayangannya tersebut.

"Berani banget kamu bantah perintah papih! Kamu tau nggak, papih capek ngurus kamu yang nakal dan selalu buat ulah di sekolah. Ditambah lagi kamu pacaran sama anak brengsek nggak jelas dan bawa pengaruh buruk untuk kamu."

Fake EngagementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang